Usia kehamilan Susi sudah menginjak tujuh bulan, dan selama itu juga Ari harus menahan segala sesuatu yang berkaitan dengan perubahan drastis sikap istrinya. Dia harus menuruti semua keinginan anaknya didalam perut, kalau tidak Susi bisa merajuk dan melarangnya masuk kedalam rumah.
Terhitung dari satu bulan kandungan, Ari sudah banyak menelan kepahitan bukan dalam artian menyakitkan tapi penuh kejengkelan dan rasa kesal. Bagaimana mungkin anaknya sudah mengajak perang sejak zigot sampai sekarang, dan yang lebih meresahkan lagi jenis kelamin anak mereka tertutupi lipatan kaki hingga mereka tidak bisa melihat.
Sebagai manusia yang paling sering melakukan kesalahan, Ari menerima bagaimana pun bentuk anaknya ketika lahir nanti mau dia laki-laki atau perempuan bukankah semuanya sama, lagi pula mereka adalah rejeki besar yang akan membawa hoki.Banyak hal random yang rela dia lakukan untuk menjad suami siaga, mendekati kelahiran seperti sekarang Ari menjadi lebih ekstra menjaga Susi. Bahkan ibu nya dan mertua sampai harus menginap dirumah, karena Ari tak lagi mengijinkan Susi datang kekantor tapi yang anehnya justru dia seperti orang gila kalau ibunya menelpon mengatakan perut Susi sering kram disiang hari.
Ada saja hal aneh yang sering kali Susi minta untuk dilakukan oleh suaminya, mendekati usia tiga bulan Susi merengek agar Ari mencarikan pohon mangga yang hanya berbuah satu lalu buahnya dia mau makan. Bukan main susahnya mengelilingi Jakarta hanya untuk menemukan pohon sialan yang bahkan nyaris tak ada, susah payah dia meminta bantuan mertuanya agar menemukan pohon mangga yang hanya satu buah sampai mereka harus ke Bogor untuk mendapatkannya. Ari juga pernah menahan makian dari seorang laki-laki asing yang Susi elus kepalanya, pria itu tidak memiliki rambut alias botak dan entah setan apa merasuki istrinya sampai berani mengelus kepala lelaki itu penuh perhatian. Pria yang memiliki badan dua kali lipat dari Arifin itu membuat nyali Ari sedikit gentar, mungkin dia bisa jadi perkedel kalau ditinju. Akhirnya setelah kejadian memalukan itu, Ari menjelaskan tingkah aneh istrinya barulah orang itu mau mengerti dan membiarkan Susi kembali mengelus kepala yang tanpa rambut sehelai pun.
Pernah juga Susi menyuruh Ari berdandan layaknya penyanyi dangdut diacara pernikahan, semua hal yang tidak pernah terpikirkan sekali pun oleh Ari dia rela melakukannya. Cinta membuatnya semakin bertekut lutut pada wanita itu, dia mungkin sesekali menertawakan tingkahnya yang ketakutan atau khawatir berlebihan kalau Susi ingin pergi kepasar sendiri. Dan yang lebih membuatnya tak bisa jauh dari perempuan itu adalah bengkak pada kakinya.
Dokter bilang itu normal bagi ibu hamil, kurangi sedikit makan garam dan mulai rajin jalan pagi. Apalagi Susi menginginkan melahirkan secara normal, apapun caranya dia harus menjaga kesehatan. Bengkak dikaki nya masih belum nampak hanya saja sepatu-sepatu kerja nya terasa mungil saat dipakai.
Dan sekarang, pasangan suami istri itu sedang melewati weekend mereka dengan membentang karpet dihalaman rumah, membawa beberapa piring buah yang sudah disiapkan oleh bu Lastri. Hari ini mama Ari tidak ada karena pekerjaan menanti minta diselesaikan, wanita paruh baya itu sangatlah antusias menanti kehadiran cucu pertama mereka.
Ari mengelus kaki istrinya yang dia letakkan dipaha, dia sangat hafal kalau Susi menyukai sentuhannya. Jangan lupakan kalau setelah melewati enam bulan penuh drama, Ari akhirnya merasakan juga nikmat lain yaitu Susi lebih manja dari biasanya. Seperti sekarang, Ari sengaja mengeluarkan bantal besar berbentuk kursi agar Susi tidak kesulitan berdiri. Kecantikan wanita itu berkali lipat bertambah, aura yang dipancarkannya semakin membuat siapapun tak henti memuji.
"Yang, aku mau kekamar bentar". Susi bersuara setelah beberapa menit tadi memejamkan mata merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya.
"Kamu mau ngambil sesuatu? Biar aku aja yang kekamar". Ari menawarkan diri, dia hanya tidak mau kenyamanan Susi terganggu hanya karena mau mengambil barang yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kampret!
HumorPERINGATAN! Kalo kelen bukan penyuka drama, bucin parah, dan juga menye-menye mending jangan mampir karena disini bakal penuh sama kebodohan karakter utama. ARI-SUSI Kita ini berumah tangga, bukan lagi main ular tangga yang bisa lempar dadu sana si...