Kedatangan suami istri itu di sambut meriah oleh Regina dan suami, papa Ari. Wanita paruh baya itu memasak berbagai jenis masakan lokal asli demi menyenangkan sang menantu, ini kunjungan pertama mereka setelah mereka jangan salahkan Susi tapi Ari yang memang selalu sibuk kerja padahal menyempatkan datang kerumah orang tua sehari tidak akan membuat pria itu miskin. Di atas meja makan dengan ukuran luas yang terbuat dari keramik ukiran telah tersedia berbagai sayur-lauk pauk nya, Susi sampai dibuat menganga tak percaya karena semua ini ibu mertuanya yang memasak. Ari sendiri merasa takjub melihat kegigihan mama nya dalam hal memasak, karena semua orang dirumah ini tahu kalau Regina ibunya sangat jarang berada didapur kecuali saat stok rendang habis, barulah ia akan menginjakkan kaki di dapur. Regina wanita karir yang sibuk da sukses, di usianya sekarang memang sudah bukan prioritasnya lagi untuk bekerja tapi ini bukan soal tuntutan tanggung jawab, melainkan karena hobi. Ibu Ari menyukai perhiasan, dia sangat menggilai semua perhiasan yang berasal dari emas. Tidak heran jika saat menika dua bulan lalu, Susi mendapatkan mas kawin dengan banyak nya juga sangat indah yang tentu dibandrol dengan harga fantastis. Ayah Ari, Arya Setiawan lebih suka berbisnis jadi sudah pasti bakat yang dimiliki Ari diturunkan oleh kedua orang tuanya.
"Mama sudah masak makanan kesukaan mbak Uci, semoga rasanya gak mengecewakan ya mbak"
Regina menuangkan sayur asam kedalam mangkuk, memberikan pada Susi yang telah duduk bersebelahan sama Ari dengan senyuman yang tak pernah pudar, ada dua makna yang tersirat dari senyum itu pertama karena ia sangat berterima kasih sudah diperlakukan dengan sangat baik oleh orangtua Ari, kedua adalah senyuman setengah menahan geli karena sejak menikah Regina mengubah nama nya menjadi lebih menggelikan. Oke, untuk yang satu ini dia harus pandai mengatur ekspresi ketika mendengar nama barunya Uci. Pasrah bukanlah hal buruk tapi cukup membuatnya mati kutu sendiiri.
Susi mengambil sendok kemudian menyendokkan kuah kedalam mulutnya, Ari dan ayahnya juga ikut menanti respon wanita itu karena entah kenapa sangat mendebarkan. Butuh beberapa detik untuk Susi bisa merasakan rasa yang sesungguhnya, sedikit asin tidak terlalu kuat rasanya dibandingkan dengan masakan mak Lastri tapi Susi senang karena Regina telah meluangkan waktu untuk membuatnya."Gimana rasanya mbak?" Tanya Regina tak sabaran, ia sudah siap mendengarkan respon menantunya itu.
"Jujur ya ma, ini enak banget cuma rasanya sedikit asin dan kurang banyak bumbu, asem juga kurang tapi serius ini enak apalagi kalo teman makannya ikan asin dan sambel terasi, top markotop!" Susi mengacungkan dua jempolnya diiringi tawa yang membuat Ari ikut tersenyum lega, Susi benar-benar bisa membuat orang respect tanpa merasa canggung. Ibunya tersenyum senang, tapi dia kembali mengatakan sesuatu yang membuat Arya -papa Ari berdeham pelan.
"Itu karena papa kamu yang masukin garam, disuruh gula malah garam yang dia cemplugin. Gak becus punya suami, besok-besok mama gak mau ditemani papa lagi masak. Ribet!"
Ari menatap tak percaya wajah ayahnya, wow ini pertama kali ayahnya sendiri yang turun kaki ke dapur. Seumur hidup Ari bahkan tak pernah melihat ayahnya masuk kedapur, bikin kopi bahkan minum pun dia lebih suka memanggil bibi. Tipe bossy yang menurun kepada putra semata wayangnya juga, inilah alasan kenapa Ari sangat suka ketika pertama kali Susi mengajaknya makan bersama dirumah. Keluarganya memang harmonis, tapi tetap saja ada perbedaan yang mencolok. Kalian pasti mengerti bagaimana perasaan Ari kan?
"Serius papa kedapur, mas gak salah kan? Gak bisa dibiarin ini, nanti Indonesia turun salju pa"
Sumpah kata-kata Ari adalah sebuah lelucon tapi lelaki itu mengatakannya dengan raut wajah serius membuat Susi gemas sendiri karena Ari tak pernah bisa bercanda dengan gaya santai, ia tertawa dalam hati. Thats my man! Ciri khas yang mendarah daging."Alah kamu ngatain papa, coba mas sendiri yang bantu mbak Susi. Mana pernah, ya gak mbak?" Kali ini Susi benar-benar dibuat menggelengkan kepala melihat interaksi bapak dan anak tersebut, kalau orang tidak tahu mungkin akan berpikiran jika mereka sedang berdebat. Kenapa nggak ada satu pun keluarga Setiawan yang bisa guyon, kecuali Rega tentunya mungkin hanya bocah tengik itu yang pandai bercanda meski tetap sama garingnya.
"Kalian berdua masuk dapur, kelar ekonomi rakyat Indonesia. Mukjizat banget!" Seru Regina tak kalah serius, andai saja keadaannya tidak setegang ini Susi bakal tertawa keras karena melihat wajah orang ini tapi entah lah, mereka semua pada ngelawak tapi mukanya ituloh! Astaga.
"Mama libur sehari, kelar hidup kita semua"
Sindiran yang diberikan oleh Arya membuat ibu Ari mendelik tajam."Suka-suka mama lah, kok papa sewot? Dulu aja papa jarang pulang, mama gak tuh nyanyi bang toyib"
Masih dengan gaya yang sama, membuat Ari memaklumi karena ini adalah pemandangan biasa yang sering ia dapatkan. Lucu memang tapi entah kenapa Ari tidak bisa tertawa, padahal keluarganya baik-baik saja."Itu karena mama gak suka lagu bang toyib, biasanya juga mama nyanyi keong racun"
"Dan itu lebi seram dari bang toyib" Lanjut papa Ari, ia mencebikkan bibir melihat raut wajah kesal istrinya tersebut sambil menggunakan kesempatan untuk mengambil nasi. Tidak akan ada habisnya berdebat dengan Regina, sudah hampir tigapuluhdua tahu mereka menikah dan hal-hal sekecil ini sudah menjadi kebiasaan mereka. Mengingatkan pada Susi bahwa ternyata sikap ayah mertuanya sangat mirip dengan Ari, jadi bisa disimpulkan bahwa lelaki dingin dan ketus seperti dua pria itu hanya bisa takluk pada perempuan cerewet seperti Susi dan ibu mertuanya Regina.
"Awas aja papa masuk kamar, mama kunci!"
"Ada banyak kunci cadangan, papa udah bikin lagi yang baru. Seratus kunci cadangan!"Regina mendengus kasar menatap geram wajah suaminya yang tanpa beban.
"Udah ma, kapan kita makan kalo berantem terus" Ujar Ari menengahi.
"Mama ganti pintu nya biar papa gak bisa buka, huh"
"Papa tinggal hancurin, bikin lagi pintu yang baru gitu aja kok repot"
"Papa"
"Apa?" Sahut Arya menatap wajah putranya dengan alis terangkat.
"Ganti pintu besi aja biar mama gak bisa hancurin"
"ARI SETIAWAN DURHAKA SAMA MAMA!"
"Ide bagus, nanti papa ganti pintu besi baja biar mama kamu gak bisa keluar sekalian dia libur ngurusin emas yang gak berharga itu"
"Iya pa, padahal papa udah kaya, uang gak akan habis sepuluh turunan"
Selain suami kampret, ternyata Susi baru sadar kalau Ari bisa jadi kompor yang sangat panas. Itu mulut kalo ngomporin orang jago banget, Susi hanya bisa menahan lapar karena melihat drama keluarga ini. Ternyata benar, orang kaya itu gak semua nya waras."Gak becus punya suami, anak sama bapak sama! Kempret semuanya!"
"Kampret ma, lebih enak!"
"Kempret!"
Susi tertawa mendengar pelesetan kata kampret yang disebutkan oleh ibu Ari, wanita itu tidak hanya baik dan blak-blakan tapi juga cerewet. Kenapa Ari tidak mengambil gen ibunya saja yang suka bicara, eh tapi kalo Ari cerewet bisa-bisa Susi yang susah. Aje gile!
Akhirnya tanpa membuang waktu lagi, Susi mengambil makanan untuk Ari begitu juga dirinya. Regina yang merajuk karena ulah suaminya hanya melirik sinis wajah pria tua di sebelahnya tanpa mengeluarkan suara, bisakah mereka juga sama seperti para orang tua yang hidup rukun dan damai hinggar akhir hayat??
Susi menginginkan keluarga yang damai dan tentram seperti orangtuanya, tapi setelah melihat bagaimana interaksi keluarga Ari membuat dia kembali berpikir kalau perdebatan itu tidak selalu buruk. Setiap masakan selalu butuh bumbu agar menjadi sedap dan nikmat dimakan, begitu juga rumah tangga yang akan selalu ada lika-liku kehidupan. Ia menoleh kesamping melihat Ari makan dengan tenang, sudahkah Susi mengatakan kalau Ari sangat tampan jika menguncir asal rambutnya serta jambang tipis yang belum dicukur itu. Lebih seksi dan semakin keluar aura lelaki dewasanya.Haloo!
Masih nungguin cerita ini gak?
Oh iya, aku cuma mau ngasih kabar untuk kalian semua kalau boss kampret season 1 bakal naik cetak.Aku bakal merombak habis cerita mereka disana, dan sudah pasti akan sedikit berbeda dari wattpad.
Siapa yang siap peluk mereka dalam bentuk buku??
Dilapak ini, aku akan meninggalkannya sejenak dan mulai fokus revisi. Jadi aku harap kalian masih sabar ya 😊
Aku dikasih 15hri untuk revisi, jadi tetap tungguin yaa ❤❤😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kampret!
HumorPERINGATAN! Kalo kelen bukan penyuka drama, bucin parah, dan juga menye-menye mending jangan mampir karena disini bakal penuh sama kebodohan karakter utama. ARI-SUSI Kita ini berumah tangga, bukan lagi main ular tangga yang bisa lempar dadu sana si...