Chap13

35 6 0
                                    


"Dan hari itu, aku baru saja merasakan muaknya meladeni benalu bernama rindu."
.
.
.

Playing
Everything i need - Skylar Grey
.
.
Happy reading!

.......

Suara ketukan pintu kamar membuat si pemilik kamar menghentikan kegiatannya yang sedang sibuk bersiap ke sekolah. Dalam beberapa detik kemudian, pintu terbuka dan memunculkan seseorang yang biasa Rain hindari, yaitu mamanya yang kini berdiri di depan pintu dengan nampan berisi makanan.

"Rain jangan lupa sarapan ya."

Rain menatapnya sebentar, "Aku bisa ke dapur kalo mau makan."

Wanita paruh baya itu kini menghampiri gadis yang tengah sibuk memasang dasi sekolahnya itu, Ia meletakkan nampan berisi makanannya di nakas dan menatap Rain dari pantulan cermin.

"Mama tau, tapi emangnya kamu mau ke dapur kalo ada mama sama papa?"

Rain mengangguk singkat, "Nanti aku sarapan sama kalian."

"Beneran?" Ujarnya setengah percaya, tapi wajah wanita yang ia sebut mama itu kini sungguh berubah 180° lebih ceria.

Gadis itu kembali mengangguk dan tersenyum tipis, "Iya."

"Mama udah masak makanan kesukaan kamu, kalo gitu mama tunggu di dapur ya."

Wanita itu mengambil kembali nampan yang tadi ia bawa lalu segera berlalu keluar kamar dengan semangat.

Beberapa menit setelahnya, Rain keluar kamar, menuruni tangga dengan seragam lengkap dan tas ransel berwarna cream yang hanya ia sampirkan di lengan kiri.

"Selamat pagi."

Sosok wanita yang ia sebut mama itu menyambut hangat dan segera menyuruh Rain duduk, disana sudah ada Hendery yang tersenyum penuh arti dan Papanya yang masih terlihat heran dengan sikap gadis itu.

Rain tersenyum ke arah ketiga orang di meja makan, "Pagi juga."

"Pagi cantik." Ujar Hendery menggoda adiknya dari arah seberang meja.

Rain mendelik, "Pagi jelek."

Mendengar itu, Hendery langsung memasang wajah sok sedih, "Ma liat ma, liat anak kesayangan mama tuh."

Wanita paruh baya yang sedang sibuk menyendok lauk itu tersenyum, "Kan kamu yang mulai Dery."

"Tuh! Wleee."

"Iya iya, anak kesayangan mah dibelain terus."

"Hendery jadi anak kesayangan papa aja, mau?" Tawar papanya.

"Boleh." Lelaki itu mengangguk antusias, "Asal ngisi rekening Dery-nya lebih dari mama."

"Gampang itumah."

"Rain nggak usah dikasih ya pa."

"Nggak bisa gitu dong, harus dikasih, masa gitu sama adiknya "

"Yaudah tapi lebih rendah dari aku ya? Soalnya si hujan pasti dikasih berapa digit sama mama." Hendery mendengus sok kesal.

"Iri?" Rain mendelik, "Kasian, hidup penuh iri dengki."

Wanita yang begitu mirip dengan si bungsu kini menegur, "Sutt, gak boleh gitu sama kakaknya."

Meski setelahnya sarapan mereka lebih banyak diisi oleh suara denting sendok yang mengisi kekosongan.

Namun tak jarang wanita dengan jas kerja itu melemparkan candaan dan pertanyaan agar tidak canggung dan agar mereka benar-benar terlihat seperti keluarga.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang