Bab 9 It's a Nightmare

3.9K 172 2
                                    

Author POV

Di sebuah rumah sakit terbaring lemah seorang laki-laki paruh baya. Kondisi laki-laki itu kian memburuk. Tidak ada keluarganya yang tau bagaimana keadaannya hanya satu orang sahabatnya yang tau. Hanya sahabatnya yang menjenguknya. Hanya Ryan Geraldi Wijaya yang menjenguknya. Hanya dia yang menjenguk sahabatnya Faridho Fariel Biantoro. Ya, yang terbaring lemah di rumah sakit itu adalah Farid, ayah dari Bella.

Kejadian itu terjadi 1 minggu yang lalu. Saat mereka ada di lokasi proyek besar yang akan mereka lakukan. Mereka melakukan proyek itu agar perusahaan milik Papanya Bella, Biantoro Group tidak berada di ambang kebangkrutan. Ya, perusahaannya sedang di ambang kebangkrutan dan harus bersaing dengan Zeide Group.

Zeide group merupakan perusahaan sukses yang sudah terkenal di penjuru dunia. Bahkan Zeide Group pernah dipercaya untuk membuat sebuah komplek perumahan di Dubai. Dan masih banyak lagi proyek besar yang dilakukannya. Dan pemilik dari Zeide Group adalah Zenio Schmitt Zeide yang tak lain adalah musuh terbesar dari Pak Farid - Papanya Bela-. Mereka sudah bersaing selama hampir 20 tahun. Tapi tetap saja Zeide Group selalu menang jika melawan Biantoro Group dalam dunia perbisnisan.

Kejadian itu terjadi karna suatu hal yang tak terduga yaitu sebuah pertemuan. Sebuah pertemuan mengakibatkan itu semua terjadi. Menyebabkan seorang lelaki terkulai lemas.

***

Bella POV

Hari ini Papa bakal jemput aku tapi aku gak tau Papa bakal jemput jam berapa. Soalnya dari tadi gak ada telpon dari Papa untuk mengabari kapan akan menjemputku. Dan saat kuhubungin nomor Papa juga gak aktif. Apa Papa lupa? Tapi gak mungkin. Kan Papa janji cuman akan pergi selama 2 bulan.

Sudah sekitar 3 jam aku menunggu di ruang tamu. Menunggu kedatangan Papa. Aku merasa mengantuk karna semenjak tadi Papa tidak datang juga. Lalu terdengar suara pintu yang dibuka. Dan saat aku menuju kesana, ternyata itu Om Ryan bukan Papa.

Sedikit kecewa sih.

"Ehmm Bel. Om mau ngomong sama kamu." Ucap Om Ryan sebelum menuju ke ruangannya. Aku pun mengikutinya ke dalam ruangannya. Setelah masuk ke dalam aku duduk di sofa yang ada di sana dan Om Ryan duduk di hadapanku.

"Kenapa ya om mau ngomong sama Bella?" Tanyaku.

Om Ryan tampak menghela nafas sebentar lalu berkata. "Papamu belum bisa pulang sekarang."

"Belum bisa emangnya kenapa Om?" Tanyaku. Apa Papa sakit? Atau perusahaan Papa bangkrut? Atau perusahaan Papa punya masalah?

"Ehmm Papa kamu.. maksud Om perisahaan Papamu sedang dalam proyek besar yang mungkin pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar 2 tahun. Dan Papa kamu gak bisa pulang karna proyek itu sangat berpengaruh pada perusahaan Papamu dan juga proyek itu dibangun di Singapura." Jelas Om Ryan.

"Ohh gitu ya Om. Tapi kok Papa gak ada ngaarin Bella ya?" Tanyaku bingung. Kan biasanya Papa selalu nelpon untuk ngasih tau aku kalo bakalan pulang atau gak. Tapi kok ini gak ya. Kayaknya ada yang aneh deh.

Om Ryan terlihat gugup untuk menjawab pertanyaanku. "Oh, itu. Papa kamu lagi sibuk makanya gak sempat bilang dan Papa kamu juga nyuruh Om buat ngasih tau ke kamu. Jadi kamu bakalan tinggal disini lebih lama lagi." Ucap Om Ryan.

Lebih lama lagi. Tunggu, maksudnya aku bakal tinggal disini untuk 2 tahun kedepan?! Berarti selama 2 tahun nanti aku bakal ketemu sama Brian?! Oh My God, it's a nightmare. But a beutiful one.

Iya, ini mimpi buruk tapi mimpi buruk terindah yang aku punya.

Aku kembali ke kamar setelah keluar dari ruangannya Om Ryan. Kukembalikan semua pakaian yang udah kukemas ke dalam lemariku. Kerja ulang lagi nih. Tadi ngeluarin sekarang masukkin.

Tangled LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang