part 40

1.8K 292 22
                                    

Malam itu Taehyung terlihat gelisah, sama halnya dengan Jendral Jimin keduanya terlihat sama sama mengenaskan. Seperti seorang kekasih yang ditinggalkan untuk hubungan jarak jauh bahkan berkas berkas yang seharusnya mereka kerjakan tidak selesai selesai sedari tadi.

Tuut tuut.

Suara bunyi telepon genggam kini terdengar, Jimin dan Taehyung langsung saja mencari handphone mereka berharap kalau orang terkasih menghubungi.

"Dimana Handphoneku Jim?" Tanya Taehyung.

"Seharusnya aku yang bilang begitu dimana handphoneku Vic?" Ucap Taehyung.

Keduanya bahkan sampai berdiri dari duduknya merogoh saku baju dinas mereka yang mewah dan berlapis.

Ketika keduanya sudah menemukan dimana handphone mereka dengan kompak keduanya mengangkat tanpa melihat nama yang tertara di layar handphone.

"Haloo!" Jimin & Taehyung.

"Halo hyung, bagaimana kabar kalian?" Mendengar suara itu, awalnya keduanya bersemangat, kini keduanya saling berpandangan, terlihat sekali wajah mereka merasa kesal dengan orang disebrang telephone.

"Hyung? Aku akan mengganti menjadi video call, aku ingin menunjukkan sesuatu." Kata Eunwoo.

"Apa sih? Kalau kau sedang honeymoon jangan bikin orang kepengin nikah ngapa sih!" Seru Taehyung marah.

"Dasar bodoh, kau membuatku berharap." Tambah Jimin.

Panggilan grup itu kini terdengarlah suara Eunwoo yang tertawa terbahak bahak mendengar gerutuan dari Taehyung dan juga Jimin.

"Apa yang kau ingin tunjukkan?" Panggilan suara kini beralih menjadi panggilan Video.

"Lihatlah hyung, saat ini di Andromeda telah dibangun pacuan kuda, aku ingin mengajak kalian untuk berkuda bersama." Kata Eunwoo.

Menunjukkan pacuan kuda yang ekstrim nan menantang.

"Saat ini kami tidak ingin berkuda." Jawab Taehyung, ia sedang memikirkan bagaimana caranya ia melamar Jennie.

"Ku juga kurang berminat." Jimin.

"Aha, apa kalian saat ini kebingungan bagaimana melamar kekasih kalian itu?" Tanya Eunwoo, sontak saja membuat Jimin dan Taehyung menjawab ya.

"Ya benar!"

"Mungkin Lisa bisa membantu kalian, aku akan menanyakan kepadanya." Bantuan itu sungguh membuat Jimin dan Taehyung sangat tertolong.

"Jennie Eonnie, dan Rose memiliki selera berbeda tentang hal yang romantis." Suara Lisa yang terdengar dari Telephone didengarkan baik oleh Jimin dan juga Taehyung.

"Rose pernah bilang kalau dia sangat suka dengan taman bunga yang Jennie Eonnie buat, dia bilang dia suka bunga mawar pink yang rindang ditaman, ah dia juga suka melihat sunset diatas tebing, dia bilang dia menyukai hal itu."

Setelah Lisa mengatakan demikian, Jimin beranjak dari duduknya dan berkata kepada Taehyung.

"Vic, aku harus pergi, aku harus menyiapkan lamaranku, aku akan pastikan kalau aku menikah lebih dulu dibandingkan dirimu!" Seru Jimin, sebelum sempat Taehyung melemparkan bantal sofa Jimin sudah pergi tanpa mematikan panggilan itu.

"Yak Jimin hyung, dia benar benar bersemangat." Kata Eunwoo, membuat Lisa juga terkekeh dengan ekspresi suaminya yang menganga. Apalagi Taehyung yang ingin sekali menggeplak Jimin saat ini.

"Dia memang tidak sabaran, aku tidak akan kalah darinya."

"Jennie Eonnie, dia bilang dia suka pemandangan bintang. Dan pantai Denebolla adalah pantai yang terbaik karna disana sering terlihat Galaxy nyata."

Mendengar itu, Taehyung berterimakasih kepada Lisa, ia kemudian memanggil Hendry.

"Hendry, siapkan helikopter ke Denebolla, dan siapkan keperluan lamaran." Perintah Taehyung yang tiba tiba saja membuat Hendry ajudannya menjadi bingung.

"Tapi yang mulia bagaimana dengan pekerjaan anda?"

"Akan ku kerjakan, saat ini membawa permaisuri jauh lebih penting dibandingkan tugas negara."

Hendry hanya bisa menggeleng mendengar itu.

"Jennie, akan kubawa kembali kau ke Alexandrite." Gumam Taehyung.

Keesokan paginya, sepertinya sudah menjadi kebiasaan Jennie pergi menyiram tanaman. Apalagi dirinya yang bagian dari bumi sekarang sudah sangat menyatu dengan pohon pohon yang ada ditanah.

Suara air gemericik disetiap dedaunan membuat para pelayan menatap putri Denebolla itu dengan terlena.

Kai yang melihat adiknya pagi itu setelah latihan mereka memutuskan menikmati waktu sarapan di gasebo bersama dengan ayah dan bundanya.

Top kini menatap Sandara seperti ingin membicarakan sesuatu.

"Jane, apa kau tidak ingin mengunjungi tempat di Denebolla?" Pertanyaan Sandara membuat Jennie ingat, dulu ia sering sekali menikmati waktu sendiri setelah melakukan pekerjaan yang berat.

Ia jadi teringat dengan pantai milik keluarga kerajaan, itu adalah pantai yang sangat indah butuh perjalanan kesana, dan perjalanan itu adalah perjalanan yang baik.

"Aku mungkin akan mengunjungi pantai milik keluarga kita ayah, aku sudah lama tidak menikmati waktuku disana." Salah satu impian Jennie adalah memakai bikini disana.

Yaah karna disana termasuk privat, Jennie bisa menikmati itu tanpa takut orang lain melihatnya.

"Baiklah, kalau kau ingin pergi, kau bisa pergi kesana Jane." Kata Sandara.

"Yah, mungkin aku akan kesana ibu."

Top tersenyum penuh arti, tapi Jennie tidak mengerti apa yang akan terjadi nanti disana.

Selir Yang Terabaikan [Taennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang