11. Satu hari bersama Alaska

372 26 0
                                    

heyyo!, apa kabar semua?
kita ketemu lagi nii, jangan bosen bosen okey.

seperti biasa pencet bintang di pojok kiri bawah dulu sebelum baca oke.

Happy Reading!

️☁️☁️

Ini adalah hari minggu, yang dimana semua orang bersantai, dan berkumpul dengan keluarga, namun Arasya hanya berdua dengan Alaska di rumah, biasanya kegiatan di hari minggu untuk Alaska adalah joging bersama sang Papa dan itu semua tidak berlaku untuk Arasya.

Setelah selesai membuat sarapan Arasya bergegas menuju kamar Alaska untuk membangunkan abangnya yang kebo.

"Alaska!, bangun gak lo. Dari gue mau masak sampai selesai masak belom bangun juga!, bangunn kebo banget sih!!" jeritnya jengah, inilah sisi lain seorang Alaska jika bersama Arasya. Padahal saat bersama Papa dan Mamanya Alaska selalu bangun rajin, namun jika bersama Arasya justru membuat dirinya darah tinggi menghadapi Alaska.

"5 menit lagi." gumamnya membuat Arasya melotot, apa katanya, 5 menit?, bahkan dirinya sudah lebih dari lima menit membangunkan sang abang.

"Bangun atau gue siram pake air panass!" ancamnya, Alaska tetaplah Alaska sudah hapal di luar kepala ancaman demi ancaman Arasya untuk membangunkannya, jelas ia tak takut oleh ancaman itu.

"Bentar lagi." balas Alaska malas dan semakin menenggelamkan badannya oleh selimut.

"Bodoamat ya gue capek!" nyerah sudah Arasya membangunkan Alaska, inilah suasana yang biasa Arasya rasakan ketika pagi-pagi buta ia harus membangunkan Alaska agar bersiap ke sekolah.

Mendengar helaan napas lelah Arasya, akhirnya Alaska tersenyum kecil dan duduk dengan mata terpejam.

"Morningg lil sist!" sapanya masig dengan mata terpejam, membuat Arasya mendelik geli ketika melihat sikap konyol sang abang.

Merasa tak ada jawaban dari Arasya, akhirnya Alaska membuka matanya yang masih berat dan menatap Arasya yang terdiam di depan kasurnya.

"Ko gak di jawab." ujarnya memanyunkan bibir, membuat Arasya bergidik.

"Geli tau gak!, mending lo mandi itu sarapan udah dingin daritadi." usir Arasya.

Mau tak mau Alaska dengan langkah gontainya berjalan ke arah kamar mandi.

☁️☁️☁️

Arasya menatap layar ponselnya, sesekali ia tersenyum kecil ketika Arga membalas pesannya, kebahagiaan kecil yang tak berarti bagi orang lain, justru sangat berarti bagi Arasya. Ketika ia sama sekali tak mendapatkan perhatian dari orang tuanya, dan ia memiliki Arga, Alaska, dan sahabatnya itu membuat Arasya merasakan adanya penyemangat baru meskipun rasanya berbeda.

Arga🙆🏻‍♀️

Gue kesana ya.

NO!
kamu jgn bolos kerja mulu ya.

Kgn.

Arasya tersenyum melihat balasan Arga, singkat, padat, dan mampu membuatnya tersipu malu meskipun Arga tidak bersamanya.

Ish gaboleh!

ARAGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang