4. Terlambat

761 45 0
                                    

hello hello balik lagi guys, seperti biasa don't forget to vote, komen, and share thank u!

Btw happy eid mubarak buat yang menjalankan, minal aidzin wal faidzin ya semua, semoga puasa kita di terima aminn.

Happy Reading!

️☁️☁️

Arasya bergerak gelisah di dalam mobil Lola, ya mereka pagi ini berangkat ke sekolah bersama mengingat Lola juga nginap di rumah Arasya tadi malam.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.55 yang artinya lima menit lagi gerbang sudah di tutup, Lola ini memang kelewat santuy anaknya, sedangkan Arasya sudah kelabakan ketika tahu bahwa mereka berdua Terlambat.

"Haduh Telat dehh kita," ucap Arasya. "Lagian lo mandi lama banget sih La, telat deh jadinya." dengusnya pasrah, sedangkan Lola terkekeh melihat wajah khawatir Arasya.

"Sorry deh Sya, jangan ngambek."

Benar saja ketika mereka tiba di sekolah, gerbang sudah di tutup rapat, akhirnya mereka menunggu Pak Tono satpam di sekolah mereka yang sedang memanggil ketua osis untuk memberikan hukuman.

"Tumben Non Arasya terlambat." ucap pak Tono ramah, Arasya yang mendengar tersenyum ramah dan membalas.

"Ah iya pak, gapapa lah sekali kali ya hehe." balasnya, ya meskipun Arasya marah juga ga akan bikin mereka lolos dari hukuman.

"Non Lola juga tumben." memang ini pertama kali Arasya dan Lola terlambat datang ke sekolah, namun cara pembawaan mereka berbeda Arasya yang panik dan Lola yang bodoamatan orangnya.

"Iya pak." balas Lola sambil terkekeh.

Tak lama akhirnya ketua osis mereka datang dan menyuruh pak Tono membuka pintu gerbang agar mobil Lola bisa masuk.

"Kalian kenapa telat?" tanya Bara.

"Udah deh cepetan hukumannya apa." balas Lola malas yang di angguki Arasya.

Bara Ravindra ketua osis SMA Wilston, di bandingkan dengan teman-teman Arga Bara juga tak kalah tampan makanya cukup banyak penggemar.

"Oke kalian sapu lapangan sampai jam istirahat." balas Bara tenang.

"Lo gila?" tanya Arasya, bayangin aja ya Wilston itu punya lapangan yang gede banget udah gitu lapangannya ga cuma satu tapi ada banyak.

"Gue kasih keringanan deh, sapu lapangan utama aja gausah semua lapangan kalian sapu, lagian itung-itung bantuin pegawai sekolah." balasnya kelewat santuy.

"Astaga Bara, lapangan utama juga gede anjir!" balas Lola kesal.

"Protes terus udah sana!" ucap Bara.

"Awas ya lo, jangankan lapangan muka lo ntar yang gue sapu!" balas Arasya sebal setelah itu berjalan menuju lapangan utama.

Arasya dan Lola terus menyapu meskipun kesal dengan Bara yang hanya bisa komentar dari koridor, dia pikir ga panas apa!.

"Yang bener nyapunya!" teriak Bara dari sebrang membuat Arasya dan Lola mendelik sinis.

"Sya muka lo pucet," ucap Lola panik. "Lo belom sarapan, lo gaboleh kena panas lama-lama Sya." lanjutnya sedangkan Arasya sedang terdiam menahan rasa pusing.

ARAGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang