part 27

2.2K 434 13
                                    


Pada malam hari, setelah pulang dari perjalanan yang jauh Jennie. membersihkan dirinya. Dia kemudian menatap kalung itu, kalung yang ia temukan di hotel Goruli.

Kini tiba tiba saja, kalung itu bersinar seperti papan Led yang menyalakan beberapa gambar, disaat itu pula Jennie dapat melihat kejadian yang akan datang.

Dimana disana terpampang jelas kalau 3 hari dari sekarang musuh terbesarnya akan datang, benar Tzuyu, kalung itu hanya akan bereaksi pada Jennie dengan gerak gerik Tzuyu yang terpampang jelas.

Inilah keistimewaan kalung itu, Tzuyu tidak akan tau apa yang Jennie rencanakan, dia bukan Jennie yang lemah yang akan diam saja tanpa berbuat apapun.

Tidak akan menyangka kalau masalah ini akan selesai dengan sangat mudah.

"Kau pikir, dengan melakukan trik murahan mu kau akan bisa menang, aku tidak akan memaafkanmu karna telah menyakiti Villhanas maupun Victor tidak akan."

"Waaw, kau terlihat sangat menakutkan!" Ucapan yang tiba tiba itu membuat Jennie gelagapan, dia tidak ingin semua orang tau tentang layar led itu, namun ketika melihat kedepannya gambaran itu sudah hilang.

"Kau! Apa yang kau lakukan dikamarku!" Teriak Jennie, kepada orang itu.

"Entahlah, ini istanaku aku berhak melakukan apa yang aku mau!" Dari gelagat bicaranya saja kita sudah dapat menebak kalau itu Taehyung.

"Dasar mesum!" Komentar Jennie yang sangat pedas membuat Taehyung yang kini sudah duduk diranjang Jennie dengan tidak sopan menatap Jennie dengan tatapan tak percaya.

"Apa yang kau katakan! Siapa yang mesum!" Protesnya.

"Memangnya ada orang lain selain kau disini! Jadi sudah jelas kaulah yang mesum!" Jawab Jennie dengan sangat percaya diri.

"Aku bukan mesum! Aku tidak sudi melakukan hal ini kepada orang lain! Aku hanya melakukannya padamu!"

"Maksudmu? Jadi tidak apa apa kalau itu aku!" Marah Jennie.

"Ya tidak apa apa, apa susahnya menjadi ayah bahkan sebelum menikah!"

Bugh.

Ucapan yang keterlaluan itu membuat Jennie melemparkan bantalnya kearah Taehyung, memang itu pantas untuk orang yang kelewat kurang ajar seperti Taehyung.

"Aduuh hey! Ini sakit kau tau! Kau ini aku hanya bercanda!!"

"Bercandamu sangat tidak lucu!"

"Oh yah, apa kau tadi mengkhawatirkanku?" Kini malah tatapan meledek, seakan kepergok Jennie ingin tau apa saja yang Taehyung dengar.

"Siapa yang mengatakan hal itu!?" Tanya Jennie.

"Kau, tadi kau bilang kau tidak akan memaafkan siapapun yang menyakiti Villhanas dan Victor."

"Terserah padaku aku ingin mengatakan apa." Ketus Jennie.

"Tapi siapa Villhanas." Taehyung yang merasa marah kini menatap Jennie dengan dingin, dia tidak akan membiarkan siapapun mendekati Jennie.

"Dia adalah kamu!" Jawab Jennie jujur, tentu saja itu benar, Villhanas dan Victor sama.

"Kenapa kau terlihat sangat marah?" Tanya Taehyung, dia melihat kekhawatiran dan rasa marah diraut wajah Jennie.

"Dengar, aku ingin minta satu hal padamu, dan hanya kau yang bisa mengabulkannya."

"Apa itu?"

"Saat pernikahan Lisa, jangan sekalipun mengizinkan utusan kerajaannya masuk, termasuk ayah Lisa dan keluarganya, jangan, tolong."

"Kenapa? Bukankah mereka keluarganya?!" Bingung Taehyung.

"Tidak, mereka sama sekali tidak menyeyangi Lisa, percayalah padaku kali ini." Karna mereka akan menjadi kambing hitam yang merupakan sasaran tepat untuk Tzuyu melancarkan aksinya. Batin Jennie sangat khawatir.

"Kalau kau mengabulkannya, aku akan melakukan apapun yang kau mau!" Jennie akan menyesali keputusannya ini.

"Baiklah, apapun yang aku mau akan ku minta nanti."

Jennie tidak tau apa yang Taehyung pikirkan, sehingga dia hanya senang mendengarnya. Satu langkah, hanya satu langkah sebelum pembalasan dendam.


Di malam yang sama Lisa terbangun dari tidurnya, dia yang awalnya hanya melihat Celine dikejutkan dengan orang yang ada disebelah kirinya. Yang tak lain dan tak bukan adalah Eunwoo yang tertidur di kursi panjang itu. Berniat menjaga Lisa dari apapun itu apalagi menjelang hari pernikahan ini adalah hari terakhir dia melihat Lisa.

Sesuai tradisi besok dia sama sekali tidak boleh menghubungi Lisa sampai hari pernikahan tiba, sehingga dia pun memutuskan untuk menginap sembari menjaga sebelum dipisahkan.

Merasakan ada pergerakan, Eunwoo membuka matanya dan menarik tangan orang itu, dia mendapati sebuah selimut dan.

"Ugh!" Suara kesakitan yang Lisa alami karna tangannya ditarik begitu keras sehingga mengakibatkan posisi yang ambigu, dimana Lisa dibawah Eunwoo.

"Maaf, maafkan aku!" Ucap Eunwoo, beruntungnya tidak membangunkan Celine yang tertidur.

"Tidak apa apa." Kata Lisa, dengan lirih dan lembut.

Lisa hanya berniat memberikan sebuah selimut kepada Eunwoo yang tampak kedinginan.

Eunwoo pun mengambil selimut itu, dan tersenyum simpul, keduanya sama sama dalam keadaan canggung yang begitu berat.

Hingga.

"Terimakasih." Lisa yang mengatakan hak itu terlebih dahulu membuat Eunwoo mengernyit bingung.

"Ya?" Jawab Eunwoo.

"Terimakasih karna anda mau menerima saya."

Terdengar sangat tulus, Eunwoo hanya menganggukan kepalanya, untung saja malam jadi Lisa tidak dapat melihat  warna merah yang ada dipipi Eunwoo

"Apakah saya bisa berbicara santai kepada anda?" Permintaan pertama Lisa untuk Eunwoo sangat sederhana. Eunwoo tentu saja sangat senang mendengarnya.

"Tentu saja, lakukanlah semaumu." Kata Eunwoo gelagapan membuat Lisa terkekeh, baru pertama kali Eunwoo melihat itu senyuman Lisa yang ditunjukan untuknya.

"Terimakasih."

Karna Lisa mengajukan itu, Eunwoo jadi ingin meminta sesuatu kepada Lisa.

"Apa aku juga boleh meminta sesuatu padamu?"

Tanpa ragu, Lisa menganggukan kepalanya.

"Tentu apa itu?"

"Bisakah kau membuka hatimu."

Detik itu dikeheningan malam itu, Eunwoo hanya bisa membeku ketika tubuh Lisa menubruk tubuhnya. Membuatnya membalas pelukan itu. Lisa juga ingin seperti itu, bukan memberi persetujuan dia hanya bisa memeluk sebagai bentuk persetejuannya.

Hari ini ada dua orang yang mengalami jatuh cinta, bedanya yang satu penuh dengan ke bar baran, sedangkan yang lain dengan kelembutan.

Selir Yang Terabaikan [Taennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang