Tokk...
Tokkk...
"Permisi."
"Iya, sebentar." sahut seseorang dari dalam.
Krekkk...
"Iya, ada apa ya?" tanyanya heran.
"Dengan Mbak Aisyah?" tanya orang itu.
Aisyah mengangguk, "Iya, dengan Saya sendiri."
"Ini Mbak, ada kiriman bunga buat Mbak." lantas Pria berseragam itu menyerahkan sebuah buket bunga kepada Aisyah.
Aisyah mengerutkan keningnya heran, "Dari siapa, Mas?" tanyanya.
"Saya diamanahkan oleh yang ngirimnya agar tidak menyebutkan nama pengirimnya. Mungkin Mbak bisa lihat di note yang ada di dalam bunga?!"
Aisyah mengangguk, "Mohon tanda tangan dulu Mbak!"
Aisyah kemudian mengambil alih sebuah kertas dan selanjutnya Ia nampak membubuhkan tanda tangannya disana.
"Makasih, Mas." ujar Aisyah.
"Sama - sama, Mbak. Permisi." pamitnya kemudian melenggang pergi dan Aisyah pun segera memasuki rumahnya.
"Wihh...dapat bunga dari siapa, Kak?" tanya Raka kepo saat melihat Kakaknya sedang membawa buket bunga yang lumayan besar.
Aisyah menggedikkan bahunya, "Nggak tau,"
"Coba sini Aku liat." pinta Raka dengan senang hati Aisyah menyerahkan bunga itu kepada Adiknya.
"Happy graduation, from 'R'" gumam Raka.
"Dari 'R'. Siapa, Kak?" tanyanya.
Lantas Aisyah mengambil selembar kertas yang ada digenggaman Raka yang Ia ambil dari dalam buket bunga.
" 'R' siapa ya?" gumam Aisyah juga turut heran.
"Aaa...cieee...yang punya secret admirer." goda Raka.
"Ck, apa an si Kamu? Ciee...ciee...masih kecil juga jangan cieee....cieee - an." umpat Aisyah.
Raka terkekeh, "Wah, kalau kaya gini Aku harus jaga Kakak jauh lebih ketat nih." tutur Raka.
Aisyah menggelengkan kepalanya, "Emang Kakak Ratu Elizabeth apa? pake dijaga segala." keluhnya.
"Iya, Kakak Ratu. Ratu dihatiku eakkkk...." guyonnya yang berhasil mendapat satu pukulan dari Kakaknya.
"Gini nih kalau kelamaan jomblo." cerca Aisyah.
"Idih, kaya dirinya sendiri gak jomblo aja?" umpat Raka. Aisyah hanya terkekeh melihat raut kesal dari sang Adik.
***
Faiza baru saja selesai menyetrika baju yang kemarin Arsen pinjamkan saat Ia hendak ke kampus untuk menghadiri acara wisuda Kakak tingkatnya.
Sebenarnya Bi Inah sudah meminta agar dirinya saja yang mencuci baju itu, namun Faiza menolaknya Ia memilih untuk mencuci, menjemur, dan menyetrika baju itu sendiri.
Semenjak Maulana sakit jiwa dan perusahaannya bangkrut Faiza dan Fahri tinggal bersama Raihan, tak terkecuali bagi Bi Inah. Bi Inah pun ikut turut serta untuk tinggal bersama mereka karena perintah dari Raihan. Kebetulan pembantu dirumah Raihan sedang pulang kampung karena orang tuanya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Bercadar (END)
Teen Fiction#Karya 1 "Ayah?"Ucapku. "Mmmm...Apa Sayang?" jawab Ayahku. "Mmmm...Ayah apakah Aku boleh memakai cadar?" tanyaku, ku lihat raut wajah Ayah. "Apa? Apa hijab lebarmu itu belum cukup?" Ayahku menatap tajam kearahku. "Aku hanya ingin menyempurnakan pak...