Bab 5 Hurting

4.1K 177 17
                                    

Brian membawaku ke belakang ruang guru. Sesampainya disana dia langsung mengunciku dengan kedua tangannya. Perlahan wajahnya semakin dekat.

Semakin dekat...

Semakin dekat...

Hingga sekarang jarak diantara kita hanya 10 cm. Aku melihat manik matanya dalam. Mata hazel green itu memandangiku lekat-lekat. Dia pun semakin mendekat sampai hidungnya yang mancung menyentuh hidungku. Dengan refleks aku langsung menutup kedua mataku.

1 detik

2 detik

3 detik

Tapi gak ada yang terjadi. Aku membuka mataku perlahan dan yang pertama kukihat adalah muka Brian yang sudah menjauh dariku diiringi dengan senyuman jahilnya.

Tak lama terdengar suara tawa mengejek dari Brian. " Hahaha.. Ngapain kamu tutup mata? Kamu kira aku bakalan nyium kamu gitu?! Ihh jijik."

Aku terdiam mendengar ucapannya. 'Ngapain sih aku pake tutup mata segala. Hishh Bella bodoh' batinku.

"Ngapain sih kamu pake bikin malu aku segala?! Pake ngasih surat lagi. Kamu pikir dengan kamu ngasih surat itu aku bakalan peduli sama kamu gitu! Hih gak bakal! Dan coba liat diri kamu dulu deh sebelum ngasih surat ke aku. Tampang aja pas-pas'an tapi udah pede banget ngasih aku surat!" Sambungnya dengan nada yang meremehkan.

"What?! Eh asal kamu tau ya surat itu tuh bu..."

"Alah gak usah ngeles. Bilang aja kamu malu karna 1 sekolah tau kalo kamu suka sama aku!" Jawabnya memotong kalimatku.

"Loh siapa juga sih yang ngeles. DASAR COWOK SOK COOL!" Ucapku.

"Udah deh gak usah bohong." Jawabnya. Lalu dia segera pergi meninggalkanku.

"Oh ya. Satu lagi jangan pernah mimpi deh aku bakal suka sama kamu!" Sambungnya lagi.

"IDDIIHH SIAPA JUGA YANG MAU SAMA KAMU!!" Teriakku.

Setelah dia pergi tak kurasa air mata memenuhi pelupuk mataku. Setetes demi setetes bulir air matakumembasahi pipiku. Tak kusangka Brian yang kupikir baik banget ternyata bisa kayak gitu. Tak kuasa menahan tangisku aku pun terduduk lemas. Sekarang aku hanya bisa menangis merutuki diriku. Kenapa aku mau aja bantuin si Mili.

Setelah lama menangis kudengar suara derap kaki menuju ke sini. Akuhendak menghapus air mataku. Tapi apa daya aki gak bisa. Tiba-tiba kulihat sepasang kaki berdiri di depanku. Aku mendongak melihatnya dan yang pertama kulihat adalah muka terkejut dari kak Deo.

"Loh Bel. Kamu ngapain di sini? Terus kenapa kamu nangis?" Ucap Kak Deo seraya berjongkok untuk mensejajarkan dirinya denganku. Tanpa sadar aku langsung memeluk Kak Deo. Entah kenapa aku meluk dia tapi kali ini aku hanya butuh seseorang untuk bersandar.

Kak Deo mengelus pelan puncak kepalaku dan semakin mengeratkan pelukannya. Air mataku pun semakin menjadi-jadi.

"Udah keluarin aja semua tangisanmu." Ucap kak Deo.

Aku segera melepaskan pelukannya.

"Hikss..hiks.. Ka..Kak Deo nga...pain disi..ni?" Tanyaku terbata-bata.

Bukannya menjawab kak Deo malah balik bertanya. "Kamu sendiri ngapain?"

"Gak ngapa-ngapain kok." Jawabku berbohong.

"Beneran?" Tanya kak Deo gak percaya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku.

"Udah ahh gak usah nangis terus. Cewek itu jelek loh kalo lagi nangis." Ucap kak Deo sambil menghapus sisa-sisa air mata yang ada di mataku.

Tangled LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang