It's Me Vega || 24

85 19 45
                                    

Happy Reading ♡


Maapkan typo 🙏🏻

***

Author POV

Vega hari ini bangun dengan wajah penuh kebahagiaan, seakan semua bebannya mulai terlepas. Kini ia ingin mulai berdamai dengan masa lalu yang selalu menghantuinya, ia akan menjadi orang yang lebih baik lagi. Vega juga sangat bersyukur masih ada banyak orang yang bertahan bersamanya disaat mereka semua sudah mengetahui sifat Vega yang dulu. 

Walaupun teman-teman Vega sempat menjauhkannya, tapi bagi Vega itu tidak penting, yang penting adalah teman-temannya dan orang-orang yang masih bertahan bersamanya saat ini mau menerima sifatnya dan mau bersama-sama menjadi manusia yang lebih baik, bukan menghakimi Vega terus-terusan seperti orang diluar sana.

Vega duduk di meja makan bersama Vigo dan sedang menyantap nasi goreng buatan Vega.

“Lo serem.” Celetuk Vigo di sela-sela kegiatan sarapan mereka. Vigo merasa agak creepy melihat sang adik terus-terusan tersenyum macem orang kesambet kunti kebon. Vega hanya menanggapi sang kakak dengan cengiran pepsod*nt nya.


‘Ting’



Vega dengan cepat melihat notif ponselnya.

Ilham

Jgn naik motor, aku jemput

Okey



“Ilham pasti.”

Vega mengangguk membenarkan Vigo.

“Dijemput berarti?”

Masih, Vega hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya, mengiyakan pertanyaan sang kakak.

Vigo merasa gemas dengan tingkah adiknya. Vigo bangkit dari posisi duduknya, mencubit kedua pipi Vega cukup kencang kemudian membawa piring makanannya ke dapur.

“Sakit bego.” Protes Vega.

Tidak lama setelah itu, mobil Ilham sampai di depan rumah Vega. Vega dengan cepat mengambil kotak bekal nasi goreng dan memasukannya ke dalam tas, kemudian menghampiri Ilham.

Masuk ke dalam mobil, Vega sudah dibuat berdebar. Entah kenapa senyum yang Ilham berikan tepat saat Vega masuk ke dalam mobil membuat hatinya berdebar, Ilham sangat manis, wajahnya yang tidak terlalu putih, lesung pipi nya di sebelah kanan, rambut yang agak panjang tetapi terlihat halus dan rapih.

Wahhhh Vega seperti hanya ingin melihat Ilham seharian rasanya.

“Hey, Vega.”

“Eh iya?” Vega tersadar dari lamunannya, sepertinya mulai sekarang ia harus bisa mengontrol detak jantungnya ketika di dekat Ilham.

“Mau sarapan dulu?”

Vega mengeluarkan bekal dari dalam tasnya. “Aku bawa ini buat kamu.” 

Ilham yang mulai menyetir melirik ke arah kotak makan Vega, seketika ia mengingat sikap nya yang pernah membuang bekal yang Vega siapkan untuknya.

“Maaf.”

“Buat?”

“Waktu aku buang bekal kamu itu aku bener-bener gatau kalo itu dari kamu Ga, dan aku juga waktu itu – “

“Ssttttt..” Vega mengambil satu tangan Ilham yang tidak memegang kemudi, dan kemudian mengenggamnya.

“Aku paham, jangan diinget lagi ya?"

It's Me, Vega ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang