Chap30

32 5 0
                                    


Happy reading!

..........

Lathan kembali masuk kerumahnya setelah mengantar Rain pulang. Alivia dan mamanya juga sudah pulang tadi siang.

"Assalamualaikum." Ujarnya.

Tidak ada jawaban, lelaki itu hanya tersenyum tipis. Tidak ada lagi yang akan membalas salamnya dengan cepat lalu segera menghampirinya sambil melontarkan berbagai pertanyaan seperti mengapa dia baru pulang.

Sesaat setelahnya seorang wanita berusia 50-an berlari pelan menghampiri Lathan, "Maaf Den, bibi di dapur tadi."

Lathan tersenyum tipis, "Gapapa, Ehm Papa mana bi?"

"Belum pulang Den, katanya ada urusan penting di kantor."

Lelaki dengan jaket zipper navi itu mengangguk paham, wajar saja ini sudah hampir seminggu papanya tidak meninjau perusahaan. Lathan kemudian berniat berlalu ke arah kamarnya setelah berpamitan pada asisten rumah tangga itu. Namun langkahnya terhenti, dan kembali berbalik.

"Ehm bi.."

Yang dipanggil segera kembali menoleh, "Ya, Den?"

"Kalo Daniel?"

"Oh tuan muda, dia ada dikamarnya."

Lathan mengangguk lalu melanjutkan langkah untuk menaikki tangga ke arah kamarnya.

Lelaki itu berniat membuka kenop pintu kamar bercat putih miliknya, matanya melirik sebentar ke arah ruangan dengan pintu bertuliskan 'Daniel' yang berada disebelahnya. Lathan sempat menghela nafas sebelum benar-benar masuk ke dalam kamarnya sendiri.

Lathan menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur bernuansa abu muda itu, sebelum sebuah benda pipih di atas meja belajarnya berdering tanda panggilan masuk, membuat Lathan akhirnya mau tak mau bangkit dan meraih ponselnya.

Lelaki itu segera mengangkatnya saat melihat nama Mark tertera di layar sebagai pemanggil.

"Kenapa?"

"Kata mama kalo nggak ada temen dirumah, nginep sini."

Lathan mengangguk, "Ada Daniel."

"Oke kalo gitu-" Belum sempat lelaki di seberang sana menyelesaikan ucapannya, telepon miliknya langsung digantikan oleh suara seorang wanita.

"Lathan?"

Lathan tersenyum mendengar suara yang cukup dihafalnya, "Tante Merin!"

Wanita di seberang menghela nafas,"Nginep aja disini ya?"

"Em mau sih Tan, tapi adek aku nanti sendirian."

"Papa kamu dimana?"

"Di kantor," Lathan menoleh ke arah kamar papanya, "Mungkin lembur Tan."

"Yaudah kalo gitu Mark aja nginep disana ya?" Ujarnya lagi.

Mark yang disebut namanya berdecak tapi tetap mengiyakan, Lathan hanya terkekeh mendengar percakapan antara lelaki itu dan mamanya.

"Nggak perlu Tan." Ucap Lathan.

"Gue kesana bentar lagi." Suara Mark mengakhiri panggilan.

Lathan menutup teleponnya, beralih mengetuk kamar disebelahnya. Ya kamar Daniel, mereka tidak pernah berbicara setelah mamanya pergi.

"Masuk!"

Mendengar itu Lathan masuk ke dalam kamar bernuansa abu tua itu. Daniel menoleh, menatap Lathan yang berjalan menghampirinya.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang