Happy Reading ♡
***
Author POV
Pukul 05.30 di Bandara.
Vega sudah siap untuk keberangkatannya ke Korea. Wulan, Ardi, Vigo, Lina mengantarkan keberangkatan Vega, tidak lupa juga ada tiga dugong yang ikut bersamanya Ninda, Emil dan Risya.
“Ga, nanti kalau udah sampe sana kabarin bunda ya. Pihak kampus nanti langsung jemput kamu di bandara dan asrama di sana juga udah bunda siapin. Kalo uang kamu kurang bilang bunda ya? Jangan kerja teralu keras. Jangan belajar terlalu keras juga, kesehatan kamu nomer satu sayang, oke?” Bunda Wulan kemudian memeluk Vega dan mengusap sayang kepala Vega. Baru saja ia kembali bekerja dari Singapore tapi sekarang anak gadis nya yang harus mengambil keputusan besar untuk pergi ke Negeri Gingseng itu.
“Siap bunda, Vega pasti sering-sering telpon bunda ko.” Vega tersenyum.
“Ayah gamau banyak khawatir, ayah tau anak gadis ayah yang satu ini selalu bijaksana, princess nya ayah yang selalu ceria, gamau nunjukkin apapun keresahannya. Baik-baik disana ya nak, walaupun ayah tau kamu anak yang kuat, tapi ayah berharap kamu mau berbagi keresahan kamu sama ayah ya?” kemudian Ayah Ardi memeluk Vega.
Vega sangat terharu dengan perkataan ayah nya. Ardi memang jarang terlihat dirumah karena sibuk bekerja. Tapi ia selalu tau apa kegiatan dan bagaimana karakter setiap anaknya. Bahkan selalu pandai menebak ekspresi anak-anaknya.
“Siap hero ku! princess mu ini nanti banyak ngeluh sama my hero.” Vega terkekeh geli dengan jawabannya sendiri.
“Adeknya abang, tolong pulang dalam keadaan baik-baik aja ya.” Ucap Vigo.
“Jangan lupa kabarin kaka juga ya Ga, kita curhatan lagi lewat vidcall.” Ucap Ka lina.
“Aduh pengantin baru, maaf ya jadi Vega ganggu nih, malah nganterin Vega ke bandara.” Vega terkekeh. “Tenang aja Ka Lin nanti kita curhat sampe pagi. Dan abangnya Vega, Vega pasti pulang selamat ko.”
Kemudian Ninda, Emil dan Risya memeluk Vega dengan sangat erat.
“Wehh engapphh.” Vega memukul bahu Ninda, gadis itu yang paling memeluknya dengan erat membuat ia sesak dan tidak bisa bernafas.
“Pokonya gue bakal kangen bangett sama lo.”
“Hua Vegaaaa gue juga kangen nanti.”
Emil yang merasa kedua temannya semakin lebay memilih untuk melepas pelukannya.
“Punya temen lebay bener.” Gumam Emil.
Ninda dan Risya melepaskan pelukannya.
“Gue pergi ya? Jangan sedih ah, jaman udah canggih, ada hp, bisa vidcall.” Ucap Vega.
“Iya Ga, berangkat gih, itu udah pengumuman. Mereka mah lebay banget. Pokonya lo baik-baik disana ya. Jangan lupa kasih kabar, dan cerita sama kita kegiatan lo gimana oke? Awas sampe lo absen ngasih kabar, pulang-pulang gue coret dari daftar temen.” Sahut Emil dengan nada khasnya yang dingin tetapi tetap terdengar khawatir dengan kepergian sahabatnya itu.
Vega mengangguk dan tersenyum.
Vega menghela nafas dan memantapkan hatinya, “Bismillah” Ucap Vega, Kemudian menggeret kopernya untuk Check-in.
Yang lain menatap punggung Vega dengan tatapan yang sulit diartikan. Empat tahun mereka baru akan bisa bertemu dengan Vega lagi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me, Vega ✅
Teen Fiction⚠️ COMPLETED ⚠️ 15+ -------------------- Vega. Bukan seorang gadis populer, cantik, body goals atau apa pun itu. Vega hanyalah Vega. Seorang gadis yang sulit percaya diri. Bersahabat dengan Ninda membuat Vega beruntung dan memiliki beberapa teman. ...