47. Akhir Dari Semua

1K 36 9
                                    

apa kabar semuaa? semoga selalu baik yaa

maaf aku baru up, yaudah deh langsung baca aja yaa

Happy Reading!

☁️☁️☁️

"MA!, mama udah liat sendiri gimana Zea tadi?!, apa lagi?, tunggu lebih banyak korban?!, Zea sakit, ma!" Bara terdiam dengan tatapan lelahnya, mamanya terlalu membela Zea meskipun kesalahan yang di buat Zea sudah fatal, dan Bara benci itu.

"NGGAK BARA!, ADIK KAMU GAK SAKIT!" Mama makin terisak kala mengingat kejadian tadi, jujur dirinya juga sama tidak percayanya dengan Bara, tapi ia tidak sanggup bila harus melihat anaknya terkurung di dalam sel.

"Mama, aku tau ini gak mudah tapi apa mama gak kasian liat Zea jadi begini?, aku sayang sama Zea, aku juga gak mau Zea kenapa-napa tapi coba mama bayangin kalo Zea ada di posisi Arasya, apa mama cuma diem aja kalo liat anak mama di sakitin terus terusan sama orang lain?"

"Zea nggak begitu Bara, dia anak baik dia selalu jadi kebanggaan Papa dan Mama!"

"Aku tau ma, tapi Zea harus bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat, biar Zea pengobatan, ma. Aku mohon demi kebaikan Zea."

Bara sudah berulang kali meyakinkan mamanya, tapi mama juga bersikeras bahwa Zea tidak seperti itu, keadaan yang membuat semua makin runyam. Terkadang Bara menyesali apa yang sudah ia katakan pada mamanya, mengingat dirinya hanyalah anak panti yang di besarkan oleh keluarga Zea dan ia tidak punya banyak hak untuk mengatur keluarga ini. Tapi Bara juga merasa kasihan bila mama menjadi seperti ini karena ulah adiknya.

"Mama mau liat Zea sembuh?, mama mau liat Zea yang baik dan penurut kayak dulukan?, kalo mama mau biar Zea pengobatan ma. Ini jalan terbaik buat Zea,"

"Kita belum tau Zea sakit atau ngga Bara!, jangan langsung menyimpulkan seperti itu!"

"Oke, kita ajak Zea untuk cek kondisi mentalnya supaya lebih jelas, gimana?" ujar Bara.

Mama terdiam lalu setelah itu mengangguk setuju, kalau di biarkan juga kasihan Zea dan bagaimana pun hasilnya ia harus belajar menerima kenyataan.

Bara menghela napas lega, akhirnya setelah sekian lama ia membujuk mamanya kini mamanya setuju dengan usul Bara.

☁️☁️☁️

Arasya terdiam duduk di brankar rumah sakit, ia memegang lehernya. Ternyata cengkraman Zea kencang juga sampai rasanya ia kehabisan oksigen tadi, bekas merah tercetak di leher Arasya karena ulah Zea tadi.

"Masih sakit?" tanya Alaska yang sedang memandang adiknya.

"Nggak, papa sama mama mana?" tanyanya.

"Nggak tau, tadi keluar. Lo mending istirahat aja deh gausah banyak ngomong,"

"AL, ASYA GIMANA?!" kedatangan Arga yang tiba-tiba membuat Alaska dan Arasya sedikit tersentak.

"Gue gapapa, lo tuh kalo masuk bisa pelan dikit nggak sih?, gue kaget!" ujar Arasya sambil mengelus dadanya. Arga menghela napas lega.

"Sorry... gue kaget banget waktu denger kabar." Arga meringis pelan.

"ASYAAA" Arasya menatap mereka satu persatu. Kenapa jadi rombongan gini sih yang dateng udah kaya orang kondangan, padahal dia gapapa juga.

ARAGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang