40. ARGA!

371 26 4
                                    

Happy Reading!

☁️☁️☁️

Dari hari ke hari tidak ada yang berubah bagi Arga, masih sama dengan penyesalan dan hampa karena sosok yang sangat ia sayang itu kini telah pergi.

Meski hatinya menentang bahwa Arasya adalah mantannya, tapi ya mau di apakan?, nasi sudah menjadi bubur. Arga sadar kesalahan yang ia buat terlalu sulit untuk di maafkan.

Seharusnya ia dulu lebih percaya pada Arasya, nyatanya status tidak cukup untuk percaya satu sama lain, butuh keyakinan dari diri sendiri agar saling menaruh kepercayaan.

Dan hari ini adalah hari yang ia tunggu, dimana Arasya akan memberikan jawaban lagi setelah ia mengajaknya kembali bersama. Semoga saja mereka kembali bersatu, semoga.

"Ga,"

Arga menoleh dan tersenyum ketika mendapati Arasya sedang berdiri di sana.

"Gimana?" tanyanya to the point.

"Aku nggak bisa, sorry..."

Air muka yang semula sumringah itu mendadak muram ketika mendengar jawaban Arasya, ini bukan jawaban yang ia harapkan, tapi ini adalah hak Arasya untuk menentukan dan Arga tidak mau memaksakan kehendak.

"Maaf, Ra." Arga menunduk-kan kepalanya.

"Terlalu banyak kesedihan yang aku kasih ke kamu, sampai akhirnya kamu capek dan sekarang kamu udah bener-bener lepas dari aku. Makasih buat beberapa tahunnya, bahagia terus ya, Ra." lanjutnya sambil tersenyum.

Arasya sempat terdiam sebelum mengangguk dan membalas senyuman Arga. Ia bukan tidak mau kembali pada Arga kembali, ia hanya masih kurang percaya dengan Arga, dan takut kejadian lalu akan terulang.

"Makasih juga ya, maafin aku juga Arga. Mungkin selama ini aku belum jadi sosok yang baik buat kamu,"

Arga terkekeh dan mengacak puncak kepala Arasya gemas. Pada akhirnya ia yang harus menelan kepahitan setelah luka yang ia toreh untuk gadis di depannya ini.

"Meskipun kita udah jadi mantan, jangan lupa main ke rumah. Mama, Agra sama Papa kangen nyonya Dirgantara-nya." ujar Arga sambil terkekeh membuat Arasya ikut terkekeh. Panggilan itu masih selalu di ingat oleh keluarga Arga rupanya.

"Pasti kok, aku juga kangen sama keluarga kamu."

Arga mengangguk dan menatap Arasya yang masih tersenyum. Rupanya gadis di hadapannya ini membawa pengaruh besar di hidupnya.

☁️☁️☁️

Arasya keluar dari ruang musik dengan wajah kusutnya, ini sudah jam lima sore dan ia baru selesai ekskul dari beberapa menit yang lalu. Sore ini hujan turun, dan ia senang itu.

"Sya, ayo pulang bareng." ujar Syifa yang berada di sebelahnya.

Mereka memang satu ekskul, tapi Lola da Amanda berada di ekskul yang berbeda dengan mereka berdua.

"Lo duluan aja, Syif." balas Arasya sambil tersenyum.

"Ini ujan, dan udah mau malem. Lo sendiri nanti, gue takut lo kenapa-napa." jelas Syifa.

"Nggak Syif, tenang aja. Udah sana lo pulang, itu Papa lo udah nunggu."

Sedikit ragu dengan keputusan Arasya, tapi Arasya tetaplah Arasya, sangat kerasa kepala.

ARAGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang