Bab 33 A New Part (REPOST)

2.2K 117 10
                                    

Ini kuupdate ulang, tadi pas kubuka eh ternyata rada error gitu. Sebagian ceritanya ada yang hilang. So, here it is.

You're crying again when I told you not to
Please listen, bursting tears
Weak heart, scarred heart
I really don't want to cry
But you're crying again when I told you not to

Please don't cry in front of him
You keep crying whenever he says something
When you couldn't even say anything
When he broke up with you
When you couldn't even
Tell him you love him
Stop, stop crying

Go, please go, don't come
Listen to me, you bad break up
I have so much I want to say
I still love him
Go, please go, but leave him

[Davichi - Cry Again]

Lagu diatas backsound saat Bella sama Brian ada di taman. Lagunya ada di atas ya.

Enjoyy!

***

Lelaki itu melamun, menatap nanar pada seorang perempuan. Setahun. Sudah satu tahun lamanya ia menghilang, pergi tanpa kabar. Lalu, sekarang ia muncul di hadapannya. Walau ia tahu kalau perempuan itu ada tanpa kesengajaan.

Brian melamun, menatap kepergian perempuan itu dengan sendu. Sudah sangat lama mereka tak bertemu. Dan sekarang mereka dipertemukan dalam situasi yang berbeda. Brian menghembuskan nafas kasar. Walau sudah lama tak bertemu tapi debaran itu masih ada.

Terakhir kalinya mereka masih menyandang kata 'kita' adalah malam dimana semua angan berterbangan. Terhapus oleh sapuan angin tanpa sisa sedikitpun. Dalam diri mereka bertekad, melupakan semua hanya dengan waktu. Berharap waktu akan dapat mengikis kebersamaan yang pernah mereka jalani.

"Lebih baik kita pertahankan..."

"Lebih baik kita putus saja...."

Mereka saling bertatapan, melempar pandangan yang sama. Satu hati merasa tersakiti begitu juga dengan hati lainnya. Yang terucap memang tak sesuai hatinya, sedikit egois ia mengucapkannya. Meminta putus sedangkan yang ia ingin adalah mempertahankan.

Yang terucap semua mengikuti ego semata. Tak ingin putus karna hati yang telah terjatuh begitu dalam. Dan jika ia meminta putus apa yang bisa Brian lakukan?

"Maksud kamu?" Ucap Brian saat bisa mengendalikan pikirannya.

"A-aku pikir.... lebih baik kita putus. Dengan begitu kamu bisa... bareng kak Fella dan menurutin orang tua kamu."

"Memangnya dengan begitu aku bahagia?" Ujar Brian sinis. Ia tak habis pikir kenapa Bella berpikiran seperti itu.

Bella menarik bahu acuh, "Entah. Tapi, itu yang terbaik."

Brian yang sudah tak tahan lagi menyerah. Terserah apa jadinya nanti. Jika ini memang keputusan Bella, ia bisa apa?

"Okay, kalo itu yang kamu mau. Aku harap ini memang yang terbaik."

Brian berdiri dan berniat pergi. Baru satu langkah ia sudah tak tahan ingin berbalik dan memohon pada Bella. Ya, ia ingin Bella tetap bersamanya.

"Oh ya, sekedar mengingatkan. Penyesalan selalu datang belakangan."

Menyelesaikan kalimatnya, Brian langsung pergi. Meninggalkan Bella dalam kesendirian. Ini yang Bella mau, tapi bukan yang ia mau.

"Bri?"

"Brian?"

"Sayang...."

Brian mengerjap dan mendapati Fella berada di sampingnya. Ia memaksakan seulas senyum. Fella yang melihat itu semakin tersenyum lebar. Ia yakin Brian sekarang telah menjadi miliknya, sepenuhnya.

Tangled LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang