Happy Reading ♡
***
Author POV
Ilham dengan gelisah menunggu kehadiran Vega. Hari ini skripsinya sudah selesai, Ilham hanya tingal menunggu sidang seperti Ninda, Emil dan Risya. Lain hal nya dengan Nuga dan Gilang yang masih diteror dengan coretan. Ilham dan Varo sudah bisa sedikit bernafas lega.
“Lo nungguin siapa si?” Tanya Varo, heran melihat mata Ilham yang selalu mengarah ke arah masuk kantin.
“Vega.”
“Vega udah di depan kampus lagi otw kesini.” Jawab Ninda. “Nah tuh orangnya.”
Ilham tersenyum sumringah saat Vega datang.
“Ilham!!” Bukan Vega, tapi Raina yang entah darimana datangnya. Gadis itu langsung bergelayut manja di lengan Ilham.
Ilham jengah melihatnya, ia menyentak tangan Raina.
Vega tersenyum geli melihat itu. Dulu mungkin Vega akan langsung minder, atau membandingkan fisiknya dengan seseorang yang dekat dengan Ilham. Sekarang tidak lagi, Vega tau dan sadar kalo dia spesial sama seperti yang lain.
“Vega, duduk samping aku sini.” Ilham menuntun Vega untuk duduk di sampingnya.
Vega pun mengikuti saja apa yang diperintah Ilham.
“Gimana Ga kerjaan lo?” Tanya Risya.
“Gue diterima dong, Senin gue udah boleh ngajar. Dipermudah banget karena gue alumni.” Jawab Vega dengan sangat ceria.
"Alumni atau karena yayasan tau lo itu menantunya tante Mira?" Jawab Varo menahan senyumannya.
"Mana ada! Orang gue ikutan tes sama kaya yang lain. Lagian tante Mira gaada ko disana." Ujar Vega, tidak terima kalau keberhasilannya dianggap karena orang dalam begitu.
Ilham menepuk-nepuk puncak kepala Vega, “I know, you can do that!” Ucap Ilham disertai senyuman manisnya.
Vega tersenyum mendapat perlakuan manis dari Ilham. Tapi ia tersadar, gadis yang bernama Raina itu masih menunggu Ilham di belakangnya. Dan tidak ada tempat duduk yang tersisa untuknya. Mengingatkan Vega dengan posisinya dulu, hanya masalah bangku tapi dia merasa sangat tidak dianggap.
“Eh Raina, mau duduk sini?” Tanya Vega.
“Vegaaa.” Rengek Ilham.
Vega menoleh aneh ke arah Ilham yang tiba-tiba merengek, “Apasi?”
“Aku mau deket kamu.”
Vega memutar bola matanya malas.
“Geli gue liat lo Ham! kemaren aja dingin banget. Mode senggol bacok. Ada pawangnya aja berubah jadi kucing.” Jawab Varo sedikit sewot. Padahal dia sama Ninda pun sama.
“Nin kalo bukan pacar lo udah gue tebas palanya.” Jawab Ilham, ketus.
“Raina, kan bangku masih banyak ya? Kamu bisa duduk di sebelah sana noh." Vega menunjuk bangku pojok kantin, "Calon suami aku mau deket aku katanya.”
“Uhuk.. uhuk..” Emil tersedak minumannya sendiri.
“Apaan? Calon suami?” Tanya Ninda.
Raina menatap kesal kearah Vega dan pergi meninggalkan meja mereka.
“Demi alek? Kalian balikaaann?” Tanya Ninda, heboh.
Ilham pun menatap Vega, dengan tatapan terkejut karena tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me, Vega ✅
Teen Fiction⚠️ COMPLETED ⚠️ 15+ -------------------- Vega. Bukan seorang gadis populer, cantik, body goals atau apa pun itu. Vega hanyalah Vega. Seorang gadis yang sulit percaya diri. Bersahabat dengan Ninda membuat Vega beruntung dan memiliki beberapa teman. ...