haloo apa kabar??, semoga selalu baikk.
Maaf jarang up yaa belakangan ini aku sibuk jadi susah untuk up dehh, oh iya sedikit lagi mau tamat nihh nanti aku juga bakal ada cerita baru jangan lupa yaa di baca juga nantiii tunggu teruss okeyy.
btw makasihh buat yang sudah setiaaa huhu aku seneng bangett apalagi yang suka komen makasih yaa aku sampai hapal kalian loh hahaha okei deh gitu aja cuap-cuap nya.
vote dulu!
Happy Reading!
☁️☁️☁️
"Pa, aku rasa papa harus ketemu pihak Zea." ujar Alaska.
Saat ini mereka semua kecuali Arasya sedang berkumpul di ruang keluarga, membicarakan perihal pertemuan di sekolah Arasya kemarin. Mereka merasa bahwa apa yang di lakukan Zea sudah berlebihan, di tambah kecelakaan itu bukan lah hal yang di sengaja. Papa Arasya jelas merasa bahwa ini pencemaran nama baik dan juga tindak kejahatan yang di sengaja karena Zea terus menerus berbicara bahwa orang tuanya meninggal karena kesalahan papa Arasya.
Kalau saja Arasya tidak menahannya mungkin mereka sudah melaporkan Zea ke polisi, karena ia sangat tidak terima kejadian yang sudah lama terkubur harus terkuak lagi, belum lagi ini melibatkan dirinya yang jelas-jelas kejadian itu bukan kesalahannya.
"Mama setuju pa, ini harus di luruskan secepatnya. Kasian Arasya kalo harus jadi korban." balas Dina, setuju dengan perkataan Alaska.
Prayoga membuang napas pelan, benar sepertinya ia harus bertemu oleh orang tua Zea.
"Kalo gitu sore ini kita kesana." ujar Prayoga.
"Kemarin itu orang tua Zea ngotot banget kalo bukan anaknya yang ngelakuin itu, mama sebagai orang tua juga paham rasanya gimana, kalo ada di posisi dia mungkin mama sama gak percayanya, tapi ini gak bisa terus di diemin pa, ini udah keterlaluan, Arasya udah celaka beberapa kali karena dia."
"Iya ma, sore ini kita kesana."
"Aku ikut!" ujar Arasya yang tiba-tiba datang.
"Lo mending di rumah aja." balas Alaska, bukan apa-apa tapi Arasya pasti akan mencegah mereka untuk bertindak tegas dengan alasan bahwa kasihan pada Zea atau mamanya.
"Gak!, pokoknya aku ikuttt," ujar Arasya lagi
Prayoga tersenyum melihat putrinya, tidak ada alasan untuk menolak Arasya meskipun Alaska sudah memberi kode pada mereka berdua agar Arasya tidak usah ikut, tapi Prayoga tidak bisa menolak permintaan putrinya.
"Iya kamu ikut," balas Prayoga membuat Alaska melotot kecil dan mencebik sebal, selalu saja adik kecilnya yang menjadi kelemahan sang papa. Alaska hanya malas jika nanti Arasya melarangnya untuk melaporkan Zea.
☁️☁️☁️
ting tong... ting tong...
"Ya sebentar!" teriak seseorang dari dalam rumah itu.
"Sia--, Arasya?" Bara melihat keluarga Arasya satu persatu degan tatapan bingungnya tapi sedetik kemudian ia tersenyum ramah dan mempersilahkan mereka untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGA (END)
Teen Fiction"Kebahagiaan ataupun kesedihan itu semua hanya bersifat sementara." follow dulu yuk baru bacaa, jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen ya!