36-I'm Not Cinderella (2)

786 146 66
                                    


Jangan lupa vote dan komentar kalian
Masih setia nunggu kan ♡
WARNING! ADA BANYAK ADEGAN KEKERASAN DI PART INI!

»»——⍟——««









Clara memasuki rumah yang dulu dirinya tempati dengan perlahan. Rumah yang memiliki banyak sekali memori buruk pada dirinya. Gadis itu masuk dengan ramah, seperti seorang Lala yang dulu.

"Bagus, si jalang udah pulang! " ucap Ibu tirinya dengan kesal.

"Lonte! " ucap Alexa merendahkan.

Lalu Kinar dengan kesal mengambil pakaian-pakaian Clara yang sudah dibungkusnya dan merobek-robek baju itu dengan gunting.

"Bu, baju aku jangan dirusakin, " pinta Clara dengan suara lirih.

"Diem deh bangsat! " umpat Alexa pada Clara yang berdiri menatap nanar kejadian itu.

Lalu Alexa menatap Clara sinis dan melepaskan heels kaca milik Clara dan memecahkan ujungnya. Kinar merobek baju Clara yang gadis itu gunakan dan sudah tak berbentuk sekarang.

"Tolong, berhenti! " ucap gadis itu menahan isakan.

Lalu kedua manusia itu tertawa setelah melakukan hal itu dan Clara-pun ikut tertawa yang membuat kedua perempuan itu menoleh bingung. Semakin lama tawa gadis itu semakin keras dan memekikkan telinga. Gadis itu pasti sudah gila.

Clara tersenyum lalu berlari menerjang Kinar dan langsung menusuk kedua bola mata itu menggunakan ujung dari heel miliknya. Clara mulai mengambil sebelah heels  miliknya yang masih utuh dan menusuk perut ibu tirinya yang menyiksa dirinya selama bertahun-tahun itu berkali-kali.

Clara Pov

Aku menatap ujung sepatu kacaku yang pecah. Hmm itu terlihat tajam, sepertinya itu sanggup untuk merobek-robek wajah ibu tiriku sampai hancur. Apakah bisa? ah lebih baik kucoba saja.

Mari kita coba!!! .

Jleb

Aku menusuk pipinya sampai cairan merah itu keluar. Ahhh indah sekali. Kudengar dia mengerang, ternyata dia belum mati!. Ini akan lebih asik hahahaha.

Kres

Aku merobek bibirnya. Dia menangis! hahaha lucu sekali padahal aku hanya merobek bibirnya. Rasanya seperti merobek sebuah Squishy, kenyal dan sensasinya menyenangkan. Aku baru tau ternyata memotong bibir manusia lebih menyenangkan dari pada menggunakannya untuk berciuman.

"Kenapa kamu nangis? " tanyaku sambil mengusap air matanya yang terus mengalir.

Aku tersenyum manis pada dirinya. Herannya dia semakin menangis. Aku mengambil sepatuku yang masih utuh, aku tersenyum padanya sekali lagi.

"Terimakasih bu, sudah merawatku dengan penuh cinta, " ucapku dengan senyuman lebar.

"Aku punya kado buat ibu, " ucapku sambil memandang sepatuku.

Bruk

Bruk

Bruk

Kuhantam sepatuku pada gigi-giginya dengan kuat berkali-kali,aku terlalu menikmatinya sampai tak tau sudah keberapa kali aku menghantamkannya . Gusinya mulai berdarah dan sepertinya gigi-gigi itu sudah goyang, hahaha aku akan menyimpannya sebagai koleksi.

Dia menangis kencang, mencoba berbicara seperti mengatakan maaf? ternyata dia bisa mengatakan itu juga? sudah terlambat bu! waktunya bersenang-senang sekarang.

L:falling love with psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang