part 10

5.2K 800 41
                                    

●●♡●●

Jennie memandang Lisa entah kenapa perasaannya tak enak ketika Lisa berkata kalau dia ingin mendekati Jaehyun. Tapi dia tak bisa berkata hal itu takut Lisa akan marah dengannya jadi ia hanya bisa diam, padahal dari tadi dia kepikiran dengan gelagat Jaehyun yang aneh, intinya ketika mereka kembali Jennie memiliki firasat yang sangat buruk bagi Lisa.

"Kau memikirkan apa Jane?" Tanya Lisa membuat Jennie yang menatap keluar jendela dimana hari sudah siang pun berkata kepada Lisa.

"Lisa, bisakah kau tidak keluar nanti malam, aku mempunyai firasat yang sangat buruk terjadi nanti malam." Ungkap Jennie.

"Itu hanya firasat tenanglah Jane, aku akan baik baik saja." Jawab Lisa dengan mantap.

"Tidak kau harus berjanji tak akan keluar nanti malam."  Kata Jennie dengan sangat memaksa.

"Baiklah aku akan melakukan apa yang kau pinta, jadi sekarang tenanglah."

Jenniepun tenang karna itu, ia lega setidaknya Lisa telah berjanji padanya, sesampai diistana mereka menuju ke menssion mereka masing masing.

Karna Jennie lapar dia akhirnya memilih bahan makanan setelah membersihkan dirinya dan memakai pakaian yang santai.

Sementara itu Victor baru saja menyelesaikan rapatnya yang sangat lama, kini Eunwoo dan Jimin menatapnya aneh.

"Kau seperti menanti nantikan sesuatu?" Ungkap Eunwoo.

"Benar, apa yang kau nantikan?" Kepo Jimin membuat Victor menagap mereka datar.

"Ada sesuatu yang harus aku urus, kerjakan berkas di meja ku itu semua tinggal di revisi." Kata Victor meninggalkan Eunwoo dan Jimin dengan raut kesal mereka.

"Lalu bagaimana dengan pengintaiannya?!" Teriak Eunwoo. Mengingat pemberontak masih berkeliaran di istana.

Victor pun mengambil Havoboardnya memakai pakaian biasa dan tak mencolok seperti saat ia menemui Jennie terakhir kali, dia ingin melihat Jennie untuk sekali lagi apakah Jennie akan mengenalinya kali ini atau tidak.

Pergi ke menssion itu melewati gang belakang dia melihat seseorang membuka jendela dari dapur, disana Victor dapat melihat Jennie yang cantik dengan celemek serta rambut yang dikuncir membuatnya semakin cantik.

Karna mencium aroma yang begitu enak dia mendekat kearah jendela itu, dan mengintip disana Jennie tengah memasak dengan tangannya sendiri.

"Hua kamchagiya!" Teriakan kaget Jennie ketika melihat Victor berdiri didepan jendela hampir saja membuat tangannya terpotong oleh pisau.

"Lemah." Itu yang dikatakan Victor disaat Jennie tengah bersyukur jarinya tidak hilang.

"Hei! Kenapa kau tiba tiba datang, aku menyuruhmu datang besok!" Kata Jennie.

"Terlalu lama, kenapa tidak sekarang saja." Ungkapan Victor membuag Jennie menepuk kepalanya, mana ada tukang kebun yang menyirami tanamannya pada siang hari.

"Aish, kalau kau menyirami tananamanku sekarang tanamanku bisa mati, kenapa kau sebagai tukang kebun tidak tau!" Ketus Jennie.

"Kau akan terkejut jika tau kebenarannya." Jawab Victor, benar, dia masih menganggap Victor sebagai tukang kebun itu sangat menarik.

"Kebenaran kalau kau bodoh? Tentu aku sudah tau!" Jennie terkekeh setelah itu, ia terus melanjutkan memasak sementara Victor terus memandangi masakan Jennie yang entah kenapa terasa lezat.

"Dari pada disitu lebih baik kau masuk dan makan bersamaku, Gisel sedang pergi jadi aku sendirian bagaimana mau?" Tanya Jennie, dan Victor malah berkata.

Selir Yang Terabaikan [Taennie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang