It's Me, Vega || 47

56 5 4
                                    


Happy Reading ♡


***

Author POV


“Il.. Ilham?”

“Vega.”

Tanpa berkata lagi Ilham langsung merengkuh tubuh Vega kedalam pelukannya meskipun sedikit sulit karena terhalang Kenan. Tapi ia tidak perduli dan tetap memeluk Vega bahkan mengecup puncak kepala gadis itu.

Vega yang mendapat perlakuan tiba-tiba itu hanya diam. Cukup terkejut tetapi ia juga senang mendapat sambutan hangat dari Ilham.

Ilham terus memeluk Vega. Vega merasa tidak enak karena ditatap dengan tajam oleh gadis yang datang  bersama Ilham.

Dan juga... kasian Kenan woy! kejepit anak orang ini.

“Ilham, kasian Kenan.” Ucap Vega.

“Maaf, aku seneng banget kamu udah pulang. Kenapa ga bilang? Berangkat ga bilang aku, pulang pun ga bilang aku.”

“Maaf, aku takut ganggu kesibukan kamu.”

“Ekhem.” Raina berdehem agar ada yang menganggapinya disini.

Vega menatap ke arah Raina.

Dan seakan mengerti keadaan, Ilham langsung merangkul bahu Vega.

“Ini calon istri gue Vega. Ga, dia temen sekampus aku Raina, kita satu kelompok makanya dia ikut mobil aku.”

Vega mengernyitkan dahinya, ‘apa-apaan calon istri?’ batin Vega.

“Oh, biasa aja tuh, cantikan juga gue.”

“Ga nanya!” Ucap Ilham ketus.

“Nanti gue kirim lewat email aja tugas gue, sekarang lo pulang naik taksi, tuh banyak taksi kan?”

Raina menghentakkan kakinya kesal. Kemudian menjauh dari dua insan yang sedang melepas rindu itu.

Ilham beralih pada Vega.

“Kamu apa kabar?”

“Ham, kasian itu temen kamu.”

“Biarin aja, aku capek kalo deket dia, gasuka.”

“Ini Kenan bisa main dipinggir jalan gimana ceritanya?”

“Gatau aku juga, dia main sendirian di halaman coba.”


Vega pun masuk ke dalam rumahnya. Diikuti Ilham.

“Assalamualaikum.”

“Waalai... Kenan!!” Lina terpekik melihat Kenan di gendongan adik iparnya, kemudan mengambil alih Kenan dan menghujami wajah anak nya dengan ciuman.

“Ko bisa sama kamu si Kenan?” Tanya Wulan.

“Lah aku aja bingung si Kenan main di halaman gaada yang jagain lagi.”

“Dia emang aktif banget semenjak bisa jalan, aku ngeri deh, nanti disekat aja tempat mainnya biar ga kemana-mana.” Ucap Lina.

“Bun, kangen.” Vega memeluk Bundanya dengan sangat erat.

“Hm manjanya, malu tuh ada Ilham.”

“Ayah mana bun? Bang Vigo?”

“Biasa masi di kantor paling nanti isya baru pulang.”

“Masuk kamar gih, taro koper kamu abis itu kita makan.”

Vega mengangguk.

“Hmm tan, izin ikut Vega ke kamarnya ya? Mau ngomong sebentar.”

It's Me, Vega ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang