●●♡○○
Pada sore hari setelah semuanya selesai, hari ini Grand duke Eunwoo dan juga Jendral Jimin sedang menjaga diluar. Mereka akan melihat gerak gerik pelaku pembunuhan dan pemberontakan yang saat ini diperkirakan ada disekitar perpustakaan dan juga gudang pendingin di bagian dapur utara.
Dengan komando para pengawal mereka berjaga tanpa dikenali dan tanpa menggunakan baju kebangsawanan yang selalu mereka pakai jika di istana.
"Jangan sampai lengah Jendral, sekarang kita harus bersiap untuk penyerangan." Kata Eunwoo kepada Jimin.
"Dia pasti sedang berada disini, bukankah kau sendiri yang memerintahkannya untuk kesini." Ungkap Jimin, mereka berdua kembali melihat lihat dan berjaga.
Berbeda dengan mereka yang sibuk memperhatikan kanan dan kiri, di istana putri Lisa saat ini sedang melukis wajah seseorang yang tampan. Hal itu tak luput dari mata mata yang dikirim oleh putri Irene yang menyamar sebagai seorang pelayan.
"Lukisan anda sangat cantik tuan putri." Ungkap pelayan itu membawakan secangkir teh dimana disana sudah terdapat sebuah obat yang akan bereaksi beberapa jam setelah orang itu meminumnya.
"Terimakasih." Jawab Lisa dengan tanpa curiga sedikit pun, dia kembali melukis sambil melihat orang yang menjadi objek lukisannya, orang itu tengah bersendeh disalah satu rak dengan serius menatap kearah tab yang ia bawa. Itu terlihat jelas dipandangan Lisa karna balkon kamarnya menghadap langsung kearah jendela perpustakaan.
"Ngomong ngomong siapa dia?" Tanya pelayan itu.
"Dia Jaehyun tangan kanan grand duke Eunwoo."
Dengan informasi itu sudah lebih cukup bagi mata mata itu untuk memberitahukan kepada tuan putri Irena apa yang sedang terjadi, kini dia pun pamit undur diri, Lisa masih melanjutkan melukisnya.
Pelayan itu pergi mengendap ngendap ke pavillium tuan putri, disana berdiri tuan putri Irene, Joy dan juga Sana sedang meminum teh dan menunggu datangnya sang pelayan.
"Apa yang kau bawa Helde?" Tanya Irene kepada pelayan itu.
"Saya memberi salam kepada Selir Irene, tuan putri Alisa saat ini sedang melukis di balkonnya."
"Aku kan memintamu untuk memata matainya dengan benar!? Kenapa kau malah melihatnya melukis!?" Marah Irene.
"Tuan putri maafkan saya, tetapi informasi ini sangat penting bahwa tuan putri Alisa melukis seorang pemuda aku rasa dia sedang jatuh cinta dengan pemuda yang berada di perpustakaan."
Penerangan itu membuat Irene menyeringai, begitupun ketiganya.
"Itu informasi yang sangat bagus Helde, apa kau sudah memberikan obat itu kepadanya?" Kini giliran Joy yang mengatakan hal itu, dia pun menjawab dengan mantap kalau dia sudah memberikan obat kepada teh yang diminum oleh putri Alisa.
"Kerja bagus Helde, ambilkan kertas dan pena untuk kami dan juga jangan lupa berikan surat yang kami tulis kepada tuan putri Alisa." Sana pun memberi perintah dan membuat Helde pergi dari sana dengan imbalan yang besar.
Sementar itu kelompok pembunuh bayaran saat ini sedang memberi pesan kepada seseorang melalui tab yang dikirim secara jaringan.
"Paduka, kita sudah siap untuk pembunuhan yang mulia kaisar." Ucap salah satu bawahan dimana saat ini disebuah markas yang gelap nan pengap mereka bersembunyi.
"Bagus, beritahu Jaehyun tentang hal ini, pastikan dia melakukan pekerjaan itu dengan pasti." Ungkap pemimpin itu dan diangguki dengan hormat oleh bawahannya.
"Perjalanan ini masih panjang, jika ini gagal maka tak ada rencana lain selain memasukan Tzuyu kedalam kekaisaran."
Begitulah seringai peringai orang itu menandakan niat jahat yang akan ia lakukan bukan hanya ini, ini masih sangat pemula untuk membuktikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Yang Terabaikan [Taennie]
FanfictionJennie sangat suka dengan cerita novel fantasi, apalagi novel yang berjudul The King Of Dead, itu adalah salah satu novel yang paling ia suka, novel itu menceritakan tentang seorang gadis pemberani yang menjadi seorang prajurit dan memikat hati sang...