Chap38

22 6 0
                                    


Happy reading!

...........

Tidak ada playlist yang cocok untuk chapter ini.
.
.
......

Lathan turun dari kamarnya dan melihat Daniel yang duduk bersantai di sofa ruang keluarga. Lelaki yang lebih muda itu menoleh sekilas ke arah Lathan sebelum kembali fokus pada televisi.

"Kemana lo?"

Lathan menggaruk tengkuk karena bingung mengatakannya, "Ehm."

Daniel menatap lelaki itu, "Ketemu Raina?"

"Iya."

Jawaban itu membuat Daniel mengangguk paham.

"Jalanan macet."

Lathan menaikkan alisnya tanda bertanya, "Tau dari mana?"

"Gue baru pulang, mending lo pakai motor."

Lelaki yang lebih tua dua tahun darinya itu memeriksa jam tangan lalu mendengus putus asa, "Motor gue di bengkel."

Sebuah lemparan benda cukup kecil mengejutkan Lathan, tapi respon refleks lelaki itu memang cukup bagus jadi ia dengan mudah menangkapnya.

Lelaki itu tersenyum penuh arti saat melihat benda yang dilemparkan Daniel.

"Thanks!"

........

Lathan melajukan motornya di tengah padatnya kota, lelaki dengan hoodie abutua itu terus tersenyum sepanjang perjalanan, apalagi jika membayangkan wajah gadisnya yang tersenyum melihat apa yang ia siapkan.

Gadisnya? Hm, ingatkan Lathan jika mungkin ia terlalu percaya diri, karena ditembak saja belum. Apalagi diterima, belum tentu!

Lathan terkejut saat seseorang dengan motor yang mirip Daniel kini menyertainya di jalanan.

"Turun lo Daniel!" Teriaknya membuat Lathan bingung.

Lathan tidak menjawab apapun, ia hanya terus melajukan motornya tanpa memedulikan seruan di sebelahnya. Tapi lelaki itu terus menghimpitnya hingga membuat Lathan hampir kehilangan fokus.

"Gue bukan Daniel!"

Yang mendengar itu terbahak, "Oh ya? Terus siapa? Lathaniel?"

Lathan mendumel, "Bangsat udah tau suara gue sama Daniel beda, budek banget!"

"Berhenti cupu! Gue bakalan bunuh lo kalo nggak berhenti!"

Lathan menatap lelaki itu dengan mata yang mulai menahan amarah, apa hubungan lelaki ini dengan Daniel?

Lelaki itu mulai menabrakkan motornya ke arah motor Lathan, membuat Lathan benar-benar melihat tulisan stiker di bagian depan milik milik lawannya.

Dikta Angkara

Lathan kembali ingin menginterupsi orang di sebelahnya, tapi sebelum itu sosok itu menyenggol motornya cukup keras hingga ia kehilangan keseimbangan. Matanya menangkap silau lampu kendaraan dari tempatnya, ia mencoba meminggirkan arah motornya tapi nihil. Yang ia rasakan setelahnya hanya sebuah benda besar menubruk tubuhnya cukup keras, hingga ia tidak merasakan apapun lagi selain rasa sakit.

Lelaki yang tadi berkendara di sebelah Lathan membelalakkan matanya dan saat mendengar suara yang cukup keras lalu dengan tergesa meminggirkan motornya dan berhenti.

Ia turun dengan tertatih menghampiri sosok yang kini terkapar di aspal tanpa pergerakan.

"Gue mau bunuh lo, kenapa lo bunuh diri sendiri?" Ia mendengus tapi tak urung tersenyum.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang