It's Me, Vega || 18

76 25 27
                                    

Happy Reading ♡


***

Author POV

Stelah puas menangis, Vega berdiri dan mengusap pipinya yang dibanjiri air mata, gadis itu mencoba menetralkan wajahnya agar tidak terlihat menyedihkan, setelah itu pergi dari taman dan akan kembali ke  kelas. 

Saat berjalan di koridor sekolah, entah mengapa tatapan aneh dari seluruh siswa di kelas seolah menatap Vega dengan tatapan yang sulit diartikan, seperti tatapan yang pernah ia dapatkan saat di SMP dulu. 

Friska dan Jessica dua gadis yang juga kakak kelasnya itu menatap yalang Vega saat ini. Friska, Jessica dengan teman-teman lain yang mengikuti kedua gadis tersebut menghambat jalan Vega yang akan menuju kelas.

“Ada apa ya ka?” Tanya Vega.

Siswa lain yang melihat kejadian tersebut ikut mengerubungi Vega, mading yang tadinya dipenuhi siswa pun kini beralih untuk menyaksikan situasi apa yang akan terjadi. 

“Awal ngeliat lo gue udah curiga banget ada yang gak beres sama lo.” Ucap Friska kasar sambil mendorong bahu Vega kasar. “Ternyata lo pembunuh ya?” Lanjuta Friska.

Vega terkejut, apa maksudnya?

“Gak usah sok lugu dan gak usah pasang muka melas lo deh.” Sahut jessica. “Tuh!!” Jessica melemparkan potongan kertas yang tulisannya—

Vega menegang seketika.


Membaca secarik kertas tersebut, itu adalah potongan diary Zahra yang mengungkapkan kekecewaannya pada Vega. 

“Tega banget lo, udah tau keadaan temen lo, malah lo gibahin, pura-pura baik lagi.”

“Lo dapet dari mana ini?” Tanya Vega.

“Ada yang pasang di mading, satu sekolah udah tau kalo lo itu PEM BU NUH !!!” Jawab Friska menekankan kata pembunuh.

“Ini Cuma potongan diarynya, yang sebenernya gak gini.” Vega mencoba memberikan pembelaan.

“Masih aja ya lo ngelak.” Jawab seseorang, yang tak lain adalah Felin.

Felin memecah kerumunan dan berheti tepat di depan Vega. “Setelah lo nambahin depresi sahabat gue dan buat dia meninggal, lo masih bisa senyum-senyum bahagia? Gue gak akan biarin itu.” Felin menatap Vega yang menundukkan pandangannya kebawah. “Kenapa? Malu lo? Malu karna satu sekolah tau kalo lo itu pembunuh?” 

“Gue ga bunuh Zahra, saat itu gue justru lari buat nyelamatin dia. Dia kirim chat ke gue kalo dia—“ 



PLAK !!!



“Berhenti ngelak dan akuin aja semuanya, lo bener-bener orang termunafik yang pernah gue temuin. Apa lo masih hidup kaya gitu? lo gibahin temen lo ke temen yang lain?” 

Vega mengaku salah, ia tidak lagi bisa membela diri. 

“MUNAFIK!!” Felin mendorong kasar tubuh Vega hingga tersungkur di lantai. Vega langsung berdiri dan berbalik dari tempat tersebut hendak pergi dari sana, tapi ia melihat Ninda, Risya dan Alaska Tim sedang menatapnya, tentu saja ada Ilham.

Jujur ia sangat ingin teman-temannya membantu, tapi itu tentu saja tidak  mungkin setelah apa yang ia lakukan di kantin tadi.

Vega dengan cepat pergi dari kerumunan siswa tersebut, hatinya juga terasa sesak melihat Ilham benar-benar hanya menatapnya datar, dengan sambil menahan tangisnya, Vega pergi meninggalkan sekolah, tujuannya adalah pulang kerumah.

It's Me, Vega ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang