SUDAH REVISI
"Setelah kesulitan pasti ada kemudahan, teruslah berusaha dan berdoa karena semua masalah akan selasai apabila kita memasrahkannya semua kepada Allah Swt. Percayalah Allah selalu ada di sisi kita. "
"Assalamualaikum, Bunda." ucap Fahri dan Faiza bersamaan saat memasuki rumah kemudian mereka menyalami Bundanya.
"Waalaikumussalam." jawab Mirna.
"Bun, mau nggak?" tanya Faiza sambil menyodorkan satu buah ice cream strowbery kesukaan sang Bunda.
"Mau! Makasih sayang." ucap Mirna sambil menerima ice cream pemberian dari anak bungsunya.
"Ayah kemana, Bun?" kini Fahri yang giliran bertanya.
"Ayah lagi dibelakang! biasa, lagi ngasih makan burungnya, noh!" jelas Mirna sambil menunjuk kearah keberadaan sang Suami.
Faiza dan Fahri hanya manut mengikuti arah telunjuk sang Bunda sampai akhirnya menemukan Maulana yang sedang asyik memberi makan burung kesayangannya.
"Yaudah Bunda mau masak dulu, ya." pamit Mirna.
"Iya Bun, Iza bantuin ya?" tawar Faiza.
"Ouhhh.., boleh banget dong." jawab Mirna dengan senyum sumringahnya.
***
Kini keluarga kecil Faiza sudah selesai makan malam, seperti biasa Faiza membantu Mirna untuk membawa piring kotor kedapur dan kemudian mencucinya. Sedangkan Fahri dan Maulana berpindah keruang keluarga untuk melanjutkan kegiatan menonton televisi yang sempat tertunda tadi.
Selesai membersihkan piring-piring kotor, Faiza dan Mirna ikut menyusul ke ruang keluarga sembari membawa beberapa camilan dan kopi juga teh, kopi untuk Maulana dan teh untuk Fahri tentunya.
"Ini, Kak." ucap Faiza sambil menyodorkan segelas teh hangat kesukaan sang Kakak.
"Makasih, Dek. Tumben baik?" jawab Fahri tak lupa dengan ledekannya. Sungguh Kakak yang menyebalkan.
"Yehhh.., Aku emang baik dari dulu kali, baru sadar?" judes Faiza, Fahri terkekeh.
"Kak, doyan banget si, usilin Adeknya!" omel Maulana.
"Gemes, Yah. Kalo liat Faiza ngambek gitu." jawab Fahri sambil cekikikan.
"Hah, gemes?" tanya Faiza sok polos.
Tangan Faiza bergerak cepat menggelitiki perut sang Kakak. "Nah, ini nih baru gemes!!!" tambah Faiza sambil terus menggelitiki Fahri.
"Buahhhaahahahah....... Dek, geli, Dek." rengek Fahri.
"Ampun...ampun.." tambah Fahri sambil mencoba untuk lepas dari gelitikan maut Faiza, sampai akhirnya Fahri berhasil lepas dengan sekuat tenaga Ia berusaha berlari meninggalkan Faiza. Akhirnya terjadilah aksi kejar-kejaran antara Fahri dan Faiza.
"Itu anak berdua, udah gede masih aja main kejar-kejaran." heran Maulana dengan tingkah kedua anaknya.
Mirna menggelengkan kepalanya heran. "Aku juga gak abis pikir sama mereka berdua, Mas. Tiap hari berantem terus kerjaannya." kekeh Mirna sambil melirik Fahri dan Faiza yang masih anteng saling kejar - kejaran bahkan lebih parah sekarang rumahnya sangat amat bising akibat teriakan dari Faiza yang geram karena tidak bisa menangkap Kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Bercadar (END)
Teen Fiction#Karya 1 "Ayah?"Ucapku. "Mmmm...Apa Sayang?" jawab Ayahku. "Mmmm...Ayah apakah Aku boleh memakai cadar?" tanyaku, ku lihat raut wajah Ayah. "Apa? Apa hijab lebarmu itu belum cukup?" Ayahku menatap tajam kearahku. "Aku hanya ingin menyempurnakan pak...