Gagal

209 33 50
                                    


SUDAH DIREVISI


"Ok cukup, akhirnya kita punya bukti." ucap Fahri kemudian Faiza menyudahi kegiatannya dan meng save vidio yang Ia rekam ke galery.

"Udah?" Faiza pun mengangguk.

Setelah meng save vidio yang akan dijadikan bukti itu Faiza berniat memasukan kembali handphonenya kedalam saku celana.

Namun tiba-tiba dari belakang datang sebuah bola yang lumayan kencang menghantam punggungnya.

Bukk...

Faiza tersentak replek tangannya menjatuhkan handphonenya, handphone Faiza jatuh dan menghantam pinggiran got yang sangat keras sampai terdengar bunyi benturan yang terdengar cukup keras.

Lepas itu handponenya nampak jatuh kedalam got, Faiza tidak memperdulikan rasa sakit dipunggungnya ia lebih mementingkan handphonenya yang terjatuh.

Ia terduduk mencoba mengambil handphonenya, sementara di belakang ada dua orang anak kecil yang berlari menghampiri mereka.

"Kak, maaf kak kita tadi enggak sengaja." ucap salah satu anak kecil yang merasa bersalah karena ia sudah menendang bola mengenai punggung Faiza.

"Nggak pa pa kok, dek. Tapi lain kali kalau main bola hati-hati, ya?" ucap Fahri halus sambil mengembalikan bola anak kecil itu.

Anak kecil itu mengambilnya, "Sekali lagi kita minta maaf ya, Kak." ucapnya lagi.

"Iya gak pa pa." ucap Fahri halus sambil mengelus pucuk kepala anak kecil itu yang kira- kira masih berumur sepuluh tahunan.

"Makasih ya, kak. Kalau gitu kita permisi ya, Kak." ucap kedua anak kecil itu kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua.

Fahri terkejut melihat Faiza yang kesusahan meraih handphonenya yang jatuh kedalam got, Fahri mencoba membantunya. Usahanya tidak sia-sia akhirnya handphone itu bisa diambil walaupun dalam keadaan basah, dengan segera Faiza mencoba menyalakannya.

Namun nihil handphone itu tidak bisa menyala, Faiza terus menekan tombol power di handphonenya tapi masih belum menyala juga.

Faiza menepuk-nepuk handphonenya, dan mencoba menggoyang-goyangkannya agar air yang ada didalam keluar, kemudian meniup- niupnya.

Faiza mulai frustasi, "Kak gimana ini?" ucapnya gelisah.

Fahri nampak berpikir, cuman ada satu jalan keluar. Yaitu bawa handphone itu ke konter hp untuk diperiksa jika tidak segera kemungkinan handphonenya tidak akan menyala selamanya.

"Kita bawa ke konter hp aja." ujar Fahri yang disetujui Faiza.

Keduanya nampak buru-buru ke tempat penitipan motor di dekat taman, karena dari rumah mereka membawa motor,  bukan mereka melainkan Fahri dan Faiza ikut nebeng.

Mereka sudah sampai, dengan segera Fahri mengeluarkan motornya dan tak lupa memberikan uang kepada tukang parkir karena sudah menjaga motornya dengan baik.

Faiza langsung menaiki motor tinggi itu, ia sempat kesusahan tapi untungnya Fahri adalah orang yang lumayan peka meski kadang-kadang. Ia memberikan tangannya untuk Faiza pegang dan menjadi penahan saat Faiza hendak naik.

Izinkan Aku Bercadar (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang