17

2.5K 287 64
                                    

#playmulmedplease!

Kita tidak dipersatukan hanya untuk sekedar bersama, namun kita dipersiapkan untuk melewati hari-hari yang akan datang dengan saling menguatkan.

⚠️WARNING!⚠️

Sepanjang perjalanan mereka hanya kesunyian yang melingkupi, tak ada satupun dari mereka berniat memecah keheningan ini. Baik Ari atau pun Susi lebih nyaman dengan kediaman mereka, sibuk dengan pemikiran masing-masing sampai mobil yang dikendarai oleh kedua orang itu tiba dikawasan perumahan.
Tak ingin membuat suasana semakin menjadi canggung, Susi berdeham pelan sambil melirik kesamping melalui ujung matanya. Dia tidak tahu bagaimana cara meloloskan diri kali ini, semua rencana yang telah dia susun bersama Arifin belum semuanya dilakukan. Tunggu? Rencana Arifin? Astaga Susi lupa akan hal itu, sial.

Selepas Ari memarkirkan mobil ke garasi, Susi langsung berlari masuk kerumah tanpa memperdulikan tatapan bingung Ari.
Wanita itu mengusap wajahnya kala berdiri tepat di depan pintu kamar mereka.

"Bego! Kenapa gue bisa lupa sih." Keluh nya di liputi rasa cemas yang membuat tubuh Susi terasa lemas, oke mungkin reaksi ini terlalu berlebihan tapi masalahnya dia tidak tahu harus melakukan apa!

Tanpa dia sadari Ari sudah berdiri tak jauh darinya, membawa tas yang berisi pakaian kotor.

"Sekarang apa lagi?" Pertanyaan yang menjurus pada pernyataan bahwa sikap Susi menunjukkan penolakan atau mungkin otak wanita itu sedang mencari alasan untuk menghentikan hasrat terpendam Ari.

"Itu pak, saya gak tahu mau bilang apa tapi jangan masuk kamar dulu. Bisa gak?"

"Kenapa?"

"Gak apa-apa tapi saya malu."

Pria itu berdecak berjalan mendekat, membuat kepala Susi menggeleng keras memberikan peringatan agar Ari tak memaksa masuk. Namun Ari tetaplah Ari yang keras kepala, semakin di halangi maka semakin besar keinginan nya untuk melihat apa yang Susi sembunyikan.

Apa kamar mereka berantakan sampai Susi merasa malu? Rasanya tidak mungkin karena Susi adalah orang yang rajin, lalu apa?

Tangan Ari yang sudah memegang gagang pintu tertahan karena Susi masih bersikeras tak mau mengizinkan pria itu masuk.

Seharusnya nanti malam Ari baru tiba di Jakarta dan Susi sudah menyiapkan kejutan, tapi malah kelupaan dan seperti ini. Astaga! Memalukan sekali.

"Pak, saya mohon jangan masuk kamar dulu ya. Please pak, ya ya ya?"
Permohonan yang keluar dari mulut Susi sama sekali tak di hiraukan oleh Ari, malah dia menyingkirkan genggaman wanita itu dan memutar knop pintu.

Bersamaan dengan jatuhnya Susi, kaki nya terasa lemas tak bisa menahan beban tubuh sendiri.

Tak memperdulikan Susi yang terduduk lemah di luar kamar, Ari terpaku sejenak ketika melihat bagaimana bentuk kamar mereka sekarang. Antara percaya ini nyata atau hanya mimpi, dia terpana dengan semua yang di sajikan depan mata.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Boss Kampret!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang