○♡●
Pagipun menyingsing seperti biasa Jennie bangun lebih awal. Kini dia segera memakai pakaian dan mencuci mukanya, dia ingat dia baru saja menanam bunga dan dia akan segera menyiraminya. Kini dia turun tanpa sarapan, dia memakai hodie dan juga mengubcir rambutnya.
Sesampainya dibawah dia segera meregangkan ototnya.
"Selamat pagi dunia." Ucapnya dia menuju ladang bunganya kemudian menyiraminya dengan air.
Dia pun mendekati salah satu bunga yang sedikit layu dan memetiknya, bunga ini sudah lama karna kemarin dia menanam yang baru.
Selesai itu dia berniat melihat pohon didekat danau dan mengambil air danau untuk menyirami pohon itu. Sesampai disana dia dikejutkan dengan keadaan dimana ranting ranting disana berserakan seperti sudah ada orang yang menebasnya.
Dan ketika dia melihat lihat lagi dia terkejut ketika melihat seseorang tertidur dibawah pohon itu.
"Huaa kamchagiya! Huuh huuh." Kagetnya.
"Ternyata ada orang, apa dia yang diperintahkan oleh Gisel." Jennie malah mengira kalau orang itu adalah tukang kebun yang dikirim Gisel, tapi ini masih terlalu pagi matahari bahkan baru saja menampakkan dirinya.
Karna tak tega membangunkannya, Jennie pun melewatinya dan kemudian mengambil air dari danau, dia juga membawa keranjang beserta sebuah vas, meletakan bunga yang hampir layu dia memberinya dengan air.
Kini dia mengamati orang itu, dia benar benar lelap tertidur. Baru saja Jennie melambaikan tangannya kearah pria itu tiba tiba.
Sreek.
"Kyaa." Jennie ditarik dan kini posisinya tepat dibawah pria itu, mata pria itu menyala seakan akan melihat musuh yang baru saja ditangkapnya. Masih sadar Jennie segera mendorong pria itu dan kemudian membersihkan bajunya.
"Yaampun, seharusnya kau bisa bersikap sopan sedikit sebagai tukang kebun." Ucapnya.
Pria itu yang tak lain dan tak bukan adalah Victor pun menatap Jennie dengan aneh, perasaan menssion ini tidak ditinggali oleh siapapun kecuali pelayan yang membersihkannya. Itupun tak terjangkau.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Jennie masih belum tau, orang didepannya ini adalah kaisar yang ingin dia hindari.
"Siapa kau?" Perkataan Victor yang tak sopan membuat Jennie mengernyit heran, bagaimana bisa seorang tukang kebun tak sopan padanya padahal dia masih seorang tuan putri, kini ia berpikir mungkin karna pria ini belum pernah melihatnya.
"Tentu saja aku yang tinggal disini, akulah tuan putri Jennie." Kini Victor pun berkata.
"Oh kau tawanan ke 15." Tentu saja Jennie menjadi bingung, baru kali ini ada pelayan yang menyebutnya tawanan bukan selir.
"Kau benar, baru kali ini aku mendengar seseorang memanggilku tawanan, biasanya para pelayan akan memanggilku selir ke 15 padahal kaisar bahkan tak menikahiku, memang aneh kan? Oh ya ngomong ngomong kenapa kau datang pagi sekali?" Tanya Jennie, Victor masih tak tau kalau Jennie tak mengenalinya dengan sarkas dia berkata.
"Apa urusanmu?"
"Tentu saja itu urusanku, bukankah biasanya tukang kebun sepertimu datang disaat jam 7 atau jam 8, kau begitu rajin sampai datang jam 6 pagi apa kau sudah sarapan?"
Kini Victor menganga lebar, benarkah? Apa tuan putri Denebola tak tau kalau dia adalah kaisar, dan menganggapnya sebagai tukang kebun, bukankah itu lucu sekali. Baru saja dia akan mengatakan kalau dia adalah kaisar Jennie sudah lebih dulu berkata.
"Aku tau kau pasti belum sarapan, tunggu disini aku akan memasakkan sesuatu untukmu." Jawab Jennie, mendengar kata memasak Victor kembali mengernyit, apa seorang tuan putri bisa memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Yang Terabaikan [Taennie]
FanfictionJennie sangat suka dengan cerita novel fantasi, apalagi novel yang berjudul The King Of Dead, itu adalah salah satu novel yang paling ia suka, novel itu menceritakan tentang seorang gadis pemberani yang menjadi seorang prajurit dan memikat hati sang...