●●♤○●
Jennie pun datang ke kamarnya, dia mendudukan dirinya di kamar utama menssion. Barulah setelah itu beberapa menit kemudian datanglah pelayan perempuan yang lebih tua beberapa tahun darinya.
"Salam tuan putri." Katanya.
"Halo, siapakah namamu?" Tanya Jennie.
"Nama saya Gisel tuan putri, saya yang akan melayani anda." Jawabnya dengan anggun, tapi sebenarnya dia sangat tidak suka berlagak seperti ini. Karna Gisel adalah pelayan yang penuh dengan keceriaan.
"Kau tidak perlu kaku seperti itu Gisel, anggap saja aku adalah sahabatmu." Kini mata Gisel berbinar mendengar jawaban Jennie, bagaimana tidak dari ingatan Jennie El, Jennie dapat melihat kalau Gisel adalah gaids yang baik. Dulu pun Gisel lah yang merawat Jennie El Daniella yang menangis disini karna menjadi tawanan perang.
"Heheh baik tuan putri, saya akan bekerja keras untuk membantu anda." Kata Gisel dengan percaya diri.
"Baiklah sekarang kau tunjukan apa saja yang ada di menssion ini dan apa saja yang boleh dan tidak boleh aku lakukan."
Gisel pun akhirnya menerangkan kepada Jennie, bahwa di Menssion ini para tuan putri mendapatkan fasilitas mewah seperti baju, mobil, kolam renang dan juga berbagai hal. Namun karna disini adalah Mensssion yang paling jauh dari istana Kaisar disini hanya ada danau bukan kolam renang. Jennie tak masalah dengan itu, lagipun air danaunya terlihat jernih dimana disana ada sebuah pohon besar dengan tempat duduk dibawahnya.
Di menssion terdapat satu kamar utama dan 5 kamar dibawahnya untuk para pelayan. Pengawal akan berjaga disetiap gerbang menuju ke menssion yang lain dimana disana lah para putri lainnya tinggal. Ada juga dapur dan juga taman serta ruangan ruangan santai seperti tempat menonton tv dan juga masih banyak lagi.
Gisel juga membawa Jennie kedalam Wadrob, disana juga.telah disiapkan baju yang banyak sekali. Dan kebetulan itu sangat pas dengan selera Jennie, dimana baju baju itu tertutup, adapun baju yang akan digunakan untuk di pesta yaitu baju dengan korset juga baju prom yang indah.
"Tuan putri, anda akan melakukan berbagai hal disini sambil menunggu akan apa yang terjadi. Mungkin anda semua akan menjadi selir, karna itu yang paling mendekati." Jawab Gisel.
"Benarkah? Aku tidak yakin kalau aku ini seorang selir, lagipun yang mulia Kaisar belum menikahi salah satu diantara para putri." Terang Jennie, benar ini masih awal di novel, dimana pada saat saat ini Victor sama sekali tidak tertarik memiliki wanita dia hanya akan gila kerja saja.
"Tapi tuan putri, para tawanan putri yang lain saat ini berlomba lomba mendapatkan hati kaisar Victor ada yang berkata kalau selir pertama Irene akan menjadi permaisuri. Anda juga tidak boleh kalah." Jawab Gisel dengan semangat.
"Aku akan mengalah, karna aku sama sekali tertarik dengan pernikahan. Aku hanya ingin hidup bebas walau dikekang." Akan lebih baik kalau Jennie menjauhi putri kerajaan Prositus bernama Irene Trivillia, karna dia lah Jennie El Daniella dihukum. Tentu saja itu menyakitkan juga karna Kim Jennie dan Jennie El Daniella dia dapat merasakan bagaimana kematian itu.
"Entahlah, sepertinya anda berbeda dengan para putri lain. Kata teman teman saya para putri lain sangat suka melakukan pertemuan dan perjamuan di pavillium putri, entah mengapa sepertinya anda tidak akan seperti itu." Kata Gisel tersenyum lembut, dia dapat melihat sosok Jennie yang begitu sederhana pada diri tuan putri didepannya itu.
"Aku sama sekali tak tertarik, aku akan melakukan apapun sendiri nanti tenang saja." Ucap Jennie dengan senyum dan dibalas anggukan oleh Gisel.
Malam harinya dia mandi sendiri, Gisel hanya menyiapkan keperluannya. Dari awla Gisel tau kalau tuan putri Jennie sama sekali tak meminta tambahan pelayan. Seperti tuan putri lain dia melakukannya sendiri. Selesai dia memakai piyama dan kemudian meyisir rambutnya.
Beberda dengan Jennie seseorang dengan aura gelapnya saat ini sedang melatih dirinya sendiri menggunakan pedang. Dibawah sinar bulan matanya yang tajam dan gerakannya yang lihai membuat siapa saja menjadi terpana dengannya. Kemudian tak berselang lama seseorang datang melaporkan sesuatu padanya.
"Yang mulia ada yang harus saya sampaikan." Ucapnya, pria itu juga tak kalah tampan bedanya yang memegang pedang memiliki aura gelap membunuh yanv satu lagi memiliki aura gelap jenius dan kalem.
"Apa yang ingin kau sampaikan grand duke?" Tanyanya.
"Kami telah membawa kelima belasan putri dari seluruh kerajaan yang ditaklukan, para mentri meminta anda memilih diantara mereka untuk dijadikan istri anda yang mulia." Katanya.
Sring.
Pedang itu menancap tepat disamping Grand duke itu.
"Memangnya mereka siapa?! Berani menyuruhku melakukan hal itu, dari awal mereka lah yang melakukan ini bahkan tanpa izin, aku bahkan tidak ingin para putri itu menjadi tawanan perang mereka saja yang sangat cerewet."
Benar, kedua pemuda itu tak lain dan tak bukan adalah Victor Algerd de Gavin sang kaisar Alexandrite dan juga tangan kanannya sekaligus sepupunya Aldean Eunwoo Aldirck yang menjabar sebagai grand duke wilayah.
"Victor mereka melakukan ini juga karnamu, ingat kutukan wanita itu tak main main." Kini gaya bicara Eunwoo lebih santai, dia mengatakan hal ini bukan sebagai seorang bawahan tetapi sebagai seorang sahabat yang sudah lama mengalami susah dan senang dengan Victor.
"Kau benar, kutukannya memang selalu membuat tubuhku sakit. Dan aku berniat menyerahkan semua ini pada keturunanmu nanti." Jawabnya dengan enteng, tentu saja Eunwoo tak mau, dia ingin hidup bebas dan layak bukan seperti ini. Ia juga ingin bersantai dan tak ingin memberi beban kepada penerusnya kelak.
"Maaf ditolak, bagaimanapun juga kau masih memiliki keturunan setengah dewa. Kau harus menikah untuk kesejahteraan rakyatmu, bagaimana aku bisa menikah kalau kau saja tidak menikah, aku yakin diantara para putri itu pasti ada yang bisa mematahkan kutukanmu." Jawab Eunwoo.
"Kau seyakin itu? Aku sendiri sangat tidak tertarik dengan hal itu." Victor pun pergi meninggalkan Eunwoo, dan grand duke Eunwoo hanya bisa menghela nafasnya.
Tak ada yang tau kecuali dirinya tentang kutukan itu, dulu saat kedua orang tua Victor masih hidup dan Victor masih kecil dia dikutuk oleh seorang penyihir tua karna gak sengaja membuatnya marah. Kutukan itu berupa ia tak dapat memiliki keturunan entah kepada siapapun wanita, dia tidak akan bisa tidur ataupun makan makanan yang enak, serta pelan pelan tubuhnya akan berubah menjadi iblis pada saat umurnya memasuki usia pas.
Karna sang raja meminta maaf dan dengan tulus mengatakan itu bukan kesengajaaan sang penyihir pun merasa bersalah, tetapi terlanjur kutukan itu telah disematkan pada pabgeran Victor kecil. Karna hal itu sang penyihir pun berkata hanya ada satu hal yang bisa mematahkan kutukan itu yaitu True Love atau cinta sejati.
Itu sebabnya sejak kecil pangeran tak pernah sekalipun tidur, atau makan makanan enak, dia hanya suka berperang dan mengerjakan tugasnya sehingga pantas baginya disebut tiran.
●●♡○○
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Yang Terabaikan [Taennie]
FanfictionJennie sangat suka dengan cerita novel fantasi, apalagi novel yang berjudul The King Of Dead, itu adalah salah satu novel yang paling ia suka, novel itu menceritakan tentang seorang gadis pemberani yang menjadi seorang prajurit dan memikat hati sang...