Di Culik

197 31 37
                                    



Semburat senja nampak terlukis dengan indahnya di atas langit, warnanya yang orange namun agak kekuningan membuat netra tidak berkedip melihatnya.

Sayangnya semburat cantik itu hanya hadir sesaat dan setelah itu Ia akan pergi bersama dengan datangnya kegelapan malam.

Senja memang indah, namun kedatangannya hany sesaat. Ia tidak menjanjikan akan datang dihari esok, karena bisa saja esok Ia tidak hadir lagi karena ada mendung.

Aisyah baru saja selesai membantu Umminya memasak didapur. Meskipun tangannya masih belum lihai dalam meracik bumbu - bumbu yang tersaji didapurnya, tapi semangatnya untuk belajar memasak menjadi salah satu alasannya kenapa Ia berada disana dan tak lupa juga karena untuk membantu sang Ummi tercinta.

Hari ini hari yang cukup padat dan sangat melelahkan bagi Aisyah, siang tadi Ia baru saja mengikuti sidang yang Alhamdulillah sidang berjalan lancar dengan semestinya.

Rupanya waktu Aisyah dikampus hanya tinggal menghitung hari dan setelah itu Ia berhasil keluar dengan menyandang gelar sebagai seorang sarjana.

Aisyah rasa waktu berjalan sangat cepat, umurnya pun sekarang sudah menginjak usia dua puluh dua tahun.

"Kak, kok bengong?" tanya Umminya---Kanya Dewi yang kerap disapa Kanya.

Aisyah tersenyum namun tidak dalam balik cadar, karena Aisyah membuka cadarnya ketika berada didalam rumah dan akan memasangnya kembali jikalau ada tamu saja.

"Aisyah gak nyangka aja Mi, seminggu lagi Aisyah wisuda." ucapnya seraya dibarengi dengan kekehan.

Tangan Kanya terangkat guna mengelus pucuk hijab sang Anak, dari sorot matanya nampak sekali rasa bangga kepada Anak Gadisnya itu, "Gak terasa bentar lagi Kakak bakal nikah." guraunya.

Aisyah terkekeh, "Ah, Ummi bisa aja." Aisyah malu, mungkin pipinya sudah memerah sekarang.

"Tapi nikah muda itu bagus loh, Kak?" rayunya.

"Jodohnya aja belum keliatan, Mi." jawab Aisyah seadanya.

"Jodoh Raka juga belum keliatan Mi." Raka ikut nimbrung.

"Kuliah dulu yang bener, baru mikirin jodoh." ejek Aisyah sedangkan Raka hanya menunjukan deratan giginya.

"Dek?" panggil Kanya.

Raka menoleh tangannya yang sedang memegang gelas pun Ia taruh, "Iya Mi."

"Besok Kamu kuliah gak?" tanyanya.

Raka berpikir sejenak, "Ada sih Mi, palingan pagi itu juga cuma sebentar." jawabnya.

"Besok antar Ummi ke rumah teman Ummi ya?" 

Raka mengangguk, "Apa si yang enggak buat Ummi." ujarnya kemudian meminum segelas air yang sudah Ia tuangkan sedari tadi tak lupa Ia duduk terlebih dahulu.

Aisyah tersenyum melihat Raka yang sudah tumbuh dewasa bahkan Ia sangat menyayangi Umminya.

"Kak?" panggil Raka kepada Kakaknya.

Izinkan Aku Bercadar (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang