3-Death Note

1.5K 197 97
                                    

Tarik nafas siapin batin dulu oke?

Jangan lupa buat tinggalin vote dan komentar kalian untuk part ini🖤❤

Happy Reading 🙌

______________________________________________







Lionel memasangkan jam tangannya ke pergelangan tangannya. Dirinya menatap pantulan bayangan miliknya di cermin yang terpampampang jelas di kamar pribadi miliknya.

Setiap melihat cermin Lionel selalu teringat kejadian saat William menyelamatkan dirinya. Cowok itu menyambar hoodie nya yang ada dalam lemari khusus untuk menggantungkan semua hoodie dan jaketnya.

Cowok itu memiliki begitu banyak jaket dan Hoodie namun semua di dominasi oleh warna hitam. Warna yang cukup kuat untuk menggambarkan sifat Lionel.

Lionel dengan wajah datarnya menuruni anak tangga satu persatu. Dirinya melewati Sean yang sedang duduk menikmati kopinya di meja makan.

"Sarapanlah".Ujar Sean dengan nada tegas nan dingin seperti biasanya.

" Tidak".

Tanpa berhenti ataupun menoleh ke arah Sean. Cowok itu terus berjalan tegap seperti biasanya.

Sean memandang punggung Lionel yang makin menjauh. Dirinya sadar betul bagaimana pun sifat dan perilaku Lionel itu adalah akibat dari perilaku Sean sendiri.

Sean tak bermaksud untuk membuat Lionel menjadi penjahat gila yang haus darah. Yang suka membunuh tanpa belas kasihan. Dirinya hanya ingin Lionel menjadi kuat dan tak lemah.

Tapi dendam Lionel sepertinya membuat dirinya buta akan segala hal. Buta akan kasih sayang dan buta akan belas kasihan.

Lionel menyalakan mesin motornya. Dengan cepat memakai helm fullface nya dan melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Lionel itu terlalu suka bermain dengan maut. Dirinya bahkan tak peduli jika harus mati karena kepala nya terlindas truk atau terhempas pada pembatas jalan dan membuat dirinya batuk darah.

Dirinya sampai ke sekolah tak sampai limabelas menit. Saat dirinya membuka helmnya semua mata yang tertuju padanya langsung terpukau.

"Kalau Lionel itu malaikat pencabut nyawa! Nggak papa gw rela mati asalkan itu dia".Ujar seorang gadis yang tak Lionel kenal.

Dirinya jelas mendengarkan ucapan berlebihan cewek itu yang berjarak beberapa meter darinya. Namun Lionel mengacuhkan nya karena jika Lionel benar-benar membunuhnya di pastikan cewek itu akan berteriak minta di ampuni dan di bebaskan.

Lionel berjalan meninggalkan parkiran. Matanya setajam silet, langkahnya tegas dan pasti. Auranya terlalu gelap sehingga membuat orang-orang di sekitar nya merasa tak nyaman. Bahkan untuk mencari masalah dengan dirinya saja hanya dengan tatapan matanya bisa membuat nyali orang itu langsung ciut.

Lionel itu pria cuek misterius yang berbahaya. Mungkin itu adalah gambaran Lionel di mata orang-orang.

"Pagi Lionel".Sapa Sakura yang menyamakan langkahnya sejajar dengan Lionel.

Lionel hanya melirik Sakura menggunakan ekor matanya. Dalam hati ingin sekali dirinya melemparkan gadis ini ke kandang buaya miliknya.

" Lo udah sarapan belom? Sarapan bareng yuk".Sakura tersenyum manis.

Lionel menatap tajam cewek Jepang-Indo ini. Sakura itu terlalu berisik dan Lionel tak suka.

"Ayokk! Sarapan bareng gw".Sakura menarik tangan Lionel tapi langsung di hempaskan oleh cowok itu .

L:falling love with psychopath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang