Bab 28 Like A Dream

2K 137 3
                                    

[My playlist: Kontrol (Kim Sungkyu/ infinite), only one (Tiffany/Girls Generation), remember (A-pink), tic-toc & moonlight (infinite)]

Enjoy!!!
Jangan lupa baca author note yaaaaa

***

"Jangan. Kumohon, biarkan begini, sebentar saja."

Jantungku masih berdetak dengan kencangnya. Aku juga hanya bisa diam di tempat, membiarkan dia memelukku. Meski aku sendiri nggak tahu alasan dia memelukku. Namun, sama sepertinya. Aku juga, ingin membiarkan seperti ini, sebentar saja.

Selang beberapa menit, mungkin. Brian melepaskan pelukannya. Untuk sesaat aku merasa sedikit kehilangan. Rasa nyaman yang menyelubungi perlahn menghilang. Berganti dengan rasa takut. Takut kalau ini hanya untuk melampiaskan kesedihannya.

Sebuah pemikiran itu makin menakutkan bagiku. Bagaimana jika ia hanya mempermainkanku? Jika pelukan ini hanya untuk pelampiasannya saja, akibat kesedihan yang kak Fella alami. Bisa saja, 'kan.

Aku masih terpaku di tempat, dengan berbagai pemikiran yang perlahan menyelimuti. Aku bahkan tak sadar kalau Brian membalikkan badanku, sehingga kini kami berhadapan. Aku baru sadar, kembali ke duniaku saat kurasakan sesuatu yang lembut menyentuh keningku.

Untuk sesaat aku menegang ditempat, jantungku berhenti dengan sempurna. Brian menciumku. Di kening, bukan bibir. Agak lama ia menempelkan bibirnya di sana, dan aku hanya diam menikmatinya. Tanpa terasa sudut mataku mulai berair, pemikiran negatif tadi datang tanpa diundang.

Mungkin Brian sedikit terkejut, sehingga melepaskan ciumannya. Ia menatapku, dengan pandangan bingung. Aku mendongak, menatapnya langsung di bola matanya.

"Kenapa?" Hanya kata itu yang bisa kukeluarkan.

Brian menaikkan alisnya, "Kenapa? Maksudmu?"

"Kenapa kamu menciumku? Aku tau kamu nggak suka sama aku, ta-tapi kenapa kamu ngelakuin ini? Membuat hatiku melambung jauh, lalu menjatuhkannya ke dalam lubang."

Ia menghela nafas. Aku sendiri bingung kenapa ia melakukan itu.

"Kalau aku bilang 'aku suka kamu', kamu percaya?" Tanyanya tiba-tiba.

Aku mengangguk lalu menggelengkan kepalaku dengan cepat. Bingung akan reaksi yang kuberikan Brian kembali berbicara.

"Sudah kuduga," ujarnya singkat.

Brian menggenggam kedua tanganku, sangat erat seakan ia tak ingin kehilanganku. Tatapan matanya kepadaku juga begitu dalam.

"Aku suka.... sama kamu. Kalau aku bilang seperti itu, kamu akan jawab apa?"

Aku menaikkan kedua bahuku. Sebenarnya tak ingin terlalu mengharap yang berlebihan, toh bisa saja ini hanya bualan semata.

"Kalau aku bilang, 'dari dulu aku sudah suka sama kamu. Sejak sd, di perpustakaan, dan seterusnya. Bahkan sampai sekarang. Nggak ada yang bisa menggantikan kamu di hatiku', kamu.... percaya?"

Aku masih diam. Sampai ia tiba-tiba saja berlutut di depanku, dengan sebuah kotak di keluarkannya dari saku celananya.

"Ini, dari dulu aku selalu nyimpan ini. Mungkin dengan menyimpan ini, aku pikir kamu bakal ada buatku untuk selamanya. Dan ternyata emang benar. Kamu ada di sisiku, tapi aku terlalu pengecut untuk mengatakan langsung kalau aku suka sama kamu," ia berjeda sesaat.

"Mungkin aku aneh, karena tiba-tiba aja bilang kayak gini ke kamu. Dan juga ngasih kamu ini, tapi mending kamu buka aja," ucapnya sambil memberikan kotak itu ke arahku. Kuterima dengan sedikit ragu, memang aku sedikit penasaran dengan isinya. Apa begitu istimewa?

Saat hendak kubuka, ia kembali berdiri dan masih menatapku lekat. Menungguku membuka ini dengan harap-harap cemas, mungkin.

Aku membukanya dan bingung karena hanya ada hiasan berbentuk hati berwarna pink di atas sebuah kertas. Kuambil hiasan itu dan kuperhatikan dengan seksama. Jujur aku sedikit familiar dengan benda ini. Kembali kugali ingatan dulu, saat masih di bangku sekolah dasar.

Aku tercengang, sekarang aku ingat. Ini, hiasan gelangku.

"Kertasnya nggak kamu baca?" Tanyanya membuatku kembali menaruh hiasan itu dan mengambil selembar kertas yang dilipat disana. Kupikir hanya ada satu, namun ternyata ada 5 kertas.

Kubuka kertas pertama, terlalu penasaran aku dengan isinya.

Everyday seeing you in that smile

Aku menaikkan alisku bingung dan mengambil kertas selanjutnya.

Makes me wanna hold you tight

Kertas kedua isinya juga masih kurang jelas, kembali kuambil kertas selanjutnya.

But, I hope that you will now this

Semakin penasaran aku dibuat olehnya. Kertas ini seakan menjadi objeknya untuk melampiaskan semua isi hatinya.

That until now my heart is still yours, even when you don't know about it, so

Kini, tinggalah kertas terakhir. Aku menatap Brian yang hanya tersenyum ke arahku. Dari tatapan matanya aku tahu kalau ia menyuruhku untuk membuka kertas terakhir itu.

If I tell you 'I love you' , could I keep you forever?

Aku mendongak menatapnya, sudut mataku mulai berair. Melihatnya melakukan ini semua padaku. Menyimpan barangku yang bahkan hampir kulupakan.

"Br...Bri....Brian.." tak mampu lagi aku berkata-kata.

Ia mulai menarik nafasnya dan mengucapkan serangkaian kata yang sering kuimpikan.

"So? Apa jawabanmu? Bisakah aku memilikimu selamanya?"

Aku menggeleng, "kenapa?" Tanyanya bingung bercampur sedih dan kecewa.

"Kamu bahkan nggak bilang 'I love you' ke aku. Jadi gimana aku bakal jawab."

Ia terkekeh, "I love you, Bella. Meskipun ini terlalu dini untuk mengatakan cinta, tapi aku benar-benar cinta sama kamu. Jadi?"

"Jadi apa?"

Ia cemberut, membuatku mau tak mau tertawa melihat wajahnya.

"Iya, aku mau."

Jawabku spontan saat wajahnya semakin mengerut. Kini, hanya senyuman bahagia yang terpasang di wajahnya begitu juga wajahku. Sebenarnya, masih tak menyangka kalau ini adalah kenyataan. Tapi, aku tak ingin kalau ini hanya sekedar mimpi.

Jadi, apa mimpiku waktu itu telah menjadi nyata? Benarkah aku lah wanita yang mendampinginya? Ataukah itu kak Fella?

***

Haiii.... ini aku update lagi walau pendek, sangat pendek. Tanganku gatal pingin cepat2 lanjutin ini. Oh ya, di part selanjutnya bukan Bella Pov, soalnya nanti bakal aku ceritakan semua kejadian selama aku memakai Pov dari Bella. Dan juga kejadian apa yang menimpa Si Om Zen itu.

Hahahahaha....akhirnyaaaaa ceritaku mulai kembali ke jalurnya lagi. Setelah di beberapa part ia nyasar karena nggak tahu jalan. Oh ya, maunya sad ending, happy ending atau ending yang menggantung? Comment yaaaaaaaaa!!

Dan, maaf kalau playlistku semuanya lagu kpop. Maklumlah aku kpopers. Dan semua lagu itu aku dengerin saat bikin part ini.

So, see you in next part!!

Tangled LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang