Lagu diatas adalah surat dariku buat kalian para readers!!
Oh baby it can’t be over like this
I couldn’t tell you my trembling heart
So I wrote my heart in a letter
So I can tell you how I feel
Because my heart that only thinks about you
Cannot be stopped
I wanna knowEnjoy!!
***
Present time
"Bun, suruh Azka jangan panggil Deo 'ayah' lagi nah. Nanti dikira Azka anaknya dia, bukan aku," protes Brian.
Bella terkekeh kecil, "Ya, kamu dong yang suruh."
Brian berdecak lantas memanggil anaknya, "Azka? Sini sayang."
Azka mendatangi Ayahnya dengan langkah kecil. Ia masih memegang sebuah buku di tangannya. "Apa yah?" Tanya Azka saat sudah sampai di hadapan Ayahnya.
"Kamu kalo manggil Om Deo apa?" Tanya Brian lembut.
"Ayah!" Jawaban spontan dari Azka membuat Brian sedikit merengut kesal. Bella yang memperhatikan hanya bisa tersenyum kecil.
Brian menatap Bella tajam, namun yang ditatap pura - pura tidak sadar. Brian menghembuskan nafas kasar. "Yang nyuruh Azka manggil om Deo itu 'ayah' siapa?"
Azka tampak berpikir sebentar. Keningnya mengerut dengan jari telunjuknya yang ia ketuk - ketukkan di dahi. Bibirnya juga mengerucut karena sedang mengingat. Dan bagi Brian dan Bella, ekspresi itu adalah ekspresi terlucu yang pernah mereka lihat.
"Ayah sendiri yang minta."
Brian menggeram kecil. Deo masih saja sama. Dari awal pernikahannya dengan Bella, Deo selalu menjadi pengganggunya. Tapi, ia tak pernah menanggapi itu terlalu serius. Namun, ia tetap saja kesal. Brian menatap Bella meminta bantuan. Bella mengendikkan bahunya dan langsung pergi membiarkan kedua lelaki itu 'berbicara'.
***
Bella melihat jam di atas nakas. Sudah setengah jam ia membiarkan mereka berdua. Kini saatnya ia keluar dan memastikan keadaannya. Bella membuka pintu kamar dengan pelan dan mengintip interaksi ayah dan anak itu.
"Jadi, Azka ngerti 'kan?"
Azka mengangguk lalu menggelengkan kepalanya kembali. Brian menghela nafas kasar. Anak ini susah untuk diubah pendiriannya. Sekali ia sudah diberi ia akan terus menyimpannya, tak akan bisa mengubah apa yang ia terima dengan mudah.
"Azka masih nggak ngerti? Oke, Ayah ulangi lagi ya."
Bola mata Azka menatap Ayahnya yang menatap lembut ke dirinya.
"Jadi, Azka manggil om Deo dengan sebutan lain. Jangan Ayah, nanti sama kayak Ayah lagi. Emang Azka mau punya dua ayah?"
Azka mengangguk senang, "Mauu.. Azka mau."
Lagi - lagi Brian mendesah frustasi. Pandangannya teralih ke pintu kamar dan melihat Bella sedang cekikikan di sana.
"Bun, sini dulu," panggilnya.
Bella berjalan mendekat sesuai dengan perintah Brian. Suaminya itu terlihat lucu dengan wajah cemberutnya. Brian menatapnya dengan pandangan memohon. Ya, hanya Bella yang bisa mengubah pendirian Azka.
"Azka sayang?" Panggil Bella. Azka mendongak dan menatap Bundanya penuh minat.
"Sekarang panggil Ayah Deo, Papi aja ya?"
"Kenapa bun?" Tanya Azka.
Bella tampak berpikir sebentar, "Hmm, karena Azka 'kan udah punya Ayah. Jadi manggil Ayah Deo papi aja," bujuk Bella.
Azka mengangguk semangat dan pergi bersama buku yang ia genggam. Bella menatap Brian geli.
"Gitu aja susah!" Ketusnya.
Brian berdiri dan langsung memeluk istrinya erat. "Iya, iya.. kamu emang Bunda yang terbaikk.."
Awal dari kehidupannya memang tak mudah. Takdir yang memainkan hidupnya pun seakan memberinya kode untuk menyerah. Namun ia tetap maju dan berusaha. Walau kata menyerah sempat tersemat di benaknya tapi dengan mudah ia menghilangkan kata itu.
Semuanya akan indah pada waktunya
Sekarang ia percaya. Jalan berliku yang sempat menyesatkannya pada akhirnya akan terganti dengan jalan lurus untuk mencapai kebahagiaan. Cerita miliknya yang terlalu rumit, bahkan terkadang terlalu membingungkan.
Tapi sekarang semuanya sempurna seperti apa yang ia impikan. Ia bersama dengan pangeran berkuda putihnya. Semuanya sempurna..
***
Huaaaaaaaaaaaaaa....
Gak tau mau ngungkapin gimana tapi... masih gak nyangka aku bisa nyelesaiin cerita ini. Sempat tersendat beberapa kali tapi untungnya masih bisa diatasi. Maaf kalau epilognya aneh? Bener2 bingung mau nulis apa.
Jangan hapus cerita ini dulu yaaa, soalnya beberapa extra part masih menunggu. Just want to say thanks for all of you, readerss.. kalian the best deh!! Makasih banyak buat kalian yang udah luangin waktu buat baca cerita ini.. dan juga buat yang ngevote, comment bahkan sider juga.. cerita ini gak akan sampai pada epilog tanpa kalian semua.. muaachhh
Oh ya, promosi bentar yaa..
Baca juga tiga ceritaku yang lain yaa... ada Snow of April, Daylish, dan yang terbaru D'Binjuls : All About Us. Feel free to vote and comment...
And anyeong!!! See you in extra part!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled Love
Teen FictionKedua hati yang menyatu, menyisakan perih di lain hati. Kedua insan yang mencinta, memberi luka pada insan lainnya. Kedua rasa yang mengelilingi, menghapuskan rasa lain di sekitar. Memang selalu ada cobaan, rintangan, hambatan, halangan, di saat dim...