Mili POV
Gak nyangka ternyata ini adalah hari terburukku. Hari ini dia bilang kalau dia menyukai orang lain. Aku tak habis pikir, siapa cewek itu? Siapa cewek yang disukainya?
Setahuku Brian cuma pernah pacaran denganku. Ya, aku adalah pacar pertamanya. Dan Brian gak pernah dekat sama cewek lain. Walaupun dekat paling gak lebih dari teman. Gak pernah terlintas di benakku kalau dia bakalan mutusin aku karna orang lain. Atau dia cuma bohong?! Kan bisa saja dia berbohong agar aku bakalan ngelepasin dia.
Tapi kan..he's never lie. Dia selalu jujur berarti tadi dia juga jujur. Dan aku akan berusaha buat ngelepasin dia. Ya, aku akan ngelepasin dia walau kutahu itu pasti sangat susah. Dan aku akan berusaha bahagia kalau dia bahagia dengan cewek itu. Aku harap waktu akan membantuku melupakannya.
---
Pagi ini aku gak ada niatan untuk pergi kemanapun. Dan saat ini pun aku masih bermalas-malasan. Ya, walaupun kejadian waktu itu udah 3 minggu yang lalu tapi rasanya seperti baru kemarin saja terjadi. Waktu itu aku emang bilang bakalan mencoba buat melupakannya tapi nyatanya aku masih gak bisa. Karna apa? Karna Brian itu cinta pertamaku. Ya, dia itu cowok pertama yang bisa bikin aku suka banget sama dia. Gak kayak mantan-mantanku sebelumnya yang cuma nyari pacar berdasarkan fisik dan asal nembak aja gak peduli apa rasa cewek itu terhadapnya.
Aku masih saja meringsut di kasurku saat terdengar ketukan di kamarku.
Tok..tok..tok
Dan tanpa ba bi bu pintu itu langsung terbuka dan menampilkan sosok yang selama ini selalu ada di sisiku. Sosok yang selalu mendukungku dan memberikan nasihat padaku. Dia bukan Ibuku apalagi keluargaku. Dia cuma seseorang yang sudah kuanggap sebagai sahabatku. Bisa dibilang sahabat terbaik.
"Masih galau nih?" Tanyanya.
"Iy..eh gak." Jawabku.
Dia langsung ikut berbaring di sampingku.
"Fel?" Panggilku.
Ya, itu nama sahabatku atau lebih tepatnya Syafella Kanaya Zeide. Aku sudah bersahabat dengannya selama hampir 5 tahun.
"Hm?" Jawabnya.
"Kenapa ya kok rasanya sakit banget? Padahal dulu pas aku putus sama mantanku gak sesakit ini." Tanyaku sambil masih menerawang saat aku putus sama semua mantanku.
Fella tampak mendecih." Ck. Ya iyalah sakit Mil. Mana ada coba yang namanya putus itu gak sakit."
"Aku nanya seriusan nah Fel."
"Ya, aku juga jawabnya serius nih Mil."
Aku menoleh ke arahnya dan memasang tampang horrorku. Fella tampak mengarahkan pandangannya ke langit-langit kamarku dan memdesah pelan.
"Kalo kamu ngerasa sakit itu artinya kamu gak rela buat putus sama dia." Jelasnya.
"Terus supaya aku rela gimana?" Tanyaku lagi.
"Kamu mau tahu caranya?" Ujar Fella dengan wajah yang sangat serius.
Aku menganggukkan kepalaku.
"Caranya itu ya belajar buat ngelupain dia." Jawabnya.
"Ahh udah ahh. Aku lelah ngomong sama kamu nih." Jawabku dan langsung ngacir menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamarku.
***
Author POV
Bella sedang asyik menatap sunset di pantai pribadi itu. Dia tak henti-hentinya memandang kagum pada sunset yang indah itu. Bella selalu berharap bahwa kisah cintanya bisa seindah sunset itu yang selalu bercahaya. Dia berharap kehidupannya itu seperti ombak yang menghantam segalanya yang ada di depannya tanpa ada halangan sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled Love
Novela JuvenilKedua hati yang menyatu, menyisakan perih di lain hati. Kedua insan yang mencinta, memberi luka pada insan lainnya. Kedua rasa yang mengelilingi, menghapuskan rasa lain di sekitar. Memang selalu ada cobaan, rintangan, hambatan, halangan, di saat dim...