Akhirnya kubuka notifikasi itu dan isinya itu makin buat aku ngerasa mengambil keputusan yang salah.
@DeoFakhri : Hari yang menyenangkan bersama @AbellaF
@AdheliaFlatinka: @DeoFakhri @AbellaF emangnya kalian habis ngapain?
@DeoFakhri : @AdheliaFlatinka @AbellaF biasalah kita kan habis shopping.
@Rethasyaa_V : @DeoFakhri @AdheliaFlatinka @AbellaF seriusan?? Ada angin apa Bella mau jalan sama kakak?
@DeoFakhri : @Rethasyaa_V @AdheliaFlatinka @AbellaF aku sama Bella kan bentar lagi bakal jadi couple. Buktinya aja dia mau pas aku ajakin jalan. Berarti dia udah mulai ngebuka hatinya ke aku.
Ihh sumpah jijik banget bacanya. Tuh kan aku salah ngebuat keputusan.
Aku mengacak rambutku frustasi. Untung aja besok hari minggu. Sumpah gak bisa kah kak Deo itu gak menyalah artikan semuanya. Aku kan mau bukan berarti aku suka atau ngebuka hatiku.
Aku keluar dari kamarku. 'Kayaknya aku butuh minum' batinku.
Sampainya di dapur aku ngelihat Brian. Kenapa sih setiap aku kemana-mana selalu ada dia. Oh ya aku lupa aku kan sekarang tinggal di rumahnya.
Kulihat Brian sedang asyik dengan hpnya. Lalu kulihat raut mukanya yang tadinya tersenyum berubah menjadi datar tanpa ekspresi.
Brian menaruh hpnya dengan kasar. "Kali ini aku ngalah Ri. Tapi besok-besok jangan harap."
Ri? Siapa itu? Selama aku jadi stalkernya aku gak pernah dengar tuh nama.
***
Hari ini hari minggu. Yeay hari yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga.
Pagi ini aku bersiap-siap untuk jogging. Hal yang biasa kulakukan saat weekend tiba. Aku segera memakai pakaian trainingku yaitu celana panjang yang agak longgar dan kaos berlengan sesiku. Mungkin kebanyakan cewek kalo lagi jogging pasti menggunakan celana pendek. Tapi bagiku celana pendek itu risih karna celana pendek itu memperlihatkan bagian yang harusnya kita tutupin bukannya malah memamerkannya ke orang-orang.
Kulihat jam masih berada pada pukul 06:12. Berarti masih ada waktu 8 menit sebelum berangkat. Memang setiap jogging aku selalu berangkat pukul 06:20 karna menurutku udaranya sangat segar dan belum terlalu ramai dengan kendaraan yang lalu lalang jadi udaranya belum teracuni oleh asap-asap kendaraan.
Aku hendak ke halaman depan untuk sekedar merenggangkan tubuhku sebelum berlari. Dan sialnya kenapa aku mesti ketemu lagi sama Brian. Meskipun ini rumahnya sih tapi masa gak bisa sehari aja gak ketemu.
Nampaknya Brian mulai menyadari kehadiranku dan mulai menoleh ke arahku. Aku yang tadinya memperhatikannya langsung saja membuang muka dan segera memasang sepatuku.
Lama hening terjadi di antara kita. Gak ada satupun yang berbicara. Dan aku juga gak mungkin memulai pembicaraan, kalo aku yang mulai pasti nanti dibilang sok akrab atau sok asik. Dan aku gak mau itu terjadi. Jadi pilihan yang terbaik adalah diam tak bersuara.
Aku masih sibuk memasang tali sepatuku sampai tak sadar kalo Brian udah menghilang. Tapi cepat banget dia perginya padahal tadi masih ada disini tapi sekarang udah gak ada. Tapi ngapain juga sih aku nyariin dia, yang ada aku tuh malah buang-buang waktuku yang berharga. Lebih baik aku stretching aja.
Aku mulai meregangkan tubuhku yang terasa sedikit sakit. Setelah selesai stretching kulihat jam tanganku. Dan aku tepat waktu. Sekarang udah jam 06:20 dan waktunya aku berangkat. Tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegangku. Aku berbalik dan kulihat Brian dengan penampilan yang berbeda. Tadi pas aku baru keluar Brian hanya memakai boxer beserta kaos putih polos. Tapi sekarang dia memakai kaos berlengan sesiku berwarna biru muda dan celana jeans selutut lengkap dengan sepatu katsnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled Love
Teen FictionKedua hati yang menyatu, menyisakan perih di lain hati. Kedua insan yang mencinta, memberi luka pada insan lainnya. Kedua rasa yang mengelilingi, menghapuskan rasa lain di sekitar. Memang selalu ada cobaan, rintangan, hambatan, halangan, di saat dim...