20. Bertemu dengan Zea?

283 24 2
                                    

heyo semua, maaf banget seminggu lebih gak update ya, tugas numpuk dan mager banget setiap kali abis nugas niat nulis hehe, maaf ya guys lama bgt, oh iya jangan cuma baca dong harus vote juga supaya aku semangat.

sebelum baca jangan lupa pencet bintang yang ada di pojok kiri bawah.

Happy Reading!

☁️☁️☁️

Hari ini jadwal Arasya kembali kontrol untuk mengecek kondisi ginjalnya dan untuk melakukan cuci darah kembali. Arasya malas sebenarnya tapi mau bagaimana semua bukan hanya demi dirinya melainkan untuk orang terdekatnya juga.

Kadang rasa sakit yang ia rasakn ketika melakukan cuci darah berkurang sedikit karena mendapatkan semangat dari orang yang ia sayang, apalagi kali ini ia di temani oleh Alaska juga, jadi setidaknya ia merasakan adanya semangat baru untuk sembuh.

"Udah siap?" tanya Alaska menatap Arasya yang sedang terdiam lesu, tatapannya menandakan tatapan bosan dan sedih sekaligus.

"Hey semangat, lo pasti sembuh! inget gak ada usaha yang mengecewakan hasil Sya." ujar Alaska kembali memberikan kata semangat pada Arasya.

Arasya berdiri dari duduknya dan menatap Arga dan Alaska bergantian, mereka dua orang yang juga memiliki arti penting bagi Arasya selain sahabatnya.

"Ayo." Arga menuntun Arasya menuju ruang cuci darahnya.

Senyuman hangat dokter Farah menyambut kedatangan mereka bertiga, membuat siapapun pasti sangat bahagia mendapatkan dokter yang sangat ramah dan pengertian seperti dokter farah.

"Sudah siap cantik?" ujar dokter Farah dengan senyuman yang masih mengembang.

"Siap dokter." balas Arasya dengan senyum tipisnya.

☁️☁️☁️

"Gue mau pulang aja." ujar Arasya setelah beberapa jam selesai cuci darah.

"Lo masih pucet banget!, gada pulang pulang!" balas Alaska kesal, adiknya yang satu ini sangat keras kepala.

"Ck, gue gapapa, udah pulang aja kan bisa istirahat di rumah!" ujarnya tak mau kalah.

"Lo harus tetep disini titik!" balas Alaska lagi. Arasya melirik ke arah Arga yang terdiam di samping ranjang rawatnya.

"Aku pulang aja ya?" pintanya pada Arga yang sedang memperhatikan perdebatan kecil kakak beradik itu.

"Gak boleh." balas Arga santai.

"Ish Arga aku gapapa beneran." ujarnya meyakinkan Arga.

"Tetep gak boleh." balasnya membuat Arasya mendengus malas, namun beda dengan Alaska ia justru terkekeh melihat Arasya yang menampilkan wajah malas.

"Diem lo!" ujar Arasya sambil memberikan pelototan kecil.

"Mau apa?" tanya Arga saat melihat Arasya celingukan mencari sesuatu. Arasya yang masih kesal hanya melirik tanpa menjawab pertanyaan Arga.

"Butuh apa?" tanyanya lagi, lagi Arasya pun hanya melirik tanpa minat membalasnya.

Arga menghela napas pelan melihat kekasihnya yang masih kesal.

ARAGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang