Chap3

61 10 0
                                    

"Because of you my heart is beating beyond normal limits."

......

Playlist recommend
Heart attack - Demi Lovato

......

Happy reading❤️

.

....

Rain meruntuk pada dirinya sendiri karena melupakan buku tugas milik Raya di sekolah. Jika ia tidak mengambilnya, bisa dipastikan gadis itu akan mengamuk padanya nanti.

Dan kini disinilah ia, mencari buku itu di loker kelas padahal hari sudah menunjukkan pukul 18.35, artinya sebentar lagi malam. Tentu saja sebenarnya, Rain tidak seberani itu untuk tetap berada disana di jam-jam seperti ini.

"Huh, dimana sih?" Gadis itu mengobrak abrik lokernya dan tidak menemukan apapun.

Rain tidak tau lagi sudah berapa kali ponsel di saku ransel miliknya berdering. Siapa lagi jika bukan Hendery, lelaki itu pasti akan memarahinya nanti karena pulang terlambat.

Rain tau lelaki itu sangat menyayanginya tapi alasan lebih tepatnya pasti karena dia juga dimarahi oleh mama. Karena saat pagi tadi kakaknya itu tidak menyapa Rain karena dimarahi orang rumah perihal ia diantar oleh Alivia.

"Halo!" Rain akhirnya mengangkat panggilan karena cukup risih dengan benda pipih yang terus berdering itu.

"Kamu dimana? Pulang!"

Suara dari balik telepon membuatnya memutar bola mata malas, "iya sebentar lagi."

Terdengar Hendery menghela nafasnya, "Kamu ngapain sih dek? Nggak mungkin sekolah sampai malem kan?"

"Buku ketinggalan jadi balik lagi ke sekolah."

"Kalo gitu kakak nyusul."

"Nggak usah, bentar lagi pulang."

Lelaki itu diam cukup lama sebelum kembali berujar, "Kakak jemput, ini udah diomelin mama tau.."

"Yaudah iyaa." Ia menutup telepon itu dan keluar kelas.

Rain akhirnya memutuskan untuk pulang, percuma saja buku itu sepertinya tidak ada disini. Biarkan saja jika Raya marah besok, aku sudah lelah dan ingin pulang.

Ia menyusuri koridor sekolah yang sangat sepi itu dengan bantuan senter ponsel. Sialnya, beberapa saat kemudian ponsel itu mati dan sekarang hanya remang-remang cahaya dari gerbang yang masih cukup jauh.

Rain mulai berpikir apakah sekolah ini tidak bisa memasang lampu di setiap sisinya agar siapapun yang pulang terlambat tidak akan menjadi setakut ini.

Dan sekarang gadis itu merasa sedang uji nyali.

Ia berjalan lebih cepat saat merasa ada langkah seseorang mengikutinya. Ada cahaya juga dari belakang tapi Rain terlalu takut hanya untuk sekedar menoleh, bagaimana jika itu hantu? Tapi akan jauh lebih menyeramkan jika yang mengikutinya adalah penjaga sekolah. Bisa-bisa Ia dikenai sanksi karena masuk sekolah diluar jam pembelajaran.

Semakin ia melangkah cepat, maka derap langkah di belakang itu juga semakin cepat mengikutinya. Oh tidak, jika itu sesuatu yang jahat setidaknya tunggu Rain lulus SMA. Tidak sampai dua tahun lagi kok.

"Hey!" Panggilan itu dan gerakan tangan seseorang yang menahan lengannya membuat Rain hampir saja berteriak.

Untungnya ia segera berbalik dan menemukan jika itu memang seseorang. Rain mendongak saat dia melepaskan tangannya dan mengarahkan cahaya ponsel ke arah wajahnya sendiri.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang