Ari hanya terfokus pada satu titik selama berada didalam ruangan yang dipenuhi orang-orang ini, matanya terus memperhatikan gerak-gerik sekretarisnya tersebut. Membuat rasa penasarannya yang semakin meninggi karena percakapan singkat tak sengaja ia dengar, berulang kali ia mencoba untuk mengalihkan namun selalu berakhir kepada sosok Kartini yang hanya duduk termenung. Tatapan yang kosong tak menyiratkan apapun itu telah berhasil menarik perhatian Ari, lelaki itu berdecak sesekali karena merasa pening sendiri memikirkan segala kemungkinan yang selama ini ditutupi oleh wanita itu. Memang bukan wilayahnya untuk ikut campur, tapi entahlah ia sendiri pun tidak mengerti. Waktu itu ketika dia hendak mengatakan rahasia Kartini pada Susi adalah soal statusnya yang sudah menikah, Ari adalah boss yang pasti memeriksa riwayat hidup pekerjanya tapi ia cukup terkejut mengetahui fakta kalau suami Kartini adalah Arsyad Mahdi. Ia ingin mengatakannya pada Susi agar tidak cemburu lagi, tapi belum tersampaikan. Tak mau terjebak dalam rasa penasaran akhirnya Ari meminta Arifin yang duduk tak jauh darinya untuk memanggil Susi, mungkin dengan kehadiran istrinya dia bisa melupakan fakta mengejutkan tersebut.
Butuh sepuluh menit hingga Susi muncul dengan wajah sumringahnya, wanita itu baru saja mengadukan rencana pembuatan anak kepada dua sahabatnya yang mana disambut gelak tawa oleh para gadis itu. Antara bodoh dan polos kadang tidak ada bedanya, mungkin Susi gabungan dari kedua kata itu menjadikan dirinya seperti sekarang, wanita lugu yang selalu terpengaruh kata-kata Winda dan Rani.
"Kita jadi keluar kan? Udah laper banget dari tadi". Susi mengambil tempat duduk disebelah suaminya tanpa beban, masih dengan sikap santai dan mungkin merasa senang setelah meluapkan perasaannya tadi.
"Sayang, kita jadi makan diluarkan?" Susi memegang tangan Ari yang membuat pria itu tersentak lalu menoleh padanya.
"Hmm, mau makan dimana emang?"
"Terserah, yang penting makan". Ari menatap wajah istrinya maklum, jadi terakhir kali perempuan mengajak dan meminta makanan itu adam diusir dari surga. Tidak usah diperdebatkan lagi tentang mereka yang suka menjawab terserah. Belum sempat Ari menjawab lagi perkataan istrinya, sepasang netranya melihat Kartini yang menyambut telpon lalu pergi tergesa-gesa, wajahnya terlihat khawatir kembali membuat Ari penasaran siapa yang menghubungi wanita itu.
"Ayo kita berangkat sekarang, kamu mau makan kan? Yaudah yuk". Ari bangkit memegang tangan Susi, mengajaknya pergi sebelum ia merasa stress sendiri karena rasa ingin tahu yang besar. Tidak ingin mengambil resiko jika terjadi sesuatu lagi dalam rumah tangganya.
Susi yang tidak menyadari sama sekali jika suaminya hanya melamun pun sibuk dengan dunia dan percakapannya sendiri, begitu sampai dimobil pun gadis itu tetap bercerita yang mana Ari sama sekali tidak menanggapi. Kadang rasa penasaran itu membawa kita pada suatu keadaan yang mengejutkan, antara lega dan menyakitkan. Mungkin saja saat ini Ari memikirkan rasa penasaran tersebut tanpa belajar menghentikan keinginannya.
Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai disebuah resto yang menyediakan berbagai makanan western, Susi tampak antusias memilih menu karena rasa lapar yang sejak pagi melanda. Sedangkan Ari hanya memperhatikan tingkah istrinya yang tiba-tiba sangat menggemaskan, kenapa ia tidak menyadari jika Susi se-lucu itu. Gayanya yang tidak terlihat seperti seorang istri boss besar karena terlampau sederhana membuat pria itu kagum, mereka sudah menikah dan wanita itu masih mengincar diskon jika membeli sesuatu padahal ia sangat mampu jika Susi ingin membeli barang mahal sekali pun.
Setelah puas melihat berbagai macam menu yang menggiurkan, akhirnya pilihan Susi jatuh pada pasta marinara, dan creamy chicken soup. Entah kenapa membayangkan rasanya dilidah sudah membuat wanita itu menelan ludah, tidak sabar mencicipi creamy soup yang sudah memecahkan imajinasi Susi.
Ari yang mendengar pesanan Susi tersebut menatap wajah istrinya aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kampret!
HumorPERINGATAN! Kalo kelen bukan penyuka drama, bucin parah, dan juga menye-menye mending jangan mampir karena disini bakal penuh sama kebodohan karakter utama. ARI-SUSI Kita ini berumah tangga, bukan lagi main ular tangga yang bisa lempar dadu sana si...