Chap29

25 5 0
                                    

Happy reading!!
.
.

.......

Seorang remaja laki-laki dengan kaos hitam kini duduk termenung di sofa balkon kamar miliknya. Lathan hanya menatap lurus ke depan di antara hamparan gedung kota yang begitu padat.

Lathan membuka ponselnya yang tidak pernah ia sentuh dalam dua hari terakhir, apalagi setelah mamanya pergi. Tangannya menggulir layar galeri yang menampilkan foto lelaki itu dengan wanita yang begitu disayanginya itu.

Ia tersenyum, rasanya masih seperti mimpi saat wanita itu meninggalkannya sendiri. Sekarang Lathan harus lari kemana saat ia butuh sandaran?

Ketukan pintu sekilas yang diikuti suara kenop pintu yang terbuka membuat Lathan menoleh dan menemukan seorang lelaki paruh baya kini berjalan kearahnya.

Lathan segera bangkit dan menghampirinya, "Papa?"

Pria paruh baya itu tersenyum dan menyentuh bahu anaknya, "Sudah makan?"

Lathan mengangguk, "Udah."

Pria yang tak lain adalah Pranaja itu menghampiri tepian tempat tidur dan duduk di sana, ia menepuk tempat di sebelahnya agar Lathan ikut duduk. Lelaki itu paham dan segera menghampiri papanya.

"Ada apa Pa?"

"Cuma mau lihat kamu." Ujarnya tersenyum.

Lathan tersenyum tipis, "Papa... baik-baik aja?"

"Tidak." Pria itu menggeleng, "Tapi papa akan segera baik-baik saja."

Hening.

"Lathan?" Ujarnya kembali bersuara.

"Ya?"

"Kamu juga harus baik-baik ya, masih ada Papa dan Daniel."

Lathan mengangguk, "Tentu."

Pria itu menyentuh kedua bahu anaknya lalu memeluknya erat.

"Papa terlalu sibuk dengan urusan kantor, sampai tidak sadar anak sulung papa sudah begitu besar sekarang." Ucapnya sembari menepuk-nepuk bahu Lathan.

Lathan memejamkan matanya, Lelaki itu selalu senang ketika orang yang ia panggil papa itu memanggil Lathan anaknya.

"Papa juga, papa masih punya Lathan dan Daniel. Kita bakalan selalu disini." Lathan menepuk pelan pundak papanya, "Jangan terlalu keras, papa harus banyak istirahat, sekarang mama nggak ada lagi buat marahin papa karena lembur."

Pria paruh baya itu melepaskan rangkulannya, "Iya nak."

"Papa mau ketemu Daniel dulu ya." Lanjutnya lalu bangkit berdiri menuju pintu.

Lathan mengangguk setuju, ia melihat pria paruh baya itu mencoba mengusap matanya sendiri sembari keluar kamar untuk menghalau air mata.

Tok tok!

Lathan kembali menoleh ke arah pintu beberapa saat setelah sebuah ketukan dari luar pintu kamar mengusiknya. Lelaki itu bangkit dan berbalik menuju pintu untuk membukanya.

"Helooow!!" Seorang gadis dengan hoodie  berwarna blue baby kini berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangannya.

Lathan tersenyum dan tangannya terulur untuk mengacak rambut gadis itu, lalu pandangannya beralih pada tangan kiri Rain yang menenteng paper bag yang kini menyita perhatiannya.

"Itu apa?" Tanyanya.

"Titipin mama, tapi tadi lupa naro di dapur." Gadis itu menggaruk tengkuknya.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang