It's Me, Vega || 54

18 4 0
                                    


Ini cerita keseharian Vega yang udah jadi istri :)


Happy Reading ♡




***

Author POV

Dua minggu setelah pernikahan, kini Vega dan Ilham sudah pindah ke rumah yang Ilham beli untuk mereka. Vega sama sekali tidak mengetahui tentang rencana Ilham memberi rumah ini.

Tapi hal itu justru yang membuat Vega kembali merasa bersalah karena sempat berkata bahwa Ilham egois, nyatanya lham selalu memiliki caranya sendiri untuk membuat Vega bahagia.

“Ilham.” Rengek Vega, dan langsung memeluk Ilham saat mereka sudah membersihkan dan merapikan seluruh rumah yang akan mereka tempati ini.

“Kenapa hmm?”

“Makasih banyak banget, kamu mau terima aku yang kaya gini, bahagian aku, kasih aku sesuatu yang diluar ekspektasi aku, aku bahagiaaa banget.”

Ilham terkekeh, kemudian membalas memeluk Vega tak kalah erat. “Udah tugas aku sayang, ini baru permulaan, kedepannya kamu yang akan selalu berjuang untuk kita.”

“Kita?”

“Aku dan anak-anak kelak. Kamu yang akan banyak berjuang, jadi tugas aku untuk kasih kamu kebahagiaan. Bahkan ini gak akan cukup kalo nantinya kamu kasih aku anak-anak cantik dan ganteng,  kamu urusin anak-anak aku, mendidik mereka, urusin aku juga, ya kan?”

Vega semakin terharu, sejauh itu pemikiran Ilham tentang pernikahan mereka. Jujur saja, pemikiran vega belum ke tahap itu.

Vega hanya berpikir akan berjuang dulu bersama Ilham, membangun dan mengokohkan cinta mereka.

Tapi ternyata apa yang vega ingin kokohkan itu sudah berdiri sangat kokoh. Vega yakin cinta Ilham untuknya sangat besar.

“Aku terharu... hiks..”

Vega tidak bisa menyembunyikan lagi rasa haru nya, wanita itu menangis di pelukan Ilham, “Pokonya makasih, kamu yang akan jadi hero kita nanti.”

Ilham membiarkan Vega menangis kali ini, karena tangisan ini adalah ungkapan kebahagiaan bagi Vega.

*** 

Setelah acara nangis menangis tadi siang. Kini Vega tengah menata makan malam untuk dirinya dan Ilham.

“Ilham, kamu masih kerja?” Vega menghampiri Ilham yang sibuk dengan laptop miliknya di ruang tengah.

Ilham tidak menjawab pertanyaan Vega ia justru memandang wajah Vega dengan raut wajah yang agak kesal?

"Kenapa?" Tanya Vega yang kebingungan dengan tatapan Ilham.

"Panggilan kamu rubah dong, masa Istri panggil nama ke suaminya." Ilham yang semula terlihat kesal berubah menjadi merengek.

"Panggil apa dong? Mas? Kaya yang di sinetron gitu?"

"Mas boleh tuh, aku suka."

"Tapi lidah aku agak aneh manggilnya." Ucap Vega, agak canggung memanggil Ilham dengan kata 'mas'.

Ilham kembali membuat wajah kesal.

Vega yang melihat itu mengusap tengkuknya. Mau tidak mau ia harus memanggil Ilham 'mas' untuk saat ini. Karena tidak sopan memanggil suami dengan nama.

Mungkin nanti saat sudah punya malaikat kecil dikeluarga ini panggilan itu akan berubah jadi ayah, papa, abi? Panggilan itu jauh lebih baik dari 'mas' bagi Vega.

"Iyadeh. Aku ulang ya." Vega menyampirkan rambutnya ke telinga, menghalau rasa aneh ketika akan memanggil Ilham dengan embel-embel mas.

"M... mas."

"Iya sayang?"

Pipi Vega memerah menahan malu. “Makan dulu yuk.”

“Loh kamu masak? Emang ga capek seharian kamu bersihin rumah?”

“Engga dong, yuk makan dulu.”

Vega menarik lengan Ilham, Ilham pun meletakkan laptop dan kertas-kertas nya itu ke atas meja dan mengikuti Vega.

“Duduk sini.” Vega menarikkan kursi untuk Ilham.

Ilham hanya tersenyum menanggapinya.

Kemudian Vega mengambilkan Ilham makanan satu persatu. Jujur saja, Ilham bingung ingin bereaksi seperti apa. Menurutnya Vega tidak perlu sampai seperti ini, tapi di dalam lubuk hatinya Ilham juga sangat suka diperhatikan seperti ini, hatinya menghangat dengan semua perlakuan Vega.

“Makan dong malah senyum-senyum.”

“Makasih sayangnya aku. Kamu juga makan.”

“Iya ini aku makan kok.”

*** 

Pagi tiba. Vega sangat suka dengan kesehariannya sebagai seorang istri.

Seperti pagi ini, sekarang ia sudah sibuk untuk membuatkan sarapan untuk Ilham dan dirinya. Menyiapkan keperluan Ilham ke kantor, dan dia juga akan bersiap mengajar ke sekolah.

Setelah menyiapkan sarapan Vega menghampiri Ilham yang masih tertidur di kamar.

“Mas bangun kamu ke kantor hari ini.”

Ilham yang mendengar suara lembut milik istrinya langsung terbangun dan tersenyum. Ah, ia sangat suka cara Vega membangunkannya, entah bagaimana dengan nada selembut itu Ilham langsung terbangun.

“Iya sayang ini udah bangun. Kamu udah rapih aja, semalem kan-“

Vega langsung membekap mulut Ilham sebelum lelaki itu berkata lebih jauh.

“Mandi ya, abis itu turun kita sarapan.”

“Mowning kisseu.”

“Engga deh bau kamunya.”

“Mana ada sih.” Ilham memanyunkan bibirnya.

“Di pipi aja ya?”




CUP




Ilham tersenyum sumringah, “Makasih sayang.” Kemudain ia pergi ke kamar mandi.

Vega yang melihat itu hanya terkekeh. Ilham tidak jauh beda saat masih berpacaran dulu, sifatnya sangat random. Tiba-tiba sibuk kerja, tiba-tiba badmood, tapi tiba-tiba juga manjanya.

“Sarapan apa hari ini?” Ucap Ilham yang sudah selesai mandi dan mendudukan dirinya di meja makan.

“Taraaa, roti bakar selai kacang kesukaan kamu.”

Ilham tersenyum, “Waaa makasih sayang.” 

Mereka meyantap sarapan mereka dengan sesekali Ilham yang melontarkan gombalan receh kepada Vega.

“Kamu pulang jam berapa nanti?”

“Biasa jam 3 sore, kenapa?”

“Sekarang aku jemput aja ya yang, aku ga tenang kalo kamu pulang naik taksi.”

“Emangnya kerjaan kamu udah beres jam segitu?”

“Gausah pikirin itu, gampang aku atur.”

“Yaudah, aku mah malah seneng dijemput suami ehe.”

Ilham mengusap puncak kepala Vega, “Yaudah yuk berangkat.”


...TBC...


MENUJU ENDING....



👇🏻👇🏻👇🏻
★★★★

-
-

It's Me, Vega ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang