It's Me, Vega || 46

49 5 7
                                    


Happy Reading ♡


***

Author POV


3 ,5 tahun kemudian....


Seorang gadis berambut panjang itu tidak hentinya tersenyum. Penantian nya selama tiga setengah tahun terakhir ini akhirnya terbayar. Tiga setengah tahun di Negri Gingseng kini akhirnya Vega kembali dengan dirinya yang baru.

Bagaimana tidak? Penampilan Vega yang sekarang sangat berubah. Vega juga tidak lagi merasa insecure, ataupun trauma, dan segala beban yang ada di dalam dirinya sudah lenyap sekarang.

Tapi Vega tetap Vega yang dulu. Tidak banyak berubah sifatnya, hanya saja segala kekhawatiran dalam diri Vega yang perlahan hilang.

Kini Vega juga mengerti mengapa saat seseorang ingin melarikan diri, mereka akan pergi berlibur atau menghabiskan waktu di negeri orang tanpa seseorang yang di kenal.

Vega jadi sadar, bahwa bumi sangat luas dan orang-orang yang ada di bumi pun beragam, dunia ini benar-benar sangat luas. Vega tidak perlu merasa kecil dengan dirinya, karena dari berjuta orang di bumi tidak akan ada yang seperti Vega.

Dalam perjalanan ini Vega juga belajar tentang kehidupan sosial. Bahwa seberapa keras kita berusaha, pasti akan selalu ada seseorang yang tidak menyukai kita.

Kehilangan juga akan selalu menjadi teman manusia, karena hidup memang tentang datang dan pergi bukan? Vega pun merasa besyukur karena dijauhkan dari teman-temannya yang dahulu.

Dan kamu tau? Vega juga paham bahwa Inilah resikonya, jika kita ingin menjauhkan sircle pertemanan yang tidak sehat, maka kita harus siap tidak memiliki teman disamping kita.

Vega kembali tersenyum, Ninda, Emil dan Risya adalah teman yang Vega miliki. Tidak ada lagi teman Vega yang tersisa, hanya mereka bertiga. Tapi tidak apa, meski sedikit, peran mereka benar-benar nyata. Tidak perlu teman banyak tapi suka menggosip di belakang, Vega bersyukur dugongnya tidak seperti itu.


Sekarang Vega sedang tersenyum di samping makam sahabatnya, Zahra. Vega sudah berjanji bahwa yang pertama akan ia temui saat pulang adalah Zahra. Lagipula, belum ada yang tau kepulangan Vega, karena ia pulang lebih cepat dari yang seharusnya. Hanya Bunda Wulan yang tau, itupun gadis itu meminta Bunda Wulan merahasiakannya.

“Assalamualaikum Zahra.” Vega mengelus nisan yang bertuliskan nama Zahra.

“Ra, aku sadar sekarang kalau dunia ini luas. Ada banyak orang yang lebih dari aku, tapi mereka semua gabisa jadi aku. Kamu tau ga Ra? Aku semakin nyesel karena dateng trelambat waktu itu, dan aku terlambat ngejauhin temen-temen ku yang aneh dulu. Ra, seandainya dulu mental aku sekuat sekarang, aku pasti udah lawan mereka. Maaf lagi  ya Ra, aku gabisa nyelamatin kamu.”


“Vega!!!”

Vega terlonjak kaget mendengar pekikan keras seorang lelaki di tengah makam.

“Gilang gila lo! Ini kuburan tau.” Kesal Vega.

“Kenapa gabilang mau pulang?” Tanya Gilang dengan nafas yang tidak beraturan. 

“Kan gue udah bilang tadi.”

“Maksud gue biar gue jemput di bandara bocil!”

“Jangan teriak-terik ishh.” Vega menabok bahu Gilang keras. Kemudian matanya menangkap gadis cantik berhijab hitam yang berada di samping Gilang.

“Eh? Ini siapa Lang?” Tanya Vega.

“Pacar gue.”

“Hah? Demi apa? Ko mau sama Gilang?” Ucap Vega tidak percaya. Pasalnya gadis tersebut terlihat sangat cantik. Memakai setelan formal dengan pashmina hitam yang terlilit anggun di kepalanya.

It's Me, Vega ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang