Chap28

28 4 0
                                    

Happy reading!
.
.
.

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.......

Rain kembali pulang kerumahnya setelah Hendery kembali datang dan menjemput gadis itu setelah pemakaman.

"Rain udah pulang?" Seorang wanita menghampiri kedua anaknya itu.

Rain memeluk mamanya dan menyalaminya, "Maaa."

"Iya sayang," Wanita itu mengusap rambut Rain, "Mama turut berdukacita buat Lathan."

Gadis remaja itu mengangguk. Hendery ikut menyalimi wanita itu saat Rain melepaskan pelukannya.

"Kalian istirahat ya aja dulu ya."

Keduanya mengangguk, lalu berlalu ke arah kamar masing-masing.

"Rain." Panggil kakaknya.

Rain menoleh, sejujurnya ia belum berbicara apapun dengan Hendery sepanjang perjalanan dari rumah Lathan hingga kini.

Lelaki yang lebih dewasa itu meretangkan kedua tangannya, membuat Rain berhambur memeluk Hendery dengan mata berkaca-kaca.

"Rain takut Lathan kenapa-kenapa kak."

Hendery mengusap bahu adiknya, "Nggak akan, kamu kan tau Lathan itu kuat."

Gadis itu terisak, "Tapi kita nggak pernah tau, sedalam apa luka yang Lathan tanggung."

"Itu sebabnya, kita harus dukung dia."

Rain mengangguk, "Pasti."

Gadis itu memasuki kamarnya dan bergegas untuk mandi. Setelah selesai dan berganti pakaian, Rain segera meraih ponsel di atas meja belajarnya.

Ia segera membuka log panggilan dan mendial salah satu nomor dalam daftar teratas.

"Halo Kak."

"Ya Rain?"

"Gimana keadaan Lathan?"

"Kamu nggak nelpon dia?"

Rain menggeleng, "Nggak."

"Mau bicara sama Lathan?" Terdengar helaan nafas dari seberang, "Dia dikamarnya, lagi istirahat."

"Boleh kak?"

"Ya boleh lah, tunggu sebentar ya."

Rain mengangguk, setelahnya terdengar langkah gadis itu berjalan menaiki tangga.

"Rain?"

Rain kembali menempelkan ponsel pada telinganya, "Iya kak?"

"Maaf ya, Lathan-nya udah tidur."

Gadis dengan piyama itu menghela nafas lega, "Gapapa kak, bagus deh kalo dia istirahat."

"Kalo Daniel?" Ujarnya kembali bertanya.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang