Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ari terkena gejala penyakit tipus yang itu artinya dia tidak boleh terlalu lelah, susi segera menghubungi ayahnya untuk datang kerumah sakit bersama sang ibu sedangkan kedua orang tua ari mereka tidak bisa datang karena masih di Kuala Lumpur ada sodara dari pihak ibu ari yang menikah. Susi hanya menatap wajah pucat suaminya tanpa henti berdoa dalam hati semoga ari cepat sadar, demam tinggi yang dialami pria itu membuat kesadarannya hilang setelah diperiksa oleh dokter tadi. dalam keheningan yang menyelimuti ruangan serba putih tersebut, susi mengingat kembali kata-kata yang dikatakan kartini, perempuan itu memang tidak terlihat seperti penggoda suami orang namun sikapnya yang terlampau dingin pada orang-orang disekitarnya tentu memiliki alasan tersendiri dan sekarang susi sedang memikirkan apa yang tersembunyi dibalik sikap cuek wanita tersebut.
susi merasakan sentuhan ditelapak tangannya, rupanya ari sudah sadar namun belum sepenuhnya memahami situasi disekitar hingga ia merasakan balasan genggaman dari istrinya.
"kamu udah bangun?" susi bersuara melihat wajah suaminya yang sudah tidak sepucat tadi. pria itu memejamkan mata menyesuaikan pencahayaan yang menyilaukan, kepalanya mengangguk. bibir ari bergerak mengatakan sesuatu namun tak ada suara yang keluar, namun susi tahu suaminya minta minum. ia bergerak mengambil air minum yang terletak tak jauh dari tempatnya duduk, sebelum itu ia membenahi tempat tidur ari membantunya setengah duduk agar lebih leluasa minum.
"terima kasih". susi mengangguk merespon ucapan ari, lalu kembali duduk.
"bapak sama mak sebentar lagi datang, mereka bawa makanan. kamu pasti gak suka makan bubur, jadi aku minta tolong sama mak untuk masak buat kita". ari hanya diam namun matanya tak lepas melihat wajah susi, seluruh tubuhnya terasa remuk belum lagi diujung jari-jarinya begitu dingin menusuk.
"siapa yang nganter kesini?" akhirnya ari bisa bersuara setelah beberapa menit ia menetralkan rasa kering ditenggorokan yang menyakitkan.
"sekretaris kamu, kartini yang nganter kita kesini"
"kok bisa? kamu gak mungkin minta tolong dia kan?" susi tahu maksud dari perkataan ari, namun ia harus mengakui bahwa memang susi yang minta bantuan perempuan itu untuk mengantar mereka pulang tapi dengan baik hatinya kartini malah mengantar kerumah sakit.
"aku yang minta tolong sama dia, karena gak ada orang lain lagi selain dia". ada rasa lega ketika mendengarnya dan ari berterima kasih karena diwajah susi tidak terlihat raut cemburu seperti kemarin-kemarin.
"kamu mau tahu rahasia tentang siapa kartini gak?" ujar ari dengan penuh rasa senang, mungkin selama ini susi berpikir bahwa sosok kartini adalah orang menyebalkan tapi seperti yang sudah pernah ari lihat dan ketahui secara tidak langsung, kartini tidak seburuk itu. sikapnya yang sangat tidak peduli pada pandangan orang lain itu hanyalah topeng untuk melindungi diri. susi tidak tahu sepenting apa untuk mengetahui rahasia hidup seorang kartini, namun ia tak bisa berbohong jika otaknya memaksa ingin tahu. melihat susi tak ada respon, ari menghela nafasnya merasa kalau istrinya tersebut tak berminat tahu.
"kamu gak mau tahu ya? ya sudah kalo gak mau, gak apa-apa". batin susi mengumpat karena ternyata sulit sekali menurunkan ego.
"aku. . mau tahu, kalo bisa katakan semua rahasia yang dia punya. biar nanti kalo dia macem-macem biar aku bongkar rahasianya, apa coba? bilang aja". selancar itu susi bicara hingga membuat ari ikut tertawa, ekspresi yang ditunjukkan istrinya sangat menggemaskan. pria itu meraih tangan susi mengecupnya sekilas kemudian menempelkannya didada.
"gak jadi ajalah kalo kamu udah niat jelek gitu, dia gak pernah usil dengan kita kenapa kamu bisa se-gak suka itu sama kartini?" ari melihat perubahan diwajah susi, namun kali ini masih tidak ada kecemburuan yang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kampret!
HumorPERINGATAN! Kalo kelen bukan penyuka drama, bucin parah, dan juga menye-menye mending jangan mampir karena disini bakal penuh sama kebodohan karakter utama. ARI-SUSI Kita ini berumah tangga, bukan lagi main ular tangga yang bisa lempar dadu sana si...