Selama dia bekerja di perusahaan, ini pertama kali nya dalam hidup Susi dan ketiga sahabat nya mengikuti kerja bakti yang entah siapa merencanakan nya tapi benar-benar membuat ke-empat orang itu tak berhenti mengeluh.
Bahkan yang mereka lakukan sejak tadi hanya lah berdiri, sesekali memerintah pekerja lain nya untuk mengambil air minum dan makanan yang telah di sediakan oleh boss mereka, siapa lagi jika bukan Ari. Menyebalkan, begitu lah kira-kira batin Susi menggerutu.Seharus nya hari minggu adalah waktu nya mereka untuk bersantai di rumah, melakukan apapun yang bisa menghilangkan rasa jenuh. Tapi lihat sekarang? Pria itu bahkan hanya duduk di bawah payung sembari memainkan ponsel yang semakin membuat panas hati Susi melihat nya.
Kembali pada beberapa jam lalu sebelum mereka berkumpul di sini, Susi sempat kesal dengan Ari karena pria itu terus menggoda nya padahal pria itu sangat tahu jika saat ini Susi sedang sakit gigi yang membuat denyutan di kepala nya semakin terasa. Lalu dengan lantang dia mengatakan jika Ari harus mencari kegiatan lain selain dari mengganggu nya, pria itu langsung terdiam kemudian menelponi seluruh karyawan lalu mengumpulkan mereka semua di halaman kantor tanpa terkecuali, termasuk Susi sekali pun.
Perempuan itu tak habis pikir kenapa suami nya memiliki kecerdasan yang luar biasa sehingga ketika ia meneriakkan penuh rasa kesal agar mencari kegiatan bermanfaat maka di sinilah mereka berakhir dengan segala peralatan kebersihan, wanita itu tak henti menahan sakit dan nyeri di pipi kanan nya sambil menahan mulut nya agar tidak menyumpahi lelaki itu. walau bagaimana pun, Ari sekarang telah menjadi Suami nya. Apapun yang terjadi pada lelaki itu pasti akan melibatkan diri nya juga, jadi Susi harus belajar menahan umpatan yang siap meluncur.
Benar-benar tidak memiliki rasa kemanusiaan!
Dasar boss sialan, kampret sialan!
Goblok! Punya suami bangke!
"Aish. Dasar boss kampret sialan!"
Susi mengacak rambut nya kesal karena tak bisa mengeluarkan kata-kata kasar pada lelaki itu, kepala nya ikut merasakan nyeri karena terus memikirkan cara apa yang pantas untuk membalas perbuatan Ari sekarang.
Tingkah nya yang aneh membuat kedua orang di samping nya pun kebingungan.
"Mbak Sus, sehat kan? Gue ngeri kalo udah begini, udah lama banget gak liat mbak atraksi soal nya." Winda bicara sangat pelan namun mendapat tatapan bengis dari mantan sekretaris boss tersebut. Apa? Susi memang mantan sekretaris, naik jabatan menjadi istri kan?
"Gue mau cekek orang! Sekarang juga!" Balas Susi dengan mengalihkan pandangan nya pada sosok Ari lagi.
"Kalian berantem?" Tanya Rani pelan, demi keselamatan diri mereka agar tidak ikut terseret. Aura orang yang sedang bertengkar memang selalu tak terlihat tapi percaya lah jika tatapan yang terpancar dari kedua mata Susi menunjukkan kalau dia sangat ingin menendang selangkang suami nya.
"Kalo di liat sih, mereka gak berantem. Mungkin karena punya pak boss cepat layu maka nya mbak Sus kesal. Tissu magic kayak nya gak mempan, mungkin Blue Moon atau Foredi bisa membantu masalah ranjang kalian?"
Winda dan Rani menahan nafas mereka ketika melihat sorot tajam yang terpancar dari mata Susi, dua kali lipat lebih menyeramkan dari sebelum nya. Kedua gadis itu saling menatap, saling memberikan isyarat agar memberi pelajaran untuk lelaki gempal itu.
PLAK!
Mereka berdua kompak memukul bahu Arifin sambil tertawa penuh keterpaksaan, mendelik sadis penuh peringatan.
Winda mendekatkan kepala nya ke telinga Arifin sambil membisikkan sesuatu."Lo kalo mati, jangan sekarang goblok! Utang lo belom lunas sama gue."
Arifin menoleh ke wajah Winda menaikkan sebelah alis nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kampret!
HumorPERINGATAN! Kalo kelen bukan penyuka drama, bucin parah, dan juga menye-menye mending jangan mampir karena disini bakal penuh sama kebodohan karakter utama. ARI-SUSI Kita ini berumah tangga, bukan lagi main ular tangga yang bisa lempar dadu sana si...