33-12 Roses

1.1K 225 140
                                    

Udah siap baper hmm?
Komentar sama Votenya ok♡?
Happy Reading ♡

_________________________________________

"Karena kamu adalah rumah bagi saya"
~L~

________________________________________
















♧♧♧





"Apa yang kau lakukan di sini hah? Dasar laki-laki tua bangka bodoh yang menyebalkan? Apa? Kau mau marah? Ayok kita duel! Sekarang! " Teriak wanita yang baru saja melahirkan itu dengan semangat membara.

"Hanya karena aku baru saja melahirkan jangan menganggap aku lemah! Aku sedang boring , rada-rada darting, kamu bisa aku banting!."

Sean hanya berdiri tersenyum tipis melihat hal itu. Hal itu membuat wanita itu tambah mengamuk dan memukulinya.

Sean mengantarkan wanita yang telah melahirkan anaknya ke ruangannya.

Lionel menunggu kedatangan pamannya. Bisa-bisanya dirinya tak tau menahu soal hal ini? Sebenarnya Lionel juga tak peduli, namun mengapa harus sembunyi-sembunyi hmm?.

"Ck memalukan" Ucap Lionel saat Sean tepat berada di hadapannya.

Sean hanya tersenyum misterius menanggapi hal itu. Laki-laki itu sudah akan memprediksi apa yang akan Lionel lakukan saat bertemu dengan wanitanya.

"Kau punya keponakan sekarang Lionel" Ujar Sean dengan suara yang dalam. Laki-laki itu menatap serius Lionel.

Lionel balas menatap tatapan pamannya "Kau takut huh? "

Sean hanya tersenyum miring.

"Saya akan membuat dirinya seperti saya" Ujar Lionel dengan seringai jahat.

Sean hanya tersenyum misterius sekali lagi. Entah apa maksud dari senyuman yang membuat tidak nyaman itu.

"Reflect" Ujar Sean dengan ambigu.

Sean menepuk bahu Lionel dengan pelan.

"Maaf Lionel saya bukan paman yang baik" Ujar Sean dengan mata yang sendu tapi bukan karena telah merubah Lionel seperti ini. Seperti ada sesuatu yang Sean sembunyikan selama ini.

Lionel memasuki kamarnya. Hari yang melelahkan. Dirinya sudah pulang diantar oleh Gibran dan Sakura juga sudah diantar.

Dirinya menghembuskan nafasnya kasar. Dirinya memijat kepalanya dengan pelan lalu mencari sesuatu di dalam laci di kamarnya.

Dirinya meminum beberapa pil penanang agar tak terlalu dihantui oleh mimpi buruk tentang masa lalunya.

Dirinya menatap langit-langit kamarnya. Sedangkan berpikir soal rencananya besok. Lionel tersenyum kecil.

Besok mungkin akan jadi hari yang cerah.

Keesokannya Lionel bangun dari tidurnya dan melakukan aktivasinya seperti biasa. Namun bedanya hari ini dirinya menyempatkan diri untuk mampir ke toko bunga dan membeli beberapa bunga.

Menggelikan huh?.

Dirinya menyimpan bunga itu di dalam tasnya dan berjalan memasuki sekolah dengan gaya andalannya. Cuek dan tidak peduli dengan keadaan sekitar ,mau ada yang otaknya tergiling dan hancur di depannya juga buka urusannya kan?Atau apakah dirinya harus menonton hal itu sambil memakan popcorn? Ide yang bagus.

L:falling love with psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang