Bab 17 Feeling Toward You

3.3K 155 4
                                    

Warning : Typo bertebaran

Brian POV

Aku keluar dari kamar Bella untuk sejenak mencari udara segar saja. Bayangkan aja aku nemanin dia dari tadi dan gak ada satupun yang kita bicarakan. Situasinya sangat canggung. Ini juga gara-gara Ferlan. Dia yang menawarkanku untuk menjaga Bella.

Awalnya aku menolak karna yakin nanti akan menjadi seperti apa. Tapi di sisi lain aku juga menerimanya karna aku akan memiliki waktu yang banyak untuk bersamanya. Aku memang belum menyatakan perasaanku padanya. Aku belum bukan karna aku takut atau apalah itu. Aku belum menyatakannya karna aku menunggu waktu yang tepat. Dan waktu yang tepat itu tak kunjung datang.

Aku berniat kembali ke kamar Bella. Setelah lama duduk di bangku ini dan melihat beberapa anak yang sedang bermain. Lucu juga saat melihat wajah bahagia anak-anak itu. Wajah tanpa masalah. Sepertinya lebih mengasyikkan menjadi anak-anak. Kita pasti tak akan memikirkan banyak hal dan hidup terasa lebih mudah di jalanin.

Aku berjalan di lorong rumah sakit yang terlihat ramai. Sampai aku terhenti oleh pemandangan yang mengerikan kalau menurutku. Bella sedang menangis. Aku bisa melihatnya walaupun dia menunduk sekalipun. Entah apa yang membuatnya menangis sampai akhirnya mataku menangkap apa yang dilihatnya. Saat Bella pergi menjauh aku mulai berjalan mendekat. Dan aku tahu kenapa dia menangis.

Aku yakin pasti dirinya sangat terpukul mengetahui hal ini. Hal yang seharusnya diketahui olehnya tapi disembunyikan dengan rapi tanpa sedikit celah untuknya agar dapat mengetahuinya. Hal yang selama ini dikhawatirkan akhirnya terjadi juga. Bella pergi dengan menangis. Tapi ia mencoba menyembunyikan tangisannya itu.

Aku mengikutinya dari belakang dengan langkah sepelan mungkin. Jika bisa aku akan langsung memeluknya hanya saja banyak mata disini yang memperhatikan. Dan sedikit tak enak jika berbuat hal yang bisa mendapat perhatian orang-orang.

Sampai di depan ruangannya Bella terdiam. Ia masih saja menangis tapi ia mencoba untuk menghentikan tangisannya yang malah membuat air mata itu terus mengalir. Perlahan aku berjalan mendekat. Aku sudah tak tahan untuk memeluknya sekarang dan mengatakan padanya kalau semua baik-baik saja. Aku ingin sekali menenangkannya. Aku tak ingin melihatnya menangis. Hatiku hancur seiring dengan air matanya yang berjatuhan.

Perlahan kakiku berjalan mendekatinya. Perlahan tanganku terulur untuk menggapainya tapi belum sampai aku di hadapannya telah ada orang lain yang memeluknya. Sudah ada orang lain yang menenangkannya. Tanganku yang tadinya terulur terjatuh seketika. Langkahku terhenti begitu saja melihat pemandangan di depanku. Melihat orang yang kusuka berada di pelukan orang lain. Melihat dirinya ditenangkan oleh orang lain. Perlahan aku berbalik dan meninggalkan tempat itu. Aku tak ingin berada lebih lama di sana.

---

Pemandangan tadi tak hilang juga dari pikiranku. Setiap kaki aku melamun pemandangan itu akan muncul begitu saja. Bahkan seperti semua kejadian itu terputar kembali di otakku. Aku yang begitu bodoh. Aku yang begitu lamban. Kenapa tadi aku tak langsung memeluknya saja. Kenapa tadi aku terlalu mementingkan pikiran orang lain.

Jika saja aku lebih cepat. Jika saja aku langsung memeluknya saat aku melihatnya pasti semua tak akan menjadi seperti ini. Memang benar ya jika penyesalan selalu datang terlambat. Aku terlalu menyesal sekarang. Tapi apa yang bisa kulakukan jika hal itu terjadi. Apa yang akan kuperbuat? Jawabannya tak ada. Aku tak bisa berbuat apa-apa.

Aku meremas kaleng minuman yang sempat kubeli tadi. Kulempar kaleng itu ke dalam tempat sampah yang ada di depanku dan masuk. Kualihkan pandanganku dari tempat sampah dan kulihat sepasang kekasih terlihat sedang bermesraan di depanku.

Ya Allah. Kenapa kau suguhkan pemandangan ini saat hambamu sedang dilanda kegalauan?

Sepertinya memang dunia itu tak adil. Lihatlah sekarang pemandangan memuakkan itu. Sepasang kekasih yang sedang duduk di bangku agak jauh dariku sedang berbicang dan sesekali tertawa. Kualihkan lagi ke arah lain dan pemandangan yang sama yang kudapat. Yang berbeda hanya pasangan ini terlihat saling suap-suapan. Kenapa aku seperti ada di dalam film atau video clip salah satu lagu. Sangat cocok sekali suasananya. Yang kurang hanya lagu galau saja.

Tangled LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang