Chap35

27 3 0
                                    

Happy reading!

.......

"Mark, kado buat cewek apaan?"

Mark yang sedang sibuk bermain game di ponselnya kini mendongak dan menatap lelaki di depannya.

"Kado apa?"

"Rain bentar lagi ulang tahun." Jelas Lathan.

Mark terlihat berpikir sebentar, "Hm apa yang dia suka? Nah itu kadoin."

Lathan mengangguk paham, "Gue?"

"Maksudnya?"

"Raina sukanya gue.."

Lelaki setengah bule itu mendengus dan memejamkan matanya sesaat menahan emosi, "Sumpah gue udah capek sama lo Than.."

Lathan menghela nafas sedih, "Jadi, lo mau putus dari gue?"

"Stress!" Ujar Mark lalu beranjak meninggalkan Lathan, tapi sebelumnya ia masih sempat menjitak kepala lelaki itu.

Lathan terkekeh sendiri, sebelum akhirnya ikut bangkit dan menyusul Mark kembali menuju kelas untuk mengambil jersey basketnya.

Dari jauh pandangannya melihat sosok yang berjalan di koridor sambil membenahi ikat rambutnya sendiri. Lathan tersenyum dan segera menghampiri gadis itu.

"Rain!" Panggilnya membuat si pemilik nama segera menoleh.

Rain tersenyum, ia melambaikan tangannya ke arah Daniel yang berjalan tak jauh darinya dan beralih menghampiri Lathan.

"Lathanieelll!" Sapanya.

"Mau kemana?"

Rain menggeleng, "Nggak kemana-mana sih. Bosen soalnya Raya nggak masuk."

Lathan mengangguk paham, "Gue tanding basket nanti, mau nonton?"

"Oh ya? Emang lengannya udah baikan?"

"Udah lah, inimah gampang. Pasti tetap menang."

"Gaya lo! Tapi boleh deh, jam berapa?"

Lathan menunjuk ke arah lapangan basket yang kini diisi anak-anak OSIS untuk membantu membersihkan lapangan, "Bentar lagi."

"Kok gue gatau ya?" Tanya Rain bingung.

Lelaki itu terkekeh, "Kapan sih anda tau acara sekolah, saudari Raina Anindya?"

"Oh iya ya," Gadis itu menggaruk tengkuknya, "Yaudah kalo gitu, belum ke lapangan?"

Lathan mengangguk, "Mau ambil baju sebentar di kelas."

........

Dan disinilah Rain kini, menatap lapangan basket lebih dekat dari tribun penonton. Untuk menatap Lathan, mungkin lebih baik dari rooftop saja, karena Rain luar biasa silau berada disini.

Pandangannya beralih saat merasa seseorang menghampirinya dan duduk di sampingnya. Rain menoleh, cukup kaget karena yang dilihatnya kini adalah Melody.

"Kak Melody?"

Gadis itu menatapnya dan tersenyum tipis, "Disini lebih baik." Ia menunjuk tribun seberang mereka, "Disana berisik."

Rain mengangguk, tersenyum sekilas ke arah gadis itu dan kembali menfokuskan pandangannya ke arah lapangan.

"Lathaniel.."

Rain menoleh, "Kenapa kak?"

"Kamu suka sama Lathan?"

Rain tidak terkejut dengan pertanyaan gadis itu, hanya saja bukankah ini terlalu canggung untuk sebuah percakapan pembuka? Lagian mereka tidak pernah cukup akrab.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang