Chap26

26 6 0
                                    

Happy reading!
.
.
.
........

Lathan mengambil ponselnya di atas meja belajar, lelaki itu sedang bersiap untuk keluar. Ia berniat untuk kerumah Rain, bagaimanapun kali ini Lathan harus berhasil menemui gadis itu dan mengajaknya bicara.

Hingga sekarang, lelaki itu sudah siap dengan jaket jeans berwarna denim terang dan sedang sibuk menyugar rambutnya kebelakang.

Setelah siap, Lathan segera menuruni tangga dan menuju bagasi untuk mengambil motornya. Ia tidak perlu pamit karena tidak ada orang dirumah, bahkan asisten rumah tangganya di rumah sakit. Jadi hanya ada satpam yang berjaga di pos depan.

"Udah mau balik kerumah sakit lagi den?" Pria dengan seragam satpam itu menyapanya ramah.

Lathan tersenyum dibalik helm full face miliknya, "Iya pak, tapi mau mampir dulu kerumah doi."

"Oh begitu, tapi doi itu apa den?"

"Ck masa bapak nggak tau sih? Doi itu, Dia-Orang-Istimewa."

Pria paruh baya itu mengangguk paham, "Oh, berarti pacar Aden?"

"Nggak bisa dibilang pacar juga sih pak, soalnya nggak pernah jadian." Lathan menggaruk tengkuknya, "Tapi dijamin, itu masa depan Lathan."

"Mantep Aden mah, yasudah mongo-mongo." Pria itu tersenyum dan segera membuka gerbang agar lelaki itu bisa keluar.

"Makasih Pak! Doain malam ini dia nggak marah lagi!"

Pria itu mengerutkan dahinya, "Lah, lagi berantem?"

Lathan yang sudah keluar dari gerbang menjawab dengan sedikit berteriak, "Iya Pak, makanya doain dimaafin!!"

.........

Suara panggilan dari benda pipih di tangannya membuat lelaki itu menghentikan langkahnya untuk menghampiri rumah Rain dan segera mengangkat telepon saat melihat nama papanya tertera disana.

"Halo pa?"

"Kamu dimana Lathan?"

"Ehm, Lathan lagi di rumah Raina."

"Udah lama?"

Papanya tidak akan bertanya siapa Raina atau Rain, karena Lathan selalu menceritakannya pada semua orang dirumah. Jadi bahkan tukang kebun rumahnya pasti tau siapa gadis itu.

Lathan menggaruk tengkuknya, "Baru sampe sih. Masih di depan."

"Maaf, Lathan bisa balik ke rumah sakit dulu?"

"Kenapa pa?"

"Mama kamu.."

Setelahnya Lathan hanya ingat, bahwa dia segera mengambil motor dan kembali melaju berbalik arah ke rumah sakit.

........

Rain duduk di depan meja belajarnya dengan tatapan ke arah ponsel yang menggulir laman Instagram miliknya. Gadis itu merasa bosan dan tidak melakukan apapun dirumah.

Ia memutar kursinya hingga menghadap jendela kamarnya, Rain menghela nafas benarkan?  Bahkan apapun yang ia lihat selalu mengingatkan tentang Lathan.

Rain meraih ponselnya dan membuka salah satu aplikasi lalu memandang benda pipih itu sesaat tanpa memencet layarnya. Gadis itu memperhatikan room chat miliknya dan Lathan yang akhir-akhir ini hanya berisi spam chat dan panggilan tak terjawab dari lelaki itu.

💬Lathaniel Arsenio
Rain, gue kerumah ya..

Pesan itu sudah diterima sekitar satu jam yang lalu, Rain hanya baru saja membacanya. Jujur saja, gadis itu juga tidak tau bahwa Lathan pernah mengirim pesan seperti itu.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang