"MAMA! Look papa godain mbak Tika".
Tujuh tahun berlalu dan kehidupan semakin banyak berubah, dari mulai isi rumah, pekerjaan dan hubungan antar suami istri. Ari melototkan matanya mendengar teriakan putra sulung nya itu dengan wajah polos dan tanpa rasa bersalah, lalu apa tadi itu, dia meneriakkan kebohongan!
"Gak ada sayang, aku gak godain Tika! Ini nih anak kamu, nyolong mangga pak Made". Balas Ari tak mau kalah, dua lelaki beda usia itu saling melemparkan tatapan penuh permusuhan. Tidak habis pikir dengan kelakuan mereka, Susi hanya mengintip dari balik jendela. Tidak berniat keluar rumah menengahi para pria yang setiap hari membuat kepala nya sakit, yang satu kelewat manja dan yang satu nya lebih manja dari anak tujuh tahun. Kedua pria itu berebut meminta diperhatikan sampai ia merasa kewalahan, dan sekarang entah apa lagi yang menjadi masalah karena dia sedang malas beranjak.
Susi hanya memperhatikan mereka dari dalam, rasa syukur yang setiap hari dia panjatkan sungguh belum cukup untuk berterima kasih pada Tuhan yang telah menitipkan nya suami dan anak yang sangat menghibur, dengan tingkat kelelahan yang lebih ekstra tapi dia sangat menikmati masa-masa menjadi ibu sekaligus istri sungguhan. Kini dia tidak lagi ikut Ari kekantor, menjaga anak dirumah dan menunggu suami pulang kerja sudah menjadi rutinitas nya selama bertahunp-tahun. Rasa bosan sering kali melanda, tapi dia tidak kehabisan cara membuat nya kembali terasa menyenangkan. Tidak mudah menjalani kehidupan yang monoton dengan kegiatan yang sama setiap hari, tapi Susi berhasil melewatinya, dengan banyak mengeluarkan kesabaran juga kewaspadaan, rumah tangga nya tetap seperti dulu. Penuh kebahagiaan, tawa yang setiap hari mengisi rumah besar ini dan juga suara teriakan setiap minggu adalah hal yang biasa.
Pelajaran hidup yang dia dapat dari sebuah hubungan dalam pernikahan rupanya jauh lebih berharga dibandingkan menghabiskan waktu bertahun-tahun pacaran tanpa ada kejelasan. Susi bersyukur karena selama hidup dia tidak pernah merasakan hubungan yang sudah jelas dilarang dalam agama, tidak menyalahi aturan, dia menikmati setiap proses penumbuhan menjadi dewasa sesungguhnya, begitu juga Ari.
Jika orang-orang selalu berpikir menikah itu hanya antara kamu dan aku, maka dia tidak akan siap jika menerima hantaman dipertengahan jalan dalam mengarungi rumah tangga. Ketika sepasang adam-hawa hendak menyatukan diri kedalam ikatan yang disebut pernikahan maka dia harus tahu bahwa aturan pertama dalam jalinan kasih itu adalah menyatukan keinginan, membuat dua doa menjadi satu, tidak menuntut kesempurnaan dalam diri pasangan, dan tidak menyalahkan apalagi menyesali keputusan bersama. Karena pasangan hidup itu adalah pilihan mu, dan direstui Tuhan.
Allah tidak memberikan apa yang kamu inginkan untuk mencari seorang pendamping, tapi dia menitipkan seseorang yang kamu butuhkan untuk menemani mu didalam perjalanan mencari keberkahan Allah. Bukan hanya dalam satu ajaran tapi disetiap ajaran umat beragama, Tuhan selalu memberikan pilihan pada mereka akan seperti apa ingin menjalani kehidupan. Jika kamu melihat kekurangan pasangan mu setelah menikah kemudian menyesalinya, itu artinya kamu sedang menilai kebenaran Allah yang sudah mutlak adanya.
Seiring perjalanan, kamu akan diperlihatkan pada hal-hal baru. Hari ini kamu melihat bagaimana pasangan mu berbuat salah, begitu banyak cacat dalam dirinya, kalian tidak suka dan mengumpat didalam hati. Kemudian di lain hari Allah menunjukkan kebenaran tentang kesempurnaan yang sejati, walau pun dia tidak bisa berdandan cantik seperti wanita diluar sana, tapi dia pandai memasak dan mengurus rumah hingga kamu tidak perlu tidur dikasur yang berantakan, mandi dengan leluasa tanpa takut jatuh karena istri mu menyikatnya setiap hari, lantai licin seperti dijilat anjing buta karena tiada hari dia melewatkan untuk menyapu dan mengepel, disaat lelah melanda dia tetap menyediakan hidangan dengan rasa campur aduk, tidak seenak restoran bintang lima tapi usahanya disetiap pembuatan tercurah harapan kalau nanti ketika suami memakannya, maka dia akan mendapat pujian. Wanita itu makhluk yang paling suka dibohongi, dia tahu kalau wajah nya pas-pasan tapi saat suami memuji kecantikannya dia akan lebih semangat melayanimu layaknya raja. Tidak ada yang lebih menyenangkan dibandingkan dipuji dan disanjung oleh suami sendiri, mereka akan menemanimu dimasa kesulitan asalkan para lelaki bisa menjaga perasaan nya. Dia tidak perlu harta melimpah karena baginya, uang bisa dicari bersama, karena kaum hawa hanya perlu disayangi dan itu lebih dari cukup. Sedangkan tugas para suami, yang katanya lebih berat dari seorang wanita karena harus mencari nafkah sungguh itu tidak lebih berat dari mengangkut tanah sekarung. Kenapa Tuhan memberikan posisi pemimpin hanya pada lelaki dalam rumah tangga, karena Tuhan tahu kadar kemampuan serta kapasitas hambanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss Kampret!
HumorPERINGATAN! Kalo kelen bukan penyuka drama, bucin parah, dan juga menye-menye mending jangan mampir karena disini bakal penuh sama kebodohan karakter utama. ARI-SUSI Kita ini berumah tangga, bukan lagi main ular tangga yang bisa lempar dadu sana si...