Chap20

26 7 0
                                    

Happy reading
.
.
.

.......

Rain menuruni tangga dari kamarnya dengan seragam sekolah yang sudah rapi.

"Pagi, Ma kak Dery mana?"

Wanita paruh baya yang disapa itu tersenyum, "Pagi," Ujarnya lalu menunjuk ke arah meja makan.

Disana seorang lelaki dengan jaket zipper abu muda sedang melahap makanannya dengan tenang.

"Kak anterin Rain ya.." Gadis itu menghampiri dan menepuk bahu kakaknya.

"Daniel?"

Rain mengangkat kedua bahunya, "Dia ada urusan katanya."

Hendery mengangguk paham, "Yaudah makan dulu."

Rain mengangguk dan beralih duduk di sebelah lelaki itu dan menyantap makanan miliknya.

"Papa mana?"

"Udah berangkat duluan, katanya ada meeting." Ujar seorang wanita menghampiri kedua anaknya.

Rain mendengus, "Kerja terosss."

"Rain.." Hendery menyenggol bahu gadis di sebelahnya.

"Iya iya maaf," gadis itu tersenyum terpaksa, "Cepet kak, Rain piket."

Ia bangkit dan menatap mamanya lalu sedetik kemudian menghampiri wanita itu untuk pamit.

"Rain berangkat yaa.."

Wanita itu mengangguk, "Iya hati-hati, Hendery hati-hati bawa mobilnya."

"Iya Ma."

........

"Mark!" Gadis yang baru saja turun dari mobil itu melambai ke arah lelaki yang kini baru saja ingin memasuki koridor.

Lelaki itu berbalik, dan sudah menduga suara lantang yang memanggilnya tidak lain adalah Rain.

Mark menggaruk tengkuknya, Rain pasti akan menanyakan tentang Lathan. Tapi ia harus menjawab bagaimana? Lelaki itu bahkan benar-benar tidak tau dimana Lathan.

Rain berlari ke arah lelaki itu dan tersenyum tipis, "Selamat pagi....."

"Pagi." Mark mengerutkan keningnya, "Tumbenan nggak langsung to the point."

"Apaan?"

Mark mengedikkan bahunya, "Lathan?"

"Nggak, gue nggak mau nanya apapun."

"Wow, ada peningkatan.." Lelaki dengan ransel maroon itu kini berdecak kagum pada Rain.

Rain tersenyum tipis lalu berlalu lebih dulu, "Gue duluan!"

"Eh eh tapi! Gue lebih aneh kalo lo nggak nanya."

Mark menahan ransel gadis itu hingga si pemilik sedikit terjungkal ke belakang.

Rain berteriak kaget, "Anjir Mark! Lo kenapa sih?!"

"Maaf maaf, gue temenin deh ke kelas."

Gadis itu mendengus, "Gak perlu."

Mark tidak menjawab, tapi lelaki itu mulai menyamakan langkahnya dengan gadis di sebelahnya.

"Kayaknya dia nggak masuk."

Rain menoleh, "Siapa?"

"Lathan."

Gadis itu berdeham sebelum berujar, "Kenapa?"

"Nah kann penasaran.." Mark terbahak, "Udah la Raina jangan sok nggak kepo."

"Sok nggak kepo apaan sih, orang beneran nggak kepo kalo lo nggak bilang gitu."

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang